PLTU Batu Bara Berhenti Total di 2056
KEPALA Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menyatakan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara akan hilang atau berhenti total di Indonesia pada 2056. Itu merupakan skenario yang dimiliki pemerintah dalam rangka pemenuhan komitmen nol emisi di 2060.
"Kalau yang eksisting skenario sekarang, menurut umur dari PLTU yang ada sekarang, 2056 adalah tahun di mana kita tidak ada lagi PLTU batu bara," ujarnya dalam side event G20 Seminar on Strategic Issues in G20: Exit Strategy & Scarring Effect, Kamis (17/2).
Pemerintah, kata Febrio, saat ini sedang menyiapkan strategi untuk mempercepat transisi energi. Hal itu dilakukan melalui pembangunan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) dan mengurangi penggunaan batu bara secara bertahap.
Percepatan itu akan dirumuskan melalui energy transition mechanism yang akan mengaitkan pembangunan EBT dengan mengurangi pemanfaatan batu bara. Dus, nantinya dalam proses mengurangi emisi, pemerintah tak hanya fokus pada pembangunan EBT semata, tapi juga mempercepat pengurangan pemanfaatan batu bara.
Hal penting yang juga sedang dikalkulasikan oleh pemerintah, kata Febrio, ialah memastikan sisi supply dan demand pada EBT. Pemerintah tak ingin pembangunan EBT justru menjadi bumerang lantaran tak ada pasar yang menyerapnya.
"Kita ingin pastikan supply dan demand listrik terjaga. Jangan sampai kita paksa PLN untuk beli listrik dari pembangkit EBT tapi demand tidak naik, rugi PLN. Kalau rugi PLN, maka rugi APBN," jelas Febrio.
Baca juga: Stok Batu Bara Untuk PLTU di Babel Aman untuk Sebulan Saja
Sedangkan dalam upaya pengurangan pemanfaatan batu bara, pemerintah juga perlu mengompensasi PLN. Menurut Febrio, hal tersebut akan membutuhkan banyak pembiayaan. Alih-alih mengandalkan uang negara, pemerintah juga sedang mencari cara agar pendanaan bisa didapat dari negara lain.
"Ini yang dihubungkan antara facing down coal dengan pembangunan EBT. Ini ada funding yang involve di sini, funding itu tidak harus semuanya ditanggung oleh Indonesia, ditanggung oleh global. ini sedang kita siapkan dalam komunike itu (G20)," pungkas Febrio.(OL-5)
Terkini Lainnya
Batu Bara masih Dibutuhkan dalam Pembangunan Indonesia
Jokowi Perintahkan Menteri-menteri Atur Ulang Tarif Pungutan Batu Bara
KPK Periksa Pengusaha Batu Bara Said Amin Terkait Sumber Dana Mobil Rita Widyasari
Pemprov Kalsel Tata Ulang Izin Tambang Mineral bukan Logam dan Batuan
Dua Investor Proyek Nikel Cabut, Indef: Hilirisasi Tambang RI Dipaksakan
Mempertahankan Batu Bara Dinilai Tingkatkan Risiko Kerugian Ekonomi di ASEAN
Menteri ESDM Dukung Smelter Nikel Ceria Gunakan Energi Terbarukan
Kurangi Ketergantungan Energi Fosil, Indonesia Bisa Contoh Norwegia
Dukung Tujuan SDG's, Uni-Charm Indonesia Beli 143 Unit REC dari PLN
Komisi VII DPR: Pemerintah Tak Perlu Buru-buru Ekspor Listrik EBT ke Singapura
World Water Forum ke-10 Turut Buka Jalan untuk Wujudkan Listrik Murah
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap