Promosi Bersama Produk Kayu Indonesia untuk Rebut Pasar Jerman
PROMOSI bersama para pemangku kepentingan akan dilakukan untuk meningkatkan pangsa pasar produk kayu Indonesia di Jerman.
Promosi yang dilakukan secara konsisten diharapkan bisa membuka pasar Jerman bahwa produk kayu Indonesia sebagai satu-satunya pemegang lisensi FLEGT bisa memenuhi ekspektasi yang tinggi tentang kelestarian produk hasil hutan.
"Kampanye bersama penting dilakukan untuk menggugah pasar Jerman terhadap produk berlisensi FLEGT Indonesia," kata Duta Besar Indonesia untuk Jerman Arif Havas Oegroseno saat membuka dialog antarpelaku bisnis produk kayu Indonesia-Jerman yang difasilitasi KBRI Jerman, Rabu (9/3/2022).
Dubes Havas menjelaskan promosi bersama tersebut juga merupakan amanat dari perjanjian kemitaraan sukarela untuk penegakan hukum, tata kelola dan perdagangan (FLEGT-VPA) Indonesia-Uni Eropa.
Dubes Havas juga menyampaikan tentang Program Kerjasama Indonesia dengan Universitas Freiburg Jerman untuk kajian Potensi Pasar Industri Kehutanan di Eropa, khususnya di Jerman, yang dapat dipasok oleh Indonesia. “Saat ini, kajian masih berlangsung,” jelas Dubes Havas.
Baca juga: Puan: Kelangkaan Minyak Goreng Berkepanjangan Bisa Timbulkan Kegaduhan
Sebagai salah satu negara terbesar di bidang perekonomian, Jerman merupakan pasar potensial bagi Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tahun 2021 lalu nilai ekspor produk kayu Indonesia Ke Jerman mencapai 171,1 juta dolar AS, naik 23,3% dari tahun 2020 yang sebesar 138,7 juta dolar.
Ekspor tahun 2021 ke Jerman di dominasi produk furnitur dengan 73,9 juta dolar AS, disusul dengan panel kayu (37,9 juta dolar AS).
Khusus untuk produk woodworking, data olahan Asosiasi Produsen Kayu Gergajian dan Pertukangan Indonesia (ISWA), menunjukan Jerman ada di peringkat ke-11 tujuan ekspor tahun 2021 dengan nilai 60,5 juta dolar AS dengan rata-rata nilai produk 1.096 dolar AS/m3.
Kelompok produk woodworkinng memiliki rentang produk yang luas mulai dari moulding, housing component, door jam, S4S, hingga wood laminating.
Tahun 2022, ekspor produk kayu ke Jerman menunjukkan tren meningkat dimana pada Februari 2022 ekspor tercatat sebesar 29,7 juta naik 9,83% secara year on year (YoY).
Nils Olaf Petersen, Head of Departement Foreign Trade GD Holz mengatakan pihaknya siap mendukung kegiatan untuk mempromosikan produk kayu Indonesia. GD Holz merupakan federasi perdagangan produk kayu Jerman dengan lebih dari 800 anggota.
Menurut Petersen pasar Jerman sangatlah potensial. "Pasar sangat bagus dan ada peningkatan permintaan untuk produk kayu di Jerman," katanya.
Beberapa produk yang diminati di Jerman diantaranya adalah flooring, woodworking, dan furniture.
Petersen juga mengungkapkan peluang pasar yang terbuka seiring dengan berhentinya pasokan kayu dari Belarusia dan Rusia karena adanya konflik yang melibatkan kedua negara itu dengan Ukraina.
"Belarusia dan Rusia adalah sumber produk kayu softwood, sementara Ukraina menjadi sumber kayu keras seperti Oakwood," kata Petersen.
Saat ini sekitar 14% impor produk kayu softwood Jerman berasal dari Rusia, 14% dari Belarusia dan 3% dari Ukraina.
Sementara untuk jenis kayu keras, Belarusia dan Ukraina masing-masing berkontribusi sebesar 14% dari total impor produk kayu ke Jerman.
Petersen juga berjanji untuk membantu produsen produk kayu asal Indonesia untuk mendapatkan mitra strategis di pasar Jerman.
Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia (FKMPI) Indroyono Soesilo menyatakan pihaknya mengapresiasi upaya yang dilakukan KBRI Jerman untuk mempromosikan produk kayu Indonesia.
Indroyono yang juga merupakan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) menegaskan kesiapannya untuk memperkuat kerja sama dan promosi dengan pelaku usaha di Jerman guna meningkatkan ekspor produk kayu Indonesia ke negara itu.
"Kerja sama dengan mitra di Jerman diharapkan bisa meningkatkan keberterimaan konsumen Jerman akan produk kayu Indonesia, sehingga akan meningkatkan ekspor produk kayu Indonesia", kata dia.
Untuk memperkuat penetrasi pasar Jerman, dalam waktu dekat akan segera digelar pertemuan antara produsen kayu lapis Indonesia dengan anggota GD Holz Jerman.
Turut hadir pada pertemuan daring tersebut perwakilan asosiasi yang merupakan anggota FKMPI yaitu APHI, ISWA, Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), Asosiasi Produsen Panel Kayu Indonesia (Apkindo), Asosiasi Produsen Kayu Ringan Indonesia (ILWA), dan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), serta Asosiasi Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo). *
Terkini Lainnya
Wapres Tekankan 3 Pesan Strategis untuk Pelaku Bisnis Syariah
PLN Dinilai Makin Matang Jalankan Bisnis
3 Tantangan dan Kendala UMKM untuk Bertumbuh
Harita Nickel Bagikan Dividen Rp1,6 Triliun
Gen Z dan Milenial, Ini yang Diperhatikan dalam Memilih Pekerjaan
Melaney Ricardo gandeng Jenama Lokal Crusita Luncurkan Koleksi Wewangian
Sepatu Kulit Eksklusif Produk Lokal Raih Rekor Bersejarah MURI
Produk Hortikultura Dalam Negeri Didorong Bisa Bersaing Secara Global
Dari Rumah Barber di Bandung, Pomade Menford.Id Diluncurkan barbershopindonesia.id
Bantu UMKM, Koperasi Kana Ekspansi di Medan
Wasekjen MUI Kobarkan 'Jihad' Boikot Produk Terafiliasi Israel
Taffware, Brand Lokal dengan Ribuan Produk Inovatif Berkualitas yang Terjangkau
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Gerakan Green Movement Sabuk Hijau Nusantara Tanam 10 Ribu Pohon di IKN
Gandeng Benihbaik, Bigo Live Gelar Kampanye Dukung Yayasan Kanker Indonesia
Bantu Penyandang Penyakit Langka Cornelia de Lange Syndrome dengan Solo Cycling
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap