Calonkan Diri Jadi Anggota DK OJK, Ini Target Dirut BEI
DIREKTUR Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mencalonkan diri sebagai Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2022-2027.
Inarno pun menargetkan pada 2027, kapitalisasi pasar modal Indonesia bisa mencapai Rp15.000 triliun atau 60% dari PDB. Dirinya juga menargetkan rata-rata nilai transaksi harian pada 2027 menjadi Rp25 triliun, dari saat ini pada kisaran Rp13 triliun–Rp14 triliun atau Rp13,37.
Untuk jumlah perusahaan tercatat, Inarno optimistis akan mencapai 1.100 emiten, dari saat ini berkisar 780 emiten. Jumlah investor juga akan digenjot dari saat ini 7,5 juta, kemudian menjadi lebih dari 20 juta investor.
Baca juga: Mahendra Sebut Dirinya Hanya Ingin Posisi Ketua OJK, Tidak yang Lain
Secara garis besar, aspirasi yang Inarno angkat dalam pencalonan dan seleksi calon anggota Dewan Komisioner OJK, yaitu membangun kepercayaan dan optimisme terhadap lembaga pengawas sektor keuangan. Khususnya, dalam membangun pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Dia membagi tantangan pengembangan pasar modal, untuk jangka pendek, menengah dan panjang. Tantangan jangka pendek seperti upaya exit policy sebagai rangkaian pemulihan ekonomi di tengah pandemi covid-19.
"Adapun tantangan jangka menengah, yaitu masih rendahnya literasi keuangan nasional dan rendahnya tingkat pertumbuhan penyaluran kredit perbankan," jelas Inarno di hadapan Komisi XI DPR RI, Kamis (7/4).
"Lalu, belum optimalnya peran pembiayaan di pasar modal, serta kurangnya jangkauan produk dan layanan sektor jasa keuangan, khususnya di UKM," imbuhnya.
Baca juga: Cadangan Devisa Indonesia Turun di Maret 2022
Dalam rencana strategis, berdasarkan makalahnya yang berjudul "Building Trust & Optimism", Inarno mencanangkan 5 pilar sebagai pondasi transformasi kelembagaan OJK, peningkatan produktivitas dan juga tata kelola yang perlu didukung oleh sinergi dan koordinasi kelembagaan.
Pilar pertama, pengaturan mengakselerasi pendalaman pasar melalui keberadaan variasi produk dan layanan jasa sektor keuangan yang efisien. Kedua, meningkatkan akselerasi program terkait ekonomi hijau. Ketiga, penguatan kerangka kebijakan untuk meningkatkan peran pelaku industri dalam pengembangan sektor keuangan dengan best practice dan market conduct.
Lalu keempat, meningkatkan serangkaian upaya perlindungan investor. Terakhir, memperkuat kebijakan layanan keuangan digital untuk penguatan kredibilitas sektor keuangan dan peningkatan kepercayaan masyarakat.(OL-11)
Terkini Lainnya
Seleksi Calon Anggota DJSN Dibuka, 7 Pansel Telah Ditunjuk Presiden
Gugatan Proses Seleksi Sekda Jawa Barat Berproses di PTUN Bandung
Diumumkan Juni, Jokowi Bocorkan Kriteria Anggota Pansel KPK
Sudding Ingatkan Plt Sekjen MPR Segera Seleksi Sekretaris Jenderal Definitif
Kemenag Ajak ASN Ikut Seleksi Terbuka Calon Dirjen Bimas Katolik, Ini Syaratnya
KPK Resmi Buka Seleksi untuk Gantikan Karyoto dan Endar Priantoro
IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Kawasan Asia
Dibuka Menguat, IHSG Diprediksi Hijau Hari Ini
IHSG Menguat Gapai 7.250, Suku Bunga AS Mungkin Dipangkas September
IHSG Ditutup Menguat Lewati 7.200
IHSG Ditutup Melemah di tengah Bursa Asia Menguat
Kontribusi Pasar Modal terhadap Ekonomi Indonesia
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap