visitaaponce.com

Mengupas Strategi Investasi di Tengah Ancaman Resesi

Mengupas Strategi Investasi di Tengah Ancaman Resesi 
Webinar Resesi dan Investasi yang mengupas tuntas strategi investasi apabila terjadi resesi. (Ist)

DI tengah-tengah ancaman resesi akibat perang Ukraina dengan Rusia, dan krisis global di bidang Pangan, Ekonomi dan Sumber Energi, investor harus lebih berhati-hati dalam berinventasi.  

Untuk itu tiga perusahaan di bidang platform aset kripto Triv.co.id, platform investasi emas Indogold, dan juga manajemen investasi Trimegah Sekuritas Indonesia menggelar Webinar Resesi dan Investasi yang mengupas tuntas strategi investasi apabila terjadi resesi. 

Dalam keterangan pers, Selasa (30/8), Gabriel Rey selaku Founder dan CEO Triv.co.id menegaskan, bahwa perekonomian secara global saat ini telah mengalami gejolak ekonomi yang dapat mengakibatkan resesi.

Dirinya menyebutkan sejumlah indikator yang menjadi penanda menjelang resesi di antaranya, penurunan aktivitas ekonomi, penurunan Produk Domestik Bruto (PDB), dan juga terjadinya inflasi.

“Jika dua kuartal berturut-turut penurunannya maka itu tandanya terjadi resesi. Indonesia sendiri masih mengalami pertumbuhan positif dalam dua kuartal terakhir di 2022,” ujar Rey.  

Baca juga: Proyeksi Perekonomian Indonesia Masih Cerah, Investasi Properti Dinilai jadi Pilihan Pas

Rey juga menyebut jika benar terjadi resesi, maka asset kripto juga akan terdampak seperti halnya saham dan properti.

Adapun satu asset yang tidak akan mengalami penurunan di masa resesi adalah emas, dan justru akan mengalami penguatan.

“Itu sebabnya emas disebut save haven,” jelas Rey. 

Adapun jika investor ingin terus berinvestasi di aset kripto maka perhatikan hal-hal sebagai berikut. Pertama lakukan strategi dollar cost averaging (DCA), alias menambah investasi secara bertahap dan rutin di aset kripto yang kuat seperti Bitcoin.

Sehingga saat kelak pasar Bitcoin kembali bullish, yang diperkirakan terjadi di 2024, maka nilai investasinya akan melesat tinggi. 

Di sisi lain jika ingin berinvestasi di asset kripto lain, atau alternative coin (altcoin), maka Rey menyarankan tidak dalam jangka panjang. Bahkan, prinsip berinvestasi di altcoin adalah untuk menambah asset kripto berfundamental kuat seperti Bitcoin.  

Selain itu Rey menyarankan investor untuk berinvestasi di altcoin yang memiliki fitur staking (semacam bunga atau dividen bagi investor yang menyimpan asset kripto tersebut untuk jangka waktu tertentu). Seperti halnya altcoin BNB yang pernah memberikan dividen staking hingga 18% di masa puncak harganya.

“Dengan demikian keuntungan investor tidak hanya dari kenaikan nilai aset kriptonya saja, tapi juga dari fitur staking,” jelas Rey. 

Adapun Indra Sjuriah Founder & CMO Indogold dalam paparannya menguraikan bahwa harga emas dipengaruhi situasi ekonomi dan politik.

Pun demikian, emas terbukti mampu mempertahankan nilainya di masa-masa “sulit”.

“Kita bisa melihat saat Indonesia menghadapi Pandemi Covid-19, serta situasi politik dunia perang Rusia, harga emas sempat naik hingga Rp 1 juta per gram, jadi untuk investasi sangat baik,” jelas Indra.

Indra menyebut dalam jangka panjang nilai emas akan terus naik. “Jadi kalau mau investasi yang aman dalam jangka panjang lebih baik investasi emas,’’terang Indra.

Adapun Chief Economist & Head of Fixed Income Research Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian menjelaskan, meski resesi global dan perlambatan ekonomi sudah terjadi, namun pertumbuhan PDB Indonesia masih positif.

“Selain itu kita yakin negara besar seperti Amerika Serikat dan Cina juga akan melakukan perbaikan ekonomi, sehingga juga dapat memulihkan ekonomi nasional Indonesia,” ujar Fakhrul optimistis.

Sementara itu, Fakhrul tetap menganjurkan untuk mencermati kemungkinan terjadinya inflasi di Indonesia.

“Jika nantinya ada kenaikan BBM maka inflasi juga terjadi. Namun untuk pasar saham, kita dapat memilih sektor yang aman, seperti perbankan dan komoditas,” papar Fakhrul memberikan rekomendasinya. (RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat