Perbaikan Kualitas Kunci Peningkatan Daya Saing Kedelai Lokal
![Perbaikan Kualitas Kunci Peningkatan Daya Saing Kedelai Lokal](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/09/23689f6323ff636d6a3d6ce11b4a1971.jpg)
HARGA dan produktivitas yang kurang kompetitif turut menentukan kualitas persaingan kedelai lokal. Hal itu menjadi persoalan yang perlu diatasi pada komoditas tersebut.
"Peningkatan kualitas kedelai lokal akan membantu meningkatkan daya saingnya, yang pada pada akhirnya akan berdampak pada penyerapan. Kualitas yang lebih baik akan membuka peluang kedelai lokal untuk bersaing dengan kedelai impor, yang selama ini memang mendominasi kebutuhan nasional," ungkap Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi melalui keterangannya, Jumat (9/9).
Terdapat beberapa masalah dalam pengelolaan kedelai di Tanah Air. Yang pertama adalah merosotnya produksi kedelai lokal setiap tahunnya.
Produksi kedelai domestik kian merosot tiap tahunnya. Berdasarkan data USDA, Indonesia menghasilkan 580.000 ton kedelai di 2015 dan merosot 18% menjadi hanya 475.000 ton pada 2020.
Berdasarkan data yang dihimpun CIPS melalui Food Monitor, penurunan ini berbanding terbalik dengan jumlah total konsumsi nasional pada 2020 yang meningkat sebesar 15% mencapai 3.283.000 juta ton dari total konsumsi 2015 yang berjumlah 2.854.000 juta ton.
Beberapa pemicu utama kemerosotan produksi adalah penurunan luas lahan pertanian kedelai hingga masih digunakannya cara konvensional dalam penanaman dan pembudidayaan yang menyebabkan mandeknya peningkatan kuantitas produksi. Luas panen kedelai dari tahun 2015-2021 juga menurun sebesar 20,45%, dari 440.000 hektare menjadi 350.000 hektare.
Selanjutnya adalah minimnya modernisasi pertanian kedelai yang menyebabkan rendahnya produktivitas. Meningkatkan produktivitas kedelai di Indonesia bukanlah hal yang mudah. Selain penurunan luas lahan panen kedelai, rendahnya minat petani untuk menanam kedelai juga menjadi kendala.
Kedelai hingga saat ini masih dianggap sebagai tanaman penyeling karena dianggap kurang menguntungkan dibandingkan dengan tanaman pangan lain, seperti jagung dan padi. Petani kedelai di Indonesia dihadapkan pada kenyataan bahwa ongkos produksi tidak sebanding dengan harga jualnya.
"Inkonsistensi ini menyebabkan input pertanian yang digunakan belum tentu bekerja dengan maksimal sehingga kedelai yang ditanam tidak menghasilkan panen sebagaimana yang diharapkan," tambah Azizah.
Selain minat dan keuntungan yang rendah, petani kedelai juga dihadapkan pada tantangan iklim. Iklim tropis di Indonesia secara umum tidak terlalu cocok untuk kedelai yang hanya tumbuh subur di daerah sub-tropis seperti di Amerika Serikat, salah satu produsen terbesar dan eksportir utama kedelai ke Indonesia.
Para pemangku kepentingan, terutama pemerintah, perlu memperhatikan tantangan pada rentannya rantai pasok kedelai impor, serta perbaikan kuantitas dan kualitas produksi kedelai lokal. Fokus utama pemerintah sebaiknya adalah mempercepat proses revitalisasi dan penguatan rantai pasok kedelai dalam negeri.
Azizah juga merekomendasikan pemerintah untuk fokus pada kebutuhan konsumen dengan memastikan ketersediaan stok kedelai di pasar.
Di saat yang bersamaan, pemerintah perlu menjalankan program intensifikasi, yang tidak membutuhkan lahan tanam tambahan, dengan memastikan akses petani kedelai kepada input pertanian, adopsi teknologi pertanian dan memperbaiki cara tanam yang disesuaikan dengan karakteristik lahan. (OL-8)
Terkini Lainnya
Produktivitas 1.000 Ha Lahan Pertanian di Cianjur tidak Terpengaruh Kemarau
Pesanan 2.000 Ekskavator Haji Isam Terbesar di Dunia, Tanda Kemajuan Pertanian Indonesia
Peluncuran Aliansi Kolibri Jadi Upaya Nyata Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan Sektor Pertanian
Jhonlin Group Teken MoU dengan SANY Group
Jangkau Wilayah Terpencil, Legislator Apresiasi Distribusi BBM Sampai Pelosok
Jokowi: 70 Ribu Pompa Air Dibagikan untuk Atasi Kekeringan
Aprindo minta Pemerintah Jangan Persulit Impor Bahan Baku dan Bahan Penolong Produksi
Mahfud Md Singgung Janji Jokowi tidak Impor Pangan
Anggota DPR Minta Kementan Hati-Hati Kembangkan Kedelai GMO
Nilai Rupiah Melemah, Puan Minta Pemerintah Antisipasi Lonjakan Harga Komoditas
Dolar AS Naik, Harga Pangan yang Masih Diimpor akan Terdampak
Produsen Tempe Akui tidak Pernah Pakai Kedelai Lokal untuk Produksi
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap