Nilai Rupiah Melemah, Puan Minta Pemerintah Antisipasi Lonjakan Harga Komoditas
![Nilai Rupiah Melemah, Puan Minta Pemerintah Antisipasi Lonjakan Harga Komoditas](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/0dcc41d099c37e3b2577ac45ca5f5ec0.jpg)
KETUA DPR RI Puan Maharani meminta Pemerintah mengantisipasi kenaikan harga komoditas akibat menguatnya nilai tukar dolar AS (Amerika Serikat) terhadap rupiah atau melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS.
Salah satu komoditas yang akan terkerek buntut peningkatan nilai Dolar AS adalah kedelai, yang banyak menjadi bahan baku pangan di Indonesia.
"Pemerintah dapat mempertimbangkan kebijakan yang mengendalikan impor barang-barang yang sensitif terhadap nilai tukar rupiah, seperti kedelai yang merupakan bahan baku tahu dan tempe," kata Puan dalam keterangan tertulis, Selasa (23/10).
Baca juga: Rupiah Nyaris Rp16 Ribu Per Dolar AS, Ini Kata Apindo
Menurut data dari Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) terjadi peningkatan harga kedelai di tingkat pengrajin yang membuat harga kedua bahan pangan tersebut melonjak di pasaran.
Harga jual tempe dan tahu di pasaran untuk potongan kecil berkisar di antara Rp2.500 sampai Rp3.000. Sementara untuk potongan lebih besar di antara Rp4.000 sampai Rp5.000.
Pemenuhan Bahan Baku Tahu dan Tempe Dalam Negeri Masih Andalkan Impor
Saat ini pemenuhan kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe untuk dalam negeri masih banyak mengandalkan dari impor. Kenaikan harga kedelai impor ditenggarai akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS yang menjadi rekor tertinggi di tahun ini. Bahkan dalam beberapa hari terakhir, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah hampir mencapai Rp 16 ribu.
Baca juga: Menahan Pelemahan Rupiah, Pengamat : BI Tidak Bisa Sendirian
Mengingat pengaruh dolar AS terhadap kedelai sangat signifikan, Puan pun mendorong adanya penguatan bantuan untuk petani kedelai. Ia meminta Pemerintah untuk melakukan intervensi dalam upaya menggenjot produksi kedelai lokal.
"Produksi kedelai yang meningkat akan berdampak positif pada ekonomi dan ketahanan pangan negara," ujar Puan.
Puan mengingatkan, kedelai tak hanya menjadi bahan baku tempe dan tahu yang merupakan makanan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Ia menilai, peningkatan produksi kedelai lokal juga akan membantu industri pangan lainnya karena kedelai juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan kecap dan pakan ternak.
"Ibu-ibu pasti merasakan dampaknya, karena biasanya tahu tempe disajikan sebagai makanan sehari-hari. Kalau harganya naik, pengeluaran rumah tangga juga akan naik. Perekonomian keluarga ikut berpengaruh," sebut Puan.
Baca juga: Chatib Basri: Kondisi Rupiah tidak Perlu Dikhawatirkan
Puan juga menyoroti kenaikan harga komoditas lainnya seperti cabai yang dapat berdampak terhadap pelaku usaha makanan. Terutama pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
“Pelaku usaha makanan tidak bisa menaikkan harga sembarangan karena bisa berpengaruh terhadap pembeli. Jadi harus ada antisipasi yang memadai agar kenaikan harga pangan tidak merugikan UMKM sebagai penggerak perekonomian negara,” papar Puan.
Di sisi lain, Puan mendukung adanya subsidi dari Pemerintah untuk menekan harga impor kedelai yang akan mengurangi biaya produksi pengrajin. Ia pun mendorong agar subsidi juga diberikan kepada petani sebagai upaya peningkatan produksi kedelai lokal.
"Langkah ini dapat membantu meningkatkan produksi kedelai dalam negeri, yang pada gilirannya dapat mendukung ketahanan pangan dan pengurangan ketergantungan dari impor,” tutur Puan.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Mitigasi Respons Pelemahan Rupiah terhadap Dollar
Ketergantungan Indonesia terhadap kedelai impor terlihat dari stok kedelai di badan urusan logistik (Bulog) yang hanya 0,58 ton. Sementara kebutuhan perbulan diproyeksikan mencapai 212.548 ton.
Berkaca dari fakta tersebut, Puan meminta Pemerintah untuk memfokuskan program swasembada pangan guna mengantisipasi kekurangan cadangan kedelai. Ia mengatakan, swasembada pangan memiliki peranan penting pada ketahanan pangan dan lebih sedikit terpengaruh oleh fluktuasi harga atau pasokan di pasar internasional.
"Dengan mencapai swasembada pangan, kita dapat mengurangi ketergantungan pada impor makanan dan melindungi diri dari potensi kerawanan pasokan makanan yang disebabkan oleh krisis global," urai Puan.
Selanjutnya, Puan mengingatkan Pemerintah untuk menyiapkan berbagai skenario dalam menghadapi kenaikan nilai tukar mata uang asing. Hal tersebut lantaran, kata Puan, kenaikan mata uang asing dapat berpengaruh signifikan dalam berbagai aspek. (RO/S-4)
Terkini Lainnya
Dianugerahi Kartini Award, Puan Tekankan Pentingnya Woman Support Woman
Puan Memberi Sinyal Anies Dipertimbangkan PDIP di Pilgub Jakarta
Puan Ajak Tingkatkan Kepedulian dan Gotong Royong di Momen Idul Adha
Pemerintah Dinilai Saling Lempar Tanggung Jawab Bahas RUU Kontroversial
Puan Yakin Putusan MA Baik untuk Pilkada
Puan Nilai Jokowi dan Prabowo Perlu Bicara Ihwal Penunjukan Kepala Otorita IKN Definitif
Rupiah Menguat Dipengaruhi Inflasi Turun
Rupiah Menguat saat Ekonomi AS Melemah
Rupiah Melemah, Pemerintah Didesak Revisi Aturan Tarif Pesawat
Rupiah Melemah Tertekan Kemungkinan The Fed Tahan Suku Bunga
Pelemahan Rupiah Bebani Industri Penerbangan
Penguatan Indeks Saham Asia Dapat Tahan Rupiah Melemah
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap