visitaaponce.com

OJK Ingatkan Perbankan untuk Perkuat Dana Cadangan

OJK Ingatkan Perbankan untuk Perkuat Dana Cadangan
Petugas menata uang tunai sebelum didistribusikan melalui kantor cabang dan mesin ATM.(Antara)

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan agar perbankan nasional bisa memperkuat dana cadangan untuk menghadapi ketidakpastian pada tahun depan.

Sebab, potensi risiko pada sektor jasa keuangan di 2023 masih ada, seiring dengan melemahnya perekonomian global.

"Tingkat keuntungannya (perbankan ada yang) tinggi pada tahun ini, diingatkan sebagian harus untuk memperkuat juga cadangan," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam seminar, Rabu (21/12).

"Jangan juga terlalu euforia dan langsung membagikan dividen, nanti pada saat kondisi lebih berat, itu (dana cadangan) tidak ada," imbuhnya.

Baca juga: Indonesia Perkuat Investasi agar Aset Negara Produktif

Dari penilaian OJK, Indonesia memiliki dua kemungkinan saat dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi global pada tahun depan. Pertama, kemungkinan skenario soft landing, di mana ekonomi mulai bertumbuh dan tingkat inflasi melandai.

Sektor jasa keuangan, utamanya perbankan, harus bisa mempersiapkan diri untuk aktif terlibat menyokong pertumbuhan ekonomi, termasuk melalui pembiayaan. Pada akhirnya, sektor perbankan juga akan terkerek tumbuh menguat.

Kemungkinan kedua, yakni crash landing, di mana situasi ekonomi dunia terus melambat dan tingkat inflasi terus naik. Kondisi tersebut bakal menimbulkan risiko, karena stagflasi dunia akan berdampak pada kinerja ekonomi nasional.

Baca juga: OJK Nilai Literasi Keuangan Perlu Ditingkatkan

Pada kemungkinan tersebut, sektor jasa keuangan, utamanya perbankan, juga harus bersiap menghadapi potensi kredit bermasalah. Oleh karena itu, antisipasi diperlukan melalui penguatan dana cadangan perbankan.

Adapun kinerja perbankan tahun ini terbilang moncer. Bahkan, sejumlah bank mencatatkan profit yang cukup tinggi. Alih-alih berpuas diri, keuntungan yang didapat itu sebaiknya menjadi bantalan untuk menghadapi risiko pada tahun depan.

"Walaupun pemulihan kredit baik, pemulihan dana pihak ketiga baik, apalagi juga profit barangkali mencatat rekor tertinggi di sejumlah bank, tapi kami ingin mewaspadai hal-hal tersebut," pungkas Mahendra.(OL-11)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat