visitaaponce.com

BCA Siapkan Dana Cadangan Rp2-3 Triliun untuk Aksi Korporasi

BCA Siapkan Dana Cadangan Rp2-3 Triliun untuk Aksi Korporasi
Potret deretan gedung perkantoran di wilayah Jakarta.(MI/Susanto)

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyatakan bahwa belum memiliki rencana aksi korporasi besar pada 2023. Kendati demikian, setiap tahun bank mencadangkan dana sebesar Rp2-3 triliun untuk kebutuhan aksi korporasi.

Hingga saat ini, Bank BCA sudah memiliki 9 anak perusahaan. Induk perusahaan tidak melihat satu persatu, khususnya berapa besar untuk menyuntikkan dana cadangan.

"Rp2-3 triliun kami sediakan secara keseluruhan. Ketika ada kebutuhan anak perusahaan untuk penambahan dana, pasti akan kami injeksi," jelas Presiden direktur Bank BCA Jahja Setiaatmadja, Kamis (26/1).

Baca juga: Likuiditas Masih Cukup, BCA belum Mau Naikkan Suku Bunga

"Tentunya setelah internal menilai keuntungan atau kebutuhan anak perusahaan dan kegiatan untuk apa. Itu yang sejalan dengan kebijakan kami secara umum," imbuhnya.

Untuk strategi pengembangan digital, BCA terus belajar membuat platform yang baik, serta mengadakan promo menarik agar nasabah membuka rekening. Namun, Jahja menilai tidak cukup bila sekadar membuka rekening, melainkan harus ada transaksi yang berkelanjutan.

"Sesudah buka rekening, harus ada aktivitas. Karena aktivitas menyebabkan ada dana pengendapan yang bisa di-leverage menjadi pinjaman. Kemudian bank mendapatkan profit," papar Jahja.

Baca juga: Pengaturan Dana Hasil Ekspor untuk Pertebal Bantalan Ekonomi

Di samping itu, BCA mempersiapkan bank yang kini sudah memiliki 1,1 juta rekening nasabah. Sejumlah nasabah diharapkan rutin bertransaksi, bukan sebulan atau setahun sekali.

Menurut Jahja, tugas Bank BCA digital untuk mengaktivasi nasabah bertransaksi. Manajemen juga akan belajar untuk memberikan pinjaman. Sehingga, Bank Digital BCA bisa mendapat profit pada tahun ini.

"Untuk IPO, saya pikir masih jauh perjalanannya. Buat kami, harus ada track record yang layak, sebelum melakukan IPO. Bila belum layak, tidak perlu IPO. Yang penting bank digital bisa berkembang dahulu," tukasnya.(OL-11)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat