visitaaponce.com

Redam Tantangan Ekonomi Global, Negara G20 Perkuat Koordinasi

Redam Tantangan Ekonomi Global, Negara G20 Perkuat Koordinasi
Sejumlah pemimpin negara anggota G20 menanam menanam mangrove di Tahura Ngurah Rai, Bali.(Antara)

DI tengah tantangan kondisi global terkini yang berkaitan dengan pertumbuhan inflasi, pangan dan energi, kondisi keuangan serta isu geopolitik, negara G20 sepakat secara konsisten memperkuat kerja sama untuk mengatasi hal tersebut.

Hal ini mengemuka dalam Pertemuan Pertama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (Finance Minister and Central Bank Governors Meeting/FMCBG) di bawah Presidensi G20 India, berlangsung pada 24-25 Februari 2023 di Bengaluru, India.

Pertemuan perdana ini dihadiri oleh seluruh anggota G20, negara undangan (Bangladesh, Belanda, Mauritius, Mesir, Nigeria, Oman, Singapura, Spanyol, Swiss dan UAE), serta organisasi internasional.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memimpin delegasi Republik Indonesia pada pertemuan tersebut.

Baca juga: AS Usulkan Uni Afrika Masuk G20

Pada pertemuan tersebut, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan pentingnya bauran kebijakan yang well-calibrated, well-planned dan well-communicated, serta menekankan pentingnya sinergi kebijakan antara Bank Sentral dengan pemerintah untuk mengatasi tantangan perekonomian yang semakin kompleks.

Perry juga menyampaikan implementasi sinergi kebijakan antara BI, pemerintah dan pihak terkait telah membantu pengendalian inflasi dan juga upaya menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan di tengah tantangan global saat ini.

Presidensi G20 India yang mengusung tema “One Earth, One Family, One Future" membahas berbagai isu penting perekonomian global, yaitu International Financial Architecture, Sustainable Finance, Infrastructure, Financial Sector Financial Inclusion, Global Economy, Health dan International Taxation.

"Berbagai topik tersebut memiliki arti penting bagi perekomian global, di tengah kondisi perlambatan pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi yang tinggi, pengetatan kondisi keuangan, kerentanan pangan dan energi dan juga kerentanan negara berkembang," kata Perry dalam keterangannya, Selasa (28/2).

Selain itu, isu perang di Ukraina juga menjadi perhatian negara G20 karena telah berlangsung 1 tahun dan telah menyebabkan pemburukan bagi perekonomian global.

Baca juga: Diskusi Keringanan Utang di G20 Diperkirakan akan Sulit

Terkait hal ini, negara G20 sepakat untuk memperkuat kerja sama multilateral guna mendorong pertumbuhan ekonomi, serta mengatasi kerentanan yang terjadi.

Lebih lanjut, perkembangan teknologi telah mengubah lanskap sektor keuangan global yang ditandai dengan perkembangan aset kripto yang pesat dan juga upaya untuk meningkatkan inklusi keuangan.

Terkait hal ini, negara G20 mendukung upaya untuk memperkuat pengaturan dan pengawasan di sektor keuangan, khususnya yang berkaitan dengan aset kripto, lembaga keuangan non-bank dan sistem pembayaran lintas batas.

Adapun para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 juga berkomitmen untuk mendukung pengembangan inklusi keuangan melalui pemanfaatan infrastruktur digital publik.(OL-11)

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat