visitaaponce.com

Holding Perkebunan Nusantara Rencanakan Penggabungan 13 PTPN

Holding Perkebunan Nusantara Rencanakan Penggabungan 13 PTPN
Aktivitas pekerja di penampungan kelapa sawit PT Perkebunan Nusantara VIII di Pandeglang, Banten, Jawa Barat.(MI/GINO F HADI)

HOLDING Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mengumumkan rencana penggabungan 13 perusahaan di bawah Holding Perkebunan Nusantara. 13 perusahaan tersebut akan masuk dalam dua sub holding. Penggabungan akan dilaksanakan dalam dua bulan ke depan. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, VI dan XIII akan bergabung ke dalam PTPN IV atau nantinya dikenal sebagai Sub Holding PalmCo. Sedangkan PTPN II, VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIV akan bergabung ke dalam PTPN I atau nantinya dikenal sebagai Sub Holding SupportingCo.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Muhammad Abdul Ghani mengungkapkan rencana penggabungan itu sejalan dengan rencana strategis pemerintah dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mewujudkan ketahanan pangan. Sekaligus untuk melaksanakan arahan Presiden Joko Widodo tentang hilirisasi dan industrialisasi CPO kelapa sawit, serta untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri.
 
“Penggabungan SubHolding PalmCo dan SupportingCo diharapkan akan segera terlaksana dalam waktu dua bulan kedepan atau bulan Mei 2023. Sub Holding PalmCo ini menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas perkebunan, serta kapasitas produksi komoditas olahan sawit, termasuk hasil panen tandan buah segar (TBS), serta kapasitas produksi crude palm oil (CPO), minyak nabati dan minyak goreng,” ungkap Abdul Ghani dalam keterangan tertulis.

Baca juga: Pengusaha Keberatan soal Tarif Bea Keluar dan Pungutan Ekspor CPO

Menurut Ghani, PalmCo akan membangun industri hilir biodiesel dengan kapasitas 450.000 ton RBDPO/tahun pada 2025 sebagai bentuk peran serta dalam program B30 dan rencana program B40. PalmCo juga berencana membangun pabrik Bio CNG pada 6 unit pabrik kelapa sawit (PKS) yang berada di dalam PalmCo sampai tahun 2024 melalui kerjasama kemitraan, serta melakukan program peremajaan sawit rakyat seluas 60.000 ha sampai dengan tahun 2026.

Sedangkan SupportingCo akan menjadi perusahaan pengelola aset perkebunan unggul yang mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan, serta bentuk diversifikasi usaha lainnya seperti green business.

Baca juga: B35 Potensial Dikembangkan, Masih Perlu Bahan Aditif Khusus

Dengan penggabungan itu, Holding Perkebunan Nusantara yang awalnya memiliki 13 anak perusahaan PTPN (PTPN I-XIV) akan menjadi tiga subholding, yaitu SugarCo yang merevitalisasi industri gula nasional dan meningkatkan produksi gula nasional, PalmCo yang akan meningkatkan hilirisasi produk-produk kelapa sawit, SupportingCo yang akan menjadi pengelola aset perkebunan unggul.

PalmCo diharapkan menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan, yaitu mencapai lebih dari 600ribu Ha pada tahun 2026, dan akan menjadi pemain utama industri sawit dunia. Terkait minyak goreng, PTPN nantinya akan mampu meningkatkan produksi minyak goreng curah dalam negeri dan meningkatkan produksi CPO.

“Melalui pembentukan PalmCo, diharapkan pada 2026, PTPN akan mampu memproduksi 1,8 juta ton minyak goreng. Diperkirakan produksi minyak goreng PTPN akan meningkat dari 460.000 ton/tahun di 2021 menjadi 1,8 juta ton/tahun (4 kali lipat) di 2026,” terus Abdul Ghani.

Dalam 2 tahun terakhir transformasi PTPN mmebuahkan hasil. Pada 2021,PTPN Group mencatatkan laba bersih sebesar Rp 4,64 triliun dan dan EBITDA sebesar Rp14,18 triliun. Kemudian pada 2022, laba bersih mencapai Rp6,02 triliun, atau naik 30% secara tahunan (YoY), dan EBITDA sebesar Rp15,83 triliun. (RO/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat