Kekhawatiran Krisis Mereda, Kurs Dolar Melemah
DOLAR melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (27/3) atau pembukaan perdagangan Selasa pagi (28/3). Mata uang AS ini diperdagangkan di kisaran sempit terhadap sebagian besar mata uang utama karena investor tampak ragu-ragu untuk menempatkan taruhan besar di kedua arah.
Investor global, tengah mencari kejelasan tentang dampak dari keruntuhan dua pemberi pinjaman AS baru-baru ini dan penyelamatan Credit Suisse.
"Terasa seperti pasar yang lelah dengan kisaran semalam yang sangat sempit dan volume yang sangat tipis," kata Kepala Global Valas Brad Bechtel di Jefferies.
Setelah ambruknya Silicon Valley Bank (SVB), saham perbankan global telah terpukul bulan ini. Signature Bank mendapat jeda pada Senin (27/3) setelah Federal Deposit Insurance Corporation mengatakan First Citizens BancShares Inc akan mengakuisisi semua simpanan dan pinjaman Silicon Valley Bank dari regulator.
Ini membantu meredakan beberapa kekhawatiran penularan di Eropa dengan indeks saham perbankan Eropa naik 1,43%, dipimpin oleh Deutsche Bank yang melonjak 6,15% setelah penurunan 8,5% sesi sebelumnya. Indeks S&P 500 Bank terangkat 3,49%.
Baca juga: Kenaikan Suku Bunga Bikin Dolar AS Terpuruk
"Kalender minggu ini sedikit lebih ringan daripada sebelumnya dan tidak ada keadaan darurat selama akhir pekan untuk membuat semua orang sibuk, jadi kami buka dalam keadaan tenang," kata Bechtel.
Meredanya kekhawatiran membantu dolar naik 0,77% menjadi 131,75 yen. Kondisi ini membalikkan beberapa penurunannya baru-baru ini terhadap mata uang Jepang.
Baca juga: Dolar Melonjak Usai Powell Isyaratkan Suku Bunga Lebih Tinggi
Kenaikan ini merupakan level tertinggi terhadap yen Jepang. Karena ada upaya otoritas untuk mengendalikan kekhawatiran atas sistem perbankan global membantu menenangkan saraf investor. Investor yang menghindari risiko telah mengirim yen ke level tertinggi tujuh minggu di 129,65 per dolar pada Jumat (24/3) dan mata uang tersebut berada di jalur untuk mencatat kenaikan 3,5% pada Maret.
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang rivalnya tergelincir 0,087% menjadi 102,9, tidak jauh dari level terendah 7 minggu di 101,91 yang disentuh pada Kamis (23/3).
Euro 0,3% lebih tinggi pada 1,0794 dolar, setelah data pada Senin (27/3) menunjukkan sentimen bisnis Jerman. Meskipun secara tak terduga kondisi ini meningkat pada Maret karena terjadi gejolak di sektor perbankan.
Dolar Hong Kong melemah 0,001%, Dolar Singapura melemah 0,12%, Dolar Taiwan melemah 0,16%, dan Won Korea melemah 0,62%. Kemudian Yuan China melemah 0,25%, Ringgit Malaysia melemah 0,02% dan Bath Thailand melemah 0,51%. (Z-10)
Terkini Lainnya
Bank Mandiri Optimistis Likuiditas Tetap Terjaga
Kurs Rupiah Diprediksi Keok Sepekan Ini
Yen Mencapai Level Terendah dalam 34 Tahun Terhadap Dolar
Yen Melemah karena Jepang Menaikkan Suku Bunga
Rupiah Hari Ini Menguat di Angka Rp15.653 per Dolar AS
Dolar AS Perkasa, Investor Tunggu Kabar The Fed
Di Meksiko, Puan Dorong Negara Middle Power Desak Gencatan Senjata Permanen di Gaza
Dies Natalis ke-60 IPB, Presiden: Krisis Pangan Dunia Peluang Bagi Indonesia
Hasnur Group Siap Tumbuh Melaju di Tengah Perekonomian Global
165 Juta Orang jatuh Miskin dalam 3 Tahun Krisis, PBB Serukan Penangguhan Pembayaran Utang
Indonesia Darurat Krisis Iklim
Di Tengah Ekonomi Global Tak Menentu, Justru Bisnis Waralaba Tumbuh
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap