Krisis Bank AS dan Eropa, Ini Tanggapan Dirut Bank Mandiri
![Krisis Bank AS dan Eropa, Ini Tanggapan Dirut Bank Mandiri](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/502c9d1884072ef9e06bbdc3b8bdc91d.jpg)
DIREKTUR Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Darmawan Junaidi memberikan tanggapannya soal kebangkrutan bank-bank di Amerika, termasuk Credit Suisse di Eropa, serta krisis di Deutsche Bank.
Bank Mandiri sudah melakukan kajian dan memang melihat secara keterkaitan merupakan kekhawatiran pasar yang perlu diantisipasi. Sebab saat ini pada sektor bank, yang dilihat bukan lagi bagaimana portofolionya.
Pasalnya, sebut Darmawan, tidak ada kemiripan antara apa yang dimiliki Silicon Valley Bank, maupun pengelolaan bisnis di Credit Suisse.
Baca juga : First Citizens Bank Resmi Akuisisi Aset Silicon Valley Bank
Dia bersyukur, perbankan di Indonesia lebih konservatif, dan tidak terkonsentrasi pada sektor-sektor tertentu. Nasabah dan pembiayaan perbankan Indonesia lebih bervariasi.
"Secara provisioning atau penyediaan, perbankan Indonesia sangat konservatif, walaupun tetap berhitung masih kurang. Saat ini di akhir 2022, rasio Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Bank Mandiri mencapai 311%. Ini memberikan sinyal bahwa kondisi bangsa saat ini sangat sehat, dan permodalannya kuat," kata Darmawan, di Komisi VI DPR RI, Selasa (28/3).
Baca juga: Kacau! Utang BLBI Rp110 Triliun Baru Balik Rp28,53 Triliun
Portofolio dan penerapan manajemen perbankan Indonesia dan Amerika Eropa sangat berbeda. Perbankan Indonesia juga disiplin menjaga risiko pasar, dan memiliki protokol unrealized loss tidak bisa lebih dari 5 persen.
"Jadi kalaupun ada, secara mark to market, di kisaran yang cukup rendah antara 1 persen sampai 3 persen, (loss) bisa dikelola," kata Darmawan.
Jadi secara garis besar apa yang terjadi di Silicon Valley Bank dan beberapa bank yang membiayai startup dan kripto, begitu juga dengan Credit Suisse, itu tidak sama dengan apa yang ada di Indonesia.
"Tetapi ini lebih mengedepankan bagaimana kita melihat risiko bisnis, artinya secara sektor, sektor perbankan sekarang sedang menjadi sorotan. Itu yang kami harapkan tidak terlalu mengancam kondisi perbankan Indonesia baik dari sisi valuasi market ataupun kepemilikan saham dari Bank Mandiri ataupun perbankan di Indonesia, begitu juga terhadap dana pihak ketiga (DPK) yang ada di bank-bank di Indonesia," kata Darmawan. (Z-4)
Terkini Lainnya
Anak Perusahaan Silicon Valley Bank Dijual Ke Tim Manajemen
Pakar: Penyelamatan SVB Sudah Terlambat, Telanjur Buat Panik Pasar
Tumbangnya Bank Global Harus Jadi Pembelajaran untuk Perbankan Indonesia
IMF Peringatkan Sektor Keuangan Non-bank AS dan Eropa
Tragedi SVB Dinilai bukan Pengulangan Krisis 2008
Adakah Efek Domino Runtuhnya SVB dan Signature Bank ke Indonesia? Ini Jawaban LPS
Dorong Peran Badan Usaha Keuangan dan Perbankan dalam Ekosistem Keuangan Berkelanjutan
BNI Luncurkan Aplikasi Wondr untuk Mudahkan Layanan Keuangan bagi Masyarakat
Mengenal Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional, Ini Penjelasannya!
Ini 6 Fakta Menarik tentang Bank Indonesia
Ini Daftar Pimpinan Bank Indonesia dari Masa ke Masa
Lembaga Pendanaan Kunci Sukses Ekosistem Kendaraan Listrik
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap