visitaaponce.com

IMF Peringatkan Sektor Keuangan Non-bank AS dan Eropa

IMF Peringatkan Sektor Keuangan Non-bank AS dan Eropa
Menteri Keuangan AS Janet Yellen.(Bonnie Cash / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)

DANA Moneter Internasional (IMF) memberi peringatan bahwa gejolak yang terjadi belakangan ini pada sistem keuangan global terutama pada perbankan AS dan Eropa, berpotensi menyebar ke lembaga non perbankan seperti dana pensiun.

Hal ini dinilai akan semakin menyulitkan dalam upaya melawan inflasi tinggi. Sebab gejolak dapat membuat para otoritas pengambil kebijakan lebih menekankan pada stabilitas ekonomi dan mempertahankan level suku bunga, sehingga inflasi berpotensi untuk tetap tinggi.

"Sementara, sektor non-bank saat ini menyumbang setengah dari aset seluruh sistem keuangan dunia, sehingga perlu diatur lebih ketat," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Kamis (6/4).

Baca juga: IMF Setujui Bantuan US$15,6 Miliar untuk Ukraina

Hanya saja, para otoritas pembuat kebijakan membutuhkan alat yang tepat untuk mengatasi gejolak di antara perantara keuangan non-bank di mana pengawasan, regulasi dan pengawasan yang kuat menjadi syarat penting.

Kekhawatiran juga merujuk pada kerugian besar pada investasi pendapatan tetap bagi dana pensiun akibat peningkatan pinjaman pemerintah dan margin call yang mendorong imbal hasil obligasi lebih tinggi sebab ada aksi jual.

Pada saat market mengalami tekanan seperti saat ini membuat bank sentral menghadapi keputusan sulit antara memperketat kebijakan moneter atau justru mengambil kebijakan hal yang kontradiktif.

Baca juga: Jokowi: 47 Negara Telah Jadi Pasien IMF

"Kalau kita perhatikan kegagalan SVB dan Credit Suisse juga diakibatkan oleh kenaikan suku bunga agresif, yang juga membuat masalah likuiditas hingga gejolak pergerakan harga baik dari instrumen obligasi maupun saham," kata Nico.

Meski risikonya saat ini sudah mereda, namun bank sentral mengingatkan risiko penyebaran ke lembaga non-bank, yang memang perlu diperhatikan mengingat lembaga non-bank terhubung dengan bank-bank tradisional yang juga cukup krusial terhadap tekanan keuangan.

Penyelesaian Restrukturisasi Utang Negara

Menteri Keuangan AS Janet Yellen juga meminta untuk lebih mempercepat penyelesaian restrukturisasi utang negara yang masih terjadi saat ini.

Yellen mendesak IMF untuk menekan seluruh kredit bilateral untuk menyelesaikan kesepakatan tersebut terutama pada negara-negara berpenghasilan rendah danbmenegah yang menghadapi tekanan utang.

Baca juga: Investasi di Kawasan Asia Pasifik Diprediksi Lebih Cuan

"Kami memandang peringatan IMF bukan tanpa alasan, melihat kondisi tahun lalu di saat Inggris berencana mengeluarkan fiskal besar, justru memicu krisis obligasi dan menyebabkan kerugian besar pada dana pensiun," kata Nico.

Sementara, seruan Menkeu AS terhadap IMF untuk mempercepat upaya menekan kredit bilateral untuk negara yang tengah menghadapi krisis utang, sebagai respons atas tekanan saat ini, melihat suku bunga AS masih berpotensi dinaikan pada tahun 2023, menimbang dilema antara harga barang yang tinggi imbas inflasi atau menjaga stabilitas ekonomi. (Try/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat