visitaaponce.com

Jokowi Empat Negara Terlibat Pengembangan Smelter Nikel di Luwu Timur

Jokowi: Empat Negara Terlibat Pengembangan Smelter Nikel di Luwu Timur
Presiden Joko Widodo saat meresmikan (smelter) tembaga di Gresik, Jawa Timur.(SETPRES/MUCHLIS JR)

PRESIDEN Joko Widodo atau Jokowi mengatakan ada empat negara terlibat dalam pengembangan smelter nikel di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan milik PT Vale Indonesia Tbk, yang berada di bawah kendali Vale S.A, perusahaan asal Brazil. Hal itu ia sampaikan saat meninjau dan meresmikan Taman Kehati Sawerigading Wallacea milik PT. Vale Indonesia.

"Saya menyambut baik kerja sama tadi yg sudah ditandatangani oleh 4 negara. Ada Indonesia, kemudian PT. Vale berarti ada negara Brasil di situ sekarang ditambah oleh negara Tiongkok dan juga Amerika Serikat," ujar presiden seperti dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (30/3).

Kerja sama itu, ujar Jokowi, diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pendapatan daerah di provinsi dan kabupaten setempat. Presiden menyebut perusahaan yang memutuskan bergabung dalam investasi itu adalah perusahaan besar dunia.

Baca juga: Pemda Ingin Bangun Pasar Induk, Presiden: Bagus untuk Kontrol Stok

"Yang bergabung tadi ini adalah perusahaan-perusahaan raksasa dari dunia. Di Amerika Ford itu juga raksasanya mobil. Di China Huayou, itu juga raksasanya industri macam-macam," terangnya.

Seperti diberitakan PT. Vale diketahui menyepakati kerja sama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Company atau Huayou, perusahaan yang berasal dari Tiongkok untuk mengembangkan smelter nikel berteknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Smelter itu diperkirakan akan menghasilkan bahan baku baterai.

Baca juga: Hari Kedua di Sulawesi Selatan, Presiden akan Tinjau Panen Padi dan Smelter

"Sehingga kita harapkan efek ekonomi terhadap provinsi dan terhadap negara kita nanti akan memberikan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik," ucap presiden.

Presiden menyampaikan bahwa Indonesia cukup kaya akan cadangan nikel. Oleh karena itu, pemerintah tidak ingin nikel hanya diimpor sebagai bahan mentah tanpa adanya nilai tambah.

"Kita tidak ingin nikel itu habis karena diekspor mentahan bertahun-tahun. sejak 2020 saya stop enggak boleh ekspor dalam bentuk mentahan lagi tapi harus dalam bentuk barang setengah jadi atau barang jadi," tegas Jokowi.

Pada kunjungannya, presiden mengatakan PT. Vale telah melakukan upaya reklamasi dan merehabilitasi lahan yang telah ditambang. Upaya itu menurutnya dapat mencegah kerusakan lingkungan di Kabupaten Luwu Timur yang diakibatkan aktivitas pertambangan.

"Saya juga cek tadi bagaimana PT. Vale menyiapkan bibit-bibit untuk merehabilitasi, mereklamasi lahan-lahan bekas tambang ini," ucapnya.

Presiden memerintahkan perusahaan tambang yang ada di Indonesia untuk melakukan hal serupa. (Ind/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat