visitaaponce.com

Ditjen Perkebunan dan FAO Tandatangani Kerja Sama Proyek GEF-Folur

DEMI mendukung transformasi sistem pangan global dengan mempromosikan lanskap yang berkelanjutan dan terintegrasi serta rantai nilai komoditas yang efisien, dilakukan kegiatan Proyek Global Environment Facility-Food Systems, Land Use, and Restoration (GEF-Folur). 

Dalam Proyek GEF-Folur ini, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Perkebunan berpartisipasi untuk menciptakan model keberlanjutan rantai nilai pada komoditas perkebunan yang ditargetkan, seperti kelapa sawit, kopi, dan kakao melalui penerapan lanskap tata guna lahan yang komprehensif dengan memperhatikan konservasi keanekaragaman hayati, perubahan iklim, restorasi, dan degradasi lahan. 

“Menindaklanjuti sosialisasi GEF-Folur pada tahun 2022 lalu, jajaran Ditjen Perkebunan terus melanjutkan koordinasi, konsultasi, dan sinkronisasi mengenai rencana pelaksanaan dan mekanisme pengelolaan proyek di Kementan dalam Proyek GEF-Folur dalam acara penandatanganan Implementation Arrangement (IA) dan Sosialisasi Proyek GEF-Folur, sehingga tercapai kesepakatan dengan FAO (Food and Agriculture Organization) mengenai rincian hibah proyek ini,” ujar Sekretaris Ditjen Perkebunan Heru Tri Widarto, di Bogor, Senin (10/4).

Baca juga: Mentan SYL Ajak Peternakan di Kabupaten Bogor Penuhi Kebutuhan Daging Lokal

Heru menjelaskan, proyek ini didanai dari hibah langsung Global Environtment Facility (GEF) melalui UNDP (United Nations Development Programme) dan FAO selama 72 bulan terhitung mulai sejak 21 Februari 2022 dan Project Document awal sudah ditandatangani oleh Deputi.

Sedangkan pada kesempatan hari ini, Project Document Turunan antara Kementan dan FAO ditandatangani sebagai salah satu syarat utama untuk proses registrasi pengajuan proyek hibah langsung ke Kementerian Keuangan.

"Kami menyambut baik Proyek Folur ini. Pada proyek ini kami mengharapkan dalam setiap substansi operasional kegiatan yang ditetapkan dalam rangka mendukung kebijakan dan program Kementerian Pertanian. Yang kami perlu garis bawahi, bagaimana proyek ini dapat melakukan penataan lahan budidaya berbasis landscape. Walaupun hanya terbatas pada 5 provinsi dan 4 komoditas, proyek ini dapat dijadikan piloting untuk pengembangan landscape terpadu berbasis komoditas pertanian yang kedepan bisa dilakukan replikasi," jelas Heru.

Baca juga: Mentan SYL Dorong Mahasiswa Polbangtan Jadi Pionir Pertanian Indonesia

Heru menambahkan, misi dari Proyek Folur bagi Kementan sendiri dapat mendorong peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian, lalu mendorong peningkatan kapasitas dan kapabilitas petani melalui pelaksanaan bimtek dan capacity building petani di daerah dalam hal implementasi GAP (Good Agricultural Practices) dan GHP (Good Handling Practices) komoditas. 

"Proyek ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kapasitas petani dan penguatan kelembagaan, pengembangan sistem perkebunan berkelanjutan berbasis spasial yang nantinya dapat dihasilkan sertifikasi mutu dan keberlanjutan ditingkat petani untuk pada akhirnya kita dapat memperoleh support for international recognition dan tentunya akses pasar yang lebih luas di perdagangan internasional,” tutup Heru. (RO/S-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Chadie

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat