Relaksasi Larangan Ekspor Tembaga Dinilai Sekadar Transaksional Pemerintah
![Relaksasi Larangan Ekspor Tembaga Dinilai Sekadar Transaksional Pemerintah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/0966d5b791525482e48c83cefa1ffdcd.jpg)
DIREKTUR Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menuturkan rencana relaksasi larangan ekspor konsentrat tembaga yang diberikan pemerintah kepada PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral terkesan bersifat transaksional.
Hal ini mengingat ada syarat yang diminta pemerintah yakni penambahan saham 10% di PTFI agar izin ekspor konsentrat diperpanjang hingga Mei 2024.
"Kebijakan pemerintah seperti transaksional ini membuat reputasi pemerintah di mata investor dan pelaku usaha memburuk," kata Fabby saat dihubungi wartawan, Jumat (28/4).
Baca juga: Restui Perpanjangan Ekspor, Bahlil: RI Minta Tambahan 10% Saham di Freeport
Ia mengatakan pangkal masalah yang terjadi ialah pemerintah sudah mengumumkan pelarangan ekspor konsentrat tembaga di Juni 2023. Namun, wacana tersebut dianggap sulit dilaksanakan perusahaan tambang seperti PTFI yang belum merampungkan pabrik smelter tembaga di Manyar, Gresik, Jawa Timur.
"Pemerintah seharusnya realistis saja bahwa larangan ekspor mineral ore sukar dilaksanakan. Nyatanya larangan ekspor tembaga itu baru berlaku satu tahun ke depan," ucapnya.
Baca juga: Menteri ESDM: PT Freeport Masih Diizinkan Ekspor Konsentrat Tembaga
Fabby mengusulkan agar produsen yang sudah membangun smelter di 2024, diberikan izin ekspor tembaga tapi dengan pajak ekspor yang ditetapkan lebih tinggi.
"Ketentuan ini bisa mencegah free rider yaitu perusahaan tambang yang tidak membangun smelter tapi ingin tetap ekspor bijih bauksit," terangnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Deendarlianto mengatakan jaminan penambahan divestasi saham 10% di PTFI harus secara paralel disiapkan industrialisasi untuk hilirisasi mineral mentah.
"Kalau penambahan saham itu saat di akhir tahun, saat PTFI mengalami untung, jatah ke pemerintah akan lebih tinggi. Namun, harus konsekuensi menyiapkan industri turunan hilirisasi," terangnya.
Ia meminta agar pemberian relaksasi izin ekspor kepada produsen tembaga tidak memakan waktu lama dari target pelarangan ekspor. Minimal tiga bulan, bukan setahun. Pemerintah didesak mementingkan hasil produk turunan tembaga konsentrat digunakan dalam negeri.
"Membangun industrialisasi pada hilirisasi itu jauh lebih menguntungkan dibanding ekspor konsentrat tembaga. Produk turunan seperti sheet metal, stainless steel banyak dipakai pabrik kita. Izin ekspor jangan diberikan terlalu lama," pungkasnya. (Ins/Z-7)
Terkini Lainnya
Kerjasama Selatan-Selatan Penting untuk Hadapi Negara Maju
DPR: Kebijakan Pemerintah Jangan Rugikan Para Nelayan Kecil
Bahlil Mengaku tidak Tahu Sama Sekali RI Kecolongan 5 Juta Ton Nikel
Bahlil Tuding IMF Pasang Standar Ganda soal Larangan Hilirisasi RI
Marak Ekspor Ilegal Nikel hingga Dikritik IMF, Pemerintah Perlu Tegas Jalankan Hilirisasi
Sengketa Ekspor Bijih Nikel RI-Uni Eropa, JAKI Dorong Reformasi WTO
Dorong Pertumbuhan Industri Manufaktur Bernilai Tambah Tinggi
Presiden Pastikan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport Diperpanjang
WSBP Tuntaskan Suplai Proyek Smelter Amman Mineral di Sumbawa
Timbul Diskriminasi, Pengamat: Jangan Lagi Izinkan Ekspor Konsentrat Freeport
Pasar Mineral Energi Bersih Melonjak hingga US$320 Miliar
Cling! Harga Emas Kembali Berkilau, Dolar AS Tenggelam
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap