Inflasi Ramadan dan Lebaran Rendah Dinilai sebagai Anomali
![Inflasi Ramadan dan Lebaran Rendah Dinilai sebagai Anomali](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/27d313c8bcc1ecbe29c202188706a9b5.jpeg)
TINGKAT inflasi yang relatif rendah pada saat momen Ramadan dan lebaran dinilai sebagai anomali. Sebab, umumnya di periode tersebut terjadi kenaikan inflasi akibat peningkatan permintaan masyarakat. Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira saat dihubungi, Selasa (2/5).
"Indikator inflasi inti bulan April hanya 2,83% sementara bulan Maret mencapai 2,94%. Artinya permintaan cenderung di bawah ekspektasi," ujarnya.
Padahal aktivitas mudik masyarakat tahun ini disebut melonjak bila dibandingkan momen lebaran tahun lalu. Mestinya, peningkatan tersebut diiringi dengan kenaikan tingkat permintaan yang dicerminkan di inflasi inti.
Baca juga: Inflasi April 2023 Capai 0,33%
Kemungkinan, kata Bhima, masyarakat menahan belanja dengan alasan tertentu. Hal itu menurutnya harus bisa dipecahkan pemerintah agar masyarakat kembali memiliki kepercayaan untuk berbelanja.
Di lain sisi, tingkat inflasi yang relatif rendah turut diakibatkan oleh penurunan harga minyak goreng di saat komoditas lain seperti beras, telur, rokok, dan bawang merah masih cukup tinggi dan mendorong kenaikan inflasi.
Baca juga: Pemerintah Waspadai Tren Penurunan Ekspor
"Penurunan harga minyak goreng yang menjadi penyelamat lonjakan inflasi pangan. Ke depan soal minyak goreng perlu terus dijaga pemerintah agar pasokan terkendali dan distribusi minyak goreng kita semakin dominan dibanding minyak goreng kemasan premium," jelas Bhima.
Dia menambahkan, jika pemerintah dan pemangku kepentingan terkait mampu terus menjaga dan mengendalikan harga pangan, maka inflasi komponen harga bergejolak dapat diredam. Dus, kekhawatiran mengenai lonjakan inflasi dari harga pangan dinilai dapat ditekan dan itu akan memberi dampak positif bagi perekonomian.
"Jika inflasi yang lebih rendah didukung pengendalian harga pangan bisa terjaga sampai akhir tahun, maka akan berkontribusi positif ke ekonomi terutama ke daerah," pungkas Bhima.
Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laporan tingkat inflasi April 2023 di angka 0,33% secara bulanan (month to month/mtm) dan 4,33% secara tahunan (year on year/yoy). Tingkat inflasi itu disebut lebih rendah bila dibandingkan dengan periode Ramadan dan lebaran tahun lalu yang secara bulanan ada di angka 0,40%.
Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan, inflasi yang relatif rendah di periode Ramadan dan lebaran tahun ini didorong oleh beberapa hal. Salah satunya ialah terjaganya ketersediaan pangan hortikultura yang memadai dan ditopang oleh aktivitas panen di Maret dan April 2023. (Mir/Z-7)
Terkini Lainnya
Cara Bikin Kue Nastar yang Empuk dan Enak, Cocok untuk Lebaran
Cara Membayar Zakat Fitrah Langsung, Segini Nilainya yang Harus Dikeluarkan
Doa Ziarah Kubur untuk Seluruh Keturunan Nabi Adam
Hukum Salat Tahajud di Bulan Puasa Ramadan Menurut Ustadz Khalid Basalamah
Bacaan dan Tata Cara Mandi Wajib untuk Puasa Ramadhan
Cara Membayar Fidyah Puasa Ramadan, ini Syaratnya
Jemaah An Nadzir di Sulsel Kembali Lebaran Idul Adha Lebih Awal
Ombudsman Beberkan Karut Marut Program Mudik Gratis
Jelang Idul Adha, Harga Daging dan Beras mulai Mahal
Gula Pasir Langka di Depok
Inflasi Lebaran 2024 Jadi yang Terendah dalam 3 Tahun Terakhir
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap