Subsidi Kendaraan Listrik Lebih Tepat untuk Transportasi Umum
![Subsidi Kendaraan Listrik Lebih Tepat untuk Transportasi Umum](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/08c23e68198593fb7c4b59c383969551.jpg)
SENIOR Policy and Project Development Associate ITDP Indonesia Etsa Amanda mengungkapkan, subsidi kendaraan listrik untuk saat ini lebih tepat diberikan kepada transportasi publik dibandingkan kendaraan pribadi.
Menurutnya, alasan subsidi tersebut diberikan kepada transportasi publik disebabkan, pertama, transportasi publik memiliki jarak tempuh harian yang jauh lebih panjang dibandingkan kendaraan pribadi. Misalnya, bus yang memiliki jarak tempuh 200 kilometer (km) per hari, sedangkan mobil atau motor maksimal hanya 40 km per hari.
"Dengan meng-elektrifikasi satu kendaraan transportasi publik, dampak pengurangan polusinya menjadi lebih tinggi karena terkait jarak tempuh harian," kata Etsa dalam webinar Subsidi Mobil Listrik untuk Pribadi atau Transportasi Publik, Sabtu (27/5).
Baca juga: Subsidi Mobil Listrik Dinilai tidak Tepat, PKS: Kendaraan Justru Makin Bertambah
Kedua, lanjut Etsa, terkait dampak pada ekonomi. Banyaknya jumlah bus dalam suatu armada transportasi publik yang dikelola satu institusi tertentu bisa mendorong penyaluran subsidi yang lebih fokus dibandingkan subsidi kendaraan pribadi.
"Jadi dibandingkan dengan memberikan insentif pada tiap orang dari masyarakat mungkin agak susah untuk perencanaannya, dengan fokus pada kendaraan yang bergabung dalam satu armada bisa membuat perencanaan insentif lebih fokus dan efektif," ujarnya.
Baca juga: KSP: Penggunaan Kendaraan Listrik untuk Mendorong Target Nol Emisi Karbon
Selanjutnya, ketiga terkait dengan kemudahan dalam perencanaan. Transportasi publik memiliki rute yang tetap, jadwal operasional yang reguler, dan depot atau tempat kendaraan beristirahat. Ini dinilai dapat menyederhanakan proses perencanaan strategi dan lokasi pengisian daya.
Lalu yang terakhir adalah pemberian subsidi dinilai bisa menjadi momentum untuk mereformasi transportasi publik secara keseluruhan.
Etsa mengatakan, jika ingin beralih ke transportasi publik listrik maka harus ada pembaruan armada dan peningkatan layanan operasional seperti dengan merapikan rute dan jadwal operasional.
"Ini dalam rangka mendorong transisi ke bus listrik itu jadi momentum juga untuk meningkatkan kualitas dan inklusivitas layanan transportasi publik," katanya. (Fik/Z-7)
Terkini Lainnya
Akses Parkir di Terminal 3 Bandara Soetta Diperbarui, Apa yang Berubah?
Hotel Family Friendly di Gajah Mada Jakarta
Pembatasan Kendaraan Tidak Cukup Atasi Macet Jakarta
H+4 Lebaran, 454.224 Mobil Pribadi Keluar Masuk Jabodetabek
Transportasi Gratis Piala Dunia U-17 di Surabaya
Mudik Lebaran Segera Tiba, Cek Safety Loading Kendaraan Pribadi Anda
Menteri ESDM Ungkap Ada Usulan Harga Pertalite Naik
Pemerintah Pastikan Belum Ada Pembahasan Penaikan Harga BBM
Program Subsidi Motor Listrik Dinilai belum Optimal
Kebijakan Pengurangan Emisi Sektor Industri Perlu Implementasi Konsisten
Subsidi Energi Diusulkan Naik Tahun Depan
Subsidi Listrik Tidak Tepat Sasaran, DPR Cecar Pemerintah
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap