visitaaponce.com

Subsidi Kendaraan Listrik Lebih Tepat untuk Transportasi Umum

Subsidi Kendaraan Listrik Lebih Tepat untuk Transportasi Umum
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang ada di area parkir One Satrio Jakarta Selatan, Selasa (7/3/2023).(MI/RAMDANI )

SENIOR Policy and Project Development Associate ITDP Indonesia Etsa Amanda mengungkapkan, subsidi kendaraan listrik untuk saat ini lebih tepat diberikan kepada transportasi publik dibandingkan kendaraan pribadi.

Menurutnya, alasan subsidi tersebut diberikan kepada transportasi publik disebabkan, pertama, transportasi publik memiliki jarak tempuh harian yang jauh lebih panjang dibandingkan kendaraan pribadi. Misalnya, bus yang memiliki jarak tempuh 200 kilometer (km) per hari, sedangkan mobil atau motor maksimal hanya 40 km per hari.

"Dengan meng-elektrifikasi satu kendaraan transportasi publik, dampak pengurangan polusinya menjadi lebih tinggi karena terkait jarak tempuh harian," kata Etsa dalam webinar Subsidi Mobil Listrik untuk Pribadi atau Transportasi Publik, Sabtu (27/5).

Baca juga: Subsidi Mobil Listrik Dinilai tidak Tepat, PKS: Kendaraan Justru Makin Bertambah

Kedua, lanjut Etsa, terkait dampak pada ekonomi. Banyaknya jumlah bus dalam suatu armada transportasi publik yang dikelola satu institusi tertentu bisa mendorong penyaluran subsidi yang lebih fokus dibandingkan subsidi kendaraan pribadi.

"Jadi dibandingkan dengan memberikan insentif pada tiap orang dari masyarakat mungkin agak susah untuk perencanaannya, dengan fokus pada kendaraan yang bergabung dalam satu armada bisa membuat perencanaan insentif lebih fokus dan efektif," ujarnya.

Baca juga: KSP: Penggunaan Kendaraan Listrik untuk Mendorong Target Nol Emisi Karbon

Selanjutnya, ketiga terkait dengan kemudahan dalam perencanaan. Transportasi publik memiliki rute yang tetap, jadwal operasional yang reguler, dan depot atau tempat kendaraan beristirahat. Ini dinilai dapat menyederhanakan proses perencanaan strategi dan lokasi pengisian daya.

Lalu yang terakhir adalah pemberian subsidi dinilai bisa menjadi momentum untuk mereformasi transportasi publik secara keseluruhan.

Etsa mengatakan, jika ingin beralih ke transportasi publik listrik maka harus ada pembaruan armada dan peningkatan layanan operasional seperti dengan merapikan rute dan jadwal operasional.

"Ini dalam rangka mendorong transisi ke bus listrik itu jadi momentum juga untuk meningkatkan kualitas dan inklusivitas layanan transportasi publik," katanya. (Fik/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat