visitaaponce.com

Inflasi Tiongkok Tetap Rendah Seiring Pertumbuhan Ekonomi Melambat

Inflasi Tiongkok Tetap Rendah Seiring Pertumbuhan Ekonomi Melambat
Orang-orang memilih sayuran di supermarket, Beijing, pada 9 Juni 2023.(AFP/Wang Zhao.)

INFLASI Tiongkok kembali mendatar pada Mei. Angka resmi menunjukkan itu pada Jumat (9/6). Ini karena ekonomi negara itu melemah karena melemahnya permintaan dan turunnya ekspor sehingga muncul seruan untuk penurunan suku bunga dan stimulus pemerintah yang lebih besar.

"Indeks harga konsumen (CPI) naik 0,2% selama satu tahun dari 0,1% di April," kata Biro Statistik Nasional (NBS). Angka tersebut sejalan dengan ekspektasi analis yang disurvei oleh Bloomberg.

Beijing telah mempertahankan suku bunga rendah dibandingkan dengan ekonomi utama lain. Namun, inflasi yang mendekati nol menyoroti tantangan yang dihadapi oleh pembuat kebijakan saat mereka mencoba untuk merangsang ekonomi.

Baca juga: Ekspor Tiongkok Turun ke 7,5% pada Mei

Ekonom top dan penasihat pemerintah Liu Yuanchun pada Kamis (8/6) meminta regulator untuk memangkas biaya pinjaman lebih lanjut untuk meringankan beban pembiayaan usaha swasta kecil dan menengah. Biaya pinjaman perusahaan swasta melebihi perusahaan besar milik negara, kata Liu, menurut Bloomberg News.

"Perusahaan besar milik negara menikmati tingkat bunga pinjaman lebih rendah dari 1,8%, tetapi banyak perusahaan swasta harus membayar hampir 9%," katanya di sela-sela Forum Lujiazui di Shanghai. "Akan lebih baik jika penurunan suku bunga datang sebagai bagian dari paket kebijakan dukungan," katanya.

Baca juga: OECD Naikkan Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Dunia 2023

Enam bank komersial milik negara terbesar di Tiongkok memotong suku bunga untuk penabung pada Kamis untuk meningkatkan pengeluaran, menurut pengumuman di situs web mereka, setelah diminta oleh bank sentral. Indeks harga produsen (PPI) negara itu--yang mengukur harga yang dibayar oleh grosir--turun 4,6% lebih besar dari perkiraan pada Mei--dari penurunan 3,6% pada April--dan penurunan terbesar sejak 2016.

PPI telah jatuh selama delapan bulan berturut-turut karena permintaan domestik yang lesu dan biaya komoditas yang lebih rendah. Data ekonomi lain yang dirilis baru-baru ini juga menandakan pelemahan ekonomi terbesar kedua di dunia itu, meskipun aturan pandemi yang ketat telah dicabut pada akhir tahun lalu.

Ekspor merosot pada Mei untuk pertama kali sejak Februari, media pemerintah melaporkan awal pekan ini, mematahkan rekor pertumbuhan dua bulan karena rebound pascacovid-19 memudar. Perekonomian Tiongkok terbebani oleh sektor properti yang sarat utang dan perlambatan ekonomi global.

"Risiko deflasi masih membebani perekonomian," kata Zhiwei Zhang, Kepala Ekonom di Pinpoint Asset Management. "Pemerintah belum mengirimkan sinyal yang jelas tentang potensi stimulus kebijakan," katanya seraya menambahkan bahwa tinjauan kebijakan putaran berikutnya mungkin dilakukan setelah Juli.

Analis dari Capital Economics mengatakan, "Kami masih berpikir pengetatan pasar tenaga kerja pada akhirnya akan memberikan tekanan pada inflasi akhir tahun ini." (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat