Ini Alasan Mengapa Sektor Keuangan Indonesia Belum Cepat Larinya
![Ini Alasan Mengapa Sektor Keuangan Indonesia Belum Cepat Larinya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/5f5da58cb899ba471f41eddd6a57f52e.jpg)
MENTERI Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa saat ini sektor keuangan di Indonesia masih belum mampu untuk berkembang cepat. Sebab, masih banyaknya peraturan-peraturan yang belum terbarukan atau masih ketinggalan jaman.
"Sektor keuangan di Indonesia belum mampu berkembang secara cepat dan masih sangat dangkal. Banyak aturan yang sudah tertinggal jaman dengan adanya teknologi baru," kata Sri Mulyani dalam acara Sosialisasi Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) di Jakarta, Selasa (13/6).
Ia menyebut bahwa sejak adanya pandemi Covid-19 tentunya telah membuat sektor digital teknologi semakin memberikan perhatian sangat besar kepada sektor keuangan. Oleh karena itu, pemerintah menghadirkan UU Nomor 4 Tahun 2023 tentang P2SK yang diklaim sebagai reformasi sektor keuangan.
Baca juga : Pemerintah Sudah Antisipasi Risiko Geopoitik, Dunia Usaha Jangan Ketinggalan
Menkeu mengatakan, saat ini sektor keuangan Indonesia hanya masih didominasi oleh sektor perbankan. Sedangkan, untuk lembaga keuangan non bank masih tertinggal jauh.
"Tidak ada yang salah perbankan, tapi itu tidak menggambarkan keseluruhan kebutuhan untuk menciptakan financial intermediary yang makin baik. Jadi lembaga keuangan non bank itu masih tertinggal jauh," ujarnya.
Baca juga : OJK Masih Yakin Kredit Perbankan Bisa Tumbuh di Kisaran 10%
Ia menambahkan, seharusnya sektor keuangan harus semakin maju untuk mencapai visi Indonesia emas 2045. Begitu juga dengan sektor fintech, dari sisi keberadaan perannya dan literasi dari masyarakatnya harus terus ditingkatkan.
"Jadi kalau mau bicara indikator sukses, pada saat 2045 atau menuju 2045 sektor keuangan harus semakin advance, semakin dalam, makin likuid, makin diverse," tuturnya. (Z-4)
Terkini Lainnya
Negara Berkembang Korban dari GDP Oriented
DPR Isyaratkan Tolak Usulan Pemberian PMN ke Bank Tanah
4 BUMN dan Bank Tanah Diusulkan Dapat PMN Rp6,1 Triliun
Dana Pemda di Bank Rp192,6 Triliun Dapat Dioptimalkan
Pendanaan APBN untuk IKN hingga Mei Capai Rp5,5 Triliun
Pendapatan APBN Turun 7%, Pengamat Sebut Akibat Kebijakan Masa Lalu
Dirut BRI Sunarso Ogah Terbuai di Zona Nyaman
Sunarso Jadi The Best CEO, BRI Borong 11 Penghargaan Internasional dari Finance Asia
Pemda Diharapkan Mampu Optimalisasi Belanja
Bareskrim Usut Pemalsuan Akta RUPSLB Lewat Dirut Bank Sumsel Babel
OJK Harapkan Ada Penurunan Rasio Kredit Macet Perbankan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap