visitaaponce.com

Kolaborasi Asdah Mineral dan Industri kimia Nusantara Jaya terapkan Hydrometalurgi Untuk Jaga Lingkungan

Kolaborasi Asdah Mineral dan Industri kimia Nusantara Jaya terapkan Hydrometalurgi Untuk Jaga Lingkungan
kerja sama Asdah Mineral Indonesia dengan Kadin Kolaka Utara(Dok. Asdah Mineral Indonesia)

PERUSAHAAN pertambangan dan pengolahan mineral, PT Asdah Mineral Indonesia menggandeng PT Industri Kimia Nusantara Jaya dalam pelaksanaan pekerjaan studi kelayakan (feasibility study) dan penerapan teknologi hydrometalurgi dengan kapasitas 20 ton bijih nikel dan base metal lainnya.

Kerja sama itu menjadi langkah strategis bagi PT Asdah Mineral Indonesia dalam mengembangkan industri Pengolahan di Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara. Dengan adanya teknologi Hydrometalurgi yang ramah lingkungan, Asdah Minearl berharap dapat menjadi tonggak dasar perencanaan pembangunan smelter nikel dan base metal yang inovatif.

Teknologi Hydrometalurgi merupakan metode pemrosesan bijih logam menggunakan pelarut air atau asam yang dianggap lebih efisien dan ramah lingkungan dibandingkan dengan teknologi tradisional. Dengan menerapkan teknologi ini, PT Asdah Mineral Indonesia berharap dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan memberikan kontribusi yang lebih positif terhadap pembangunan berkelanjutan.

Baca juga : Pengamat: Kinerja BUMN Membaik Setelah Jadi Perusahaan Terbuka

Selain itu, Asdah Mineral Indonesia juga telah menandatangani MoU kerjasama dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kabupaten Kolaka Utara. Ketua KADIN Kolaka Utara Sainuddin mengatakan, Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat hubungan antara perusahaan dan komunitas bisnis lokal. 

"PT Asdah Mineral Indonesia berkomitmen untuk melibatkan dan memberdayakan pelaku bisnis lokal dalam proyek ini, sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat setempat," ujar Sainuddin.

Baca juga : Wamen BUMN: Penyelesaian Tol Trans Sumatra Tahap 1-2 Butuh Dana Rp30 T

CEO PT Asdah Mineral Indonesia Saprillah Amir DM mengatakan, penerapan teknologi Hydrometalurgi akan membawa dampak positif bagi industri pertambangan di Indonesia, khususnya dalam pengembangan smelter nikel dan base metal yang ramah lingkungan. 

"Kami berharap kerjasama ini akan menjadi langkah awal dalam memperkuat industri pertambangan berkelanjutan di Sulawesi Tenggara," katanya.

Proyek kerja sama itu diharapkan akan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi Kabupaten Kolaka Utara dan Sulawesi Tenggara secara keseluruhan. Selain itu, dengan penerapan teknologi Hydrometalurgi yang ramah lingkungan, diharapkan industri pertambangan dan pemurnian di Indonesia dapat berkontribusi lebih baik dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mencapai pembangunan yang berkelanjutan.

Kerja sama itu juga mendorong kemandirian teknologi anak bangsa. Dalam proyek ini, PT Asdah Mineral Indonesia berupaya untuk melibatkan tenaga ahli dan insinyur lokal untuk mendukung perencanaan, implementasi, dan pengembangan teknologi Hydrometalurgi.

"Kemandirian teknologi merupakan aspek penting dalam pembangunan suatu negara. Dengan memiliki teknologi sendiri, sebuah negara dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor teknologi dari luar, meningkatkan daya saing industri dalam negeri, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan," imbuh Saprillah.

Pentingnya kemandirian teknologi juga tercermin dalam Visi Indonesia 2045 yang mengarah pada Indonesia sebagai negara maju yang berdaulat di segala aspek, termasuk teknologi. Melalui kerjasama itu, PT Asdah Mineral Indonesia memberikan kontribusi nyata untuk mewujudkan visi tersebut dengan mengembangkan dan menerapkan teknologi Hydrometalurgi secara mandiri.

Dengan adanya pengembangan teknologi Hydrometalurgi dalam skala nasional, Indonesia dapat mengurangi impor teknologi sekaligus meningkatkan nilai tambah di sektor pertambangan serta pengolahan nikel dan base metal lainnya. 

Direktur Utama PT Industri Kimia Nusantara Jaya Kennard Alfred Wiradinata mengatakan, selain nikel, base logam lainnya yang dihasilkan melalui penerapan teknologi hydrometalurgi oleh Asdah Mineral Indonesia juga memiliki potensi besar dalam mendukung sektor-sektor vital di Indonesia. 

"Produk-produk ini dapat digunakan secara langsung dalam sektor pertanian, industri manufaktur, dan sektor lainnya, mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri," ungkapnya. 

Dalam sektor pertanian, produk base logam hasil dari teknologi Hydrometalurgi dapat digunakan untuk pembuatan pupuk atau sebagai bahan tambahan dalam pemupukan. 

Pupuk dengan kandungan base logam yang tepat dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman, sehingga mendukung pertumbuhan sektor pertanian secara keseluruhan. Dengan demikian, Indonesia dapat mengurangi impor pupuk dan mengembangkan industri pupuk dalam negeri.

Di sektor industri manufaktur, base logam yang dihasilkan melalui teknologi Hydrometalurgi dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produksi berbagai produk manufaktur. 

Dengan memiliki pasokan yang cukup dan berkualitas tinggi, industri manufaktur di Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku dan meningkatkan daya saing produk-produk lokal. Hal ini akan berdampak positif terhadap penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan nilai tambah dalam negeri.

Selain itu, dengan menggunakan base logam hasil teknologi Hydrometalurgi secara langsung di dalam negeri, produk-produk tersebut tidak perlu diekspor ke negara maju untuk kemudian dijadikan produk turunan dan dikonsumsi kembali di Indonesia. Dengan demikian, nilai tambah dari produk tersebut akan tetap berada di dalam negeri, memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi Indonesia.

Penerapan teknologi Hydrometalurgi oleh Asdah Mineral Indonesia tidak hanya berfokus pada produksi base logam, tetapi juga pada pengembangan industri pengolahan dan pemanfaatan produk-produk tersebut. Melalui kerjasama dengan berbagai sektor, perusahaan ini berkomitmen untuk meningkatkan pemanfaatan produk dalam negeri dan mendukung pengembangan sektor-sektor vital di Indonesia. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat