visitaaponce.com

Lapangan Usaha Industri Manufaktur Berkontribusi 18,67 Terhadap Ekonomi

Lapangan Usaha Industri Manufaktur Berkontribusi 18,67% Terhadap Ekonomi
Ilustrasi(Antara/Raisan Al Farisi)

EKONOMI Indonesia tumbuh sebesar 5,05% di tahun 2023 dalam setahun penuh kumulatif 2023 dibandingkan dengan 2022 (c to c). Diketahui, lapangan usaha dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi adalah industri pengolahan atau manufaktur.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, lapangan usaha indstri manufaktur tumbuh 4,64% dengan kontribusi 18,67%, lalu perdagangan yang tumbuh 4,85% dengan kontribusi 12,94%, disusul pertanian yang tumbuh 1,30% dengan kontribusi 12,53%.

Kemudian pertambangan yang tumbuh 6,12% dengan kontribusi 10,52%, serta konstruksi yang tumbuh 4,91% dengan kontribusi 9,92%.

Baca juga : Manufaktur Tumbuh 5,2%, Menperin: Semestinya Bisa Lebih Tinggi

Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi secara tahunan atau c-to-c adalah transportasi dan pergudangan yang tumbuh 13,96%, jasa lainnya tumbuh 10,52%, serta akomodasi dan makanan minuman yang tumbuh 10,01%.

"Ini didorong oleh faktor peningkatan mobilitas masyarakat, penyelenggaraan event internasional seperti Piala Dunia u-17, pertemuan KTT ASEAN, Formla E, MotoGP Mandalika dan juga aktivitas persiapan Pemilu," kata Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, Senin (5/2).

Berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi secara kumulatif tahun 2023, dari sisi lapangan usaha, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 0,95%. Walaupun angka ini relatif lebih kecil dari tahun 2022 (1,01%), namun lebih besar dari tahun 2021 (0,70%).

Baca juga : Ekonom: Di 2023, Indonesia Masuk 10 Besar Negara dengan Output Manufaktur Terbesar

Pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2023 juga ditopang oleh perdagangan dengan sumber pertumbuhan 0,63%, transportasi dan pergudangan (0,58%), serta informasi dan komunikasi (0,49%).

Berdasarkan perkembangan pertumbuhan lapangan usaha dengan sumber pertumbuhan terbesar, industri pengolahan tumbuh stabil ditopang oleh masih kuatnya permintaan domestik dan global.

Industri logam dasar tumbuh 14,17%, dipengaruhi oleh peningkatan permintaan dari luar negeri seperti produk logam dasar besi dan baja.

Baca juga : Nilai Ekspor November 2023 Turun Jadi US$22 Miliar

Industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik Juga tumbuh 13,67%, sejalan dengan peningkatan produksi industri barang logam bukan mesin dan peralatan.

Industri alat angkut tumbuh 7,63%, salah satunya akibat peningkatan permintaan domestik seperti sepeda motor.

Industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman tumbuh 4,52%, didorong oleh kenaikan permintaan akan menjelang persiapan Pemilu 2024.

Baca juga : Era Industri 4.0 Dorong Pelaku Industri Optimalkan Sistem Produksi

Perdagangan tumbuh sejalan dengan peningkatan supply barang domestik dan juga permintaan domestik yang masih relatif kuat.

Perdagangan mobil, sepeda motor dan reparasi tumbuh 4,5%, disebabkan oleh meningkatnya penjualan sepeda motor.

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor tumbuh 4,92%, akibat peningkatan aktivitas perdagangan barang di ekonomi domestik.

Baca juga : Konsumsi Masyarakat Belum Berdampak pada Pertumbuhan Industri

Transportasi dan pergudangan tumbuh seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat. Angkutan udara tumbuh 28,6%, ditandai dengan meningkatnya jumlah penumpang angkutan udara baik untuk rute domestik maupun internasional.

Angkutan rel juga tumbuh 23,74%, ditunjukkan oleh peningkatan jumlah penumpang seiring penambahan jadwal jarak jauh, serta pembukaan jalur baru LRT Jabodetabek, dan kereta api cepat Jakarta-Bandung.

Informasi dan komunikasi tumbuh sebesar 7,59%, disebabkan oleh peningkatan jumlah base transceiver station (BTS) beberapa operator telekomunikasi, peningkatan jumlah startup, dan juga peningkatan penetrasi internet di Indonesia.

Baca juga : PT Gunung Raja Paksi Tbk Raih Peringkat idA dari Pefindo

Komponen pengeluaran

Kinerja perekonomian seluruh komponen pengeluaran tumbuh positif di sepanjang tahun 2023, kecuali impor yang mengalami kontraksi sebesar 1,65%.

Sebagai penyumbang utama dari Produk Domestik Bruto (PDB) menurut komponen pengeluaran, antara lain konsumsi rumah tangga tumbuh 4,82%, sementara pembentukan modal tetap bruto tumbuh (PMTB) tumbuh 4,40%.

Baca juga : Pemerintah Waspadai Tren Penurunan Ekspor

"Gabungan keduanya memberi total kontribusi terhadap PDB sebesar 82,51%," kata Amalia.

Komponen Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh 9,83%, karena adanya peningkatan aktivitas persiapan Pemilu baik dilakukan oleh peserta maupun penyelenggara Pemilu, seperti sosialisasi Rakernas, Rakerda, Rapimnas, dan konsolidasi nasional.

Berdasarkan sumber pertumbuhan secara kumulatif tahun 2023, dari sisi pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,55%. Pertumbuhan ekonomi tahun 2023 juga ditopang oleh PMTB (1,38%) dan net ekspor (0,66%).

Baca juga : Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Melambat, hanya 5,05%

Komponen pendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh seiring dengan terkendalinya inflasi dan daya beli masyarakat yang tetap terjaga.

Kelompok konsumsi yang tumbuh tinggi antara restoran dan hotel, seiring maraknya kegiatan wisata selama libur sekolah nakal dan tahun baru, lalu transportasi dan komunikasi karena mobilitas masyarakat yang meningkat untuk berwisata. Pembelian sepeda motor juga meningkat.

PMTB tumbuh antara lain ditopang oleh pembangunan infrastruktur dan meningkatnya aktivitas penanaman modal di Indonesia. Pembangunan Perumahan seperti Rusun Lanud Halim Perdanakusuma, Rusun ASN di IKN, serta program sejuta rumah dan lain-lain.

Baca juga : Investasi di Purwakarta Capai Rp14,8 T pada 2023

Pemangunan jalan tol yang telah dilakukan antara lain jalan tol kisaran Tebing Tinggi, Jalan Tol Serpong Cinere, Jalan Tol Cinere-Jagorawi dan Jalan Tol Cimanggis-Cibitung dan pembangunan jalan lainnya.

Pembangunan bendungan antara lain Bendungan Margatiga di Lampung, Bendungan Cipanas di Jawa Barat, Bendungan Karian di Banten dan lain-lain.

Ekspor tumbuh positif terutama didorong oleh pertumbuhan ekspor barang migas seperti peningkatan volume ekspor .igas dan ekspor jasa seiring dengan peningkatan jumlah wisman dan devisa masuk dari luar negeri.

Baca juga : Indef: Jumlah Pengangguran Turun, Banyak Terserap ke Sektor Informal

"Meskipun ekspor barang non migas mengalami kontraksi seperti mesin peralatan listrik, bijih kerak dan abu logam, serta alas kaki," kata Amalia. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat