Laba Goldman Sachs Anjlok Ditekan Hasil Merger dan Akuisisi
GOLDMAN Sachs melaporkan penurunan laba pada Rabu (19/7) karena hasil dari aktivitas merger dan akuisisi yang lemah. Namun, saham menguat karena para eksekutif mengatakan peningkatan mungkin sudah dekat.
Sementara Kepala Eksekutif David Solomon menggambarkan kuartal kedua sebagai periode sulit. Dia mengatakan pada konferensi dengan analis bahwa lingkungan terasa lebih baik dalam hal sentimen pasar. "Jika lingkungan terasa lebih baik dan lingkungan menjadi lebih baik, Anda akan melihat kinerja yang lebih baik," kata Solomon.
Keuntungan bank investasi dan jasa keuangan multinasional asal Amerika yang berkantor pusat di New York City itu mencapai US$1,1 miliar atau turun 62% dari periode yang sama tahun lalu. Pendapatan turun delapan persen menjadi US$10,9 miliar.
Baca juga: Rusia Ambil Alih Saham Danone dan Carlsberg
Bank investasi besar itu menunjuk pada penurunan signifikan dalam transaksi merger dan akuisisi yang diselesaikannya sebagai hambatan pada divisi perbankan dan pasar globalnya. Pendapatan juga anjlok dalam perdagangan yang terkait dengan pendapatan tetap, komoditas, dan mata uang. Pendapatannya datar dalam perdagangan ekuitas.
Goldman juga mengalami penurunan pendapatan dari divisi utama lain, manajemen aset dan kekayaan. Hasilnya berkurang sebesar US$485 juta dalam penurunan investasi realestat.
Baca juga: Penjualan Perhiasan Mewah Cartier Melonjak Didorong Tiongkok
Area masalah lain ialah Greensky, platform fintech untuk pinjaman perbaikan rumah, yang diperoleh Goldman dengan gembar-gembor pada 2021 tetapi sekarang ingin divestasi. Bank menderita kerugian sebelum pajak sebesar US$677 juta di GreenSky.
Goldman juga mengalami kerugian US$504 juta di platform konsumennya, termasuk Greensky. Goldman mengumumkan akuisisi seluruh saham GreenSky senilai US$2,2 miliar pada September 2021 dengan kesepakatan ditutup pada US$1,7 miliar.
Namun Solomon menggambarkan kemitraan kartu kredit dengan General Motors dan Apple sebagai kemitraan jangka panjang. Goldman berfokus pada peningkatan kinerja mereka.
Diversifikasi bermasalah
Salomo berada di bawah pengawasan manajemennya atas bisnis perbankan konsumen milik Goldman yang dimulai oleh pendahulunya Lloyd Blankfein tetapi diperluas secara agresif oleh Solomon. Usaha itu dipandang sebagai cara untuk mendiversifikasi Goldman di luar bisnis intinya yang sangat terkait dengan perdagangan Wall Street. Saingannya seperti JPMorgan Chase dan Bank of America juga memiliki operasi perbankan ritel yang besar.
Perjuangan Goldman dengan GreenSky menyoroti, "Kesulitan perusahaan dalam melaksanakan strategi diversifikasi tepat pada saat bisnis intinya menghadapi tantangan," kata catatan dari Mark Narron, direktur senior di Fitch Ratings. Paparan Wall Street Journal baru-baru ini menggambarkan bank tersebut, "Berperang dengan dirinya sendiri."
Solomon telah mengadakan pertemuan pribadi dengan mitra Goldman untuk mencoba memperbaiki hubungan, Journal melaporkan. Pada Rabu, para eksekutif Goldman merujuk efek sisa dari krisis perbankan AS musim semi sebagai hambatan pada sentimen pasar, yang semakin menghambat aktivitas merger dan akuisisi pada kuartal kedua.
Namun Solomon mengatakan perbankan investasi beroperasi dalam siklus menggambarkan kemajuan sebagai hal yang tak terhindarkan. "Layanan dalam memberi nasihat, perlunya merger dan konsolidasi, IPO, pembiayaan ekuitas, pembiayaan utang, itu bagian mendasar dari perekonomian kita," katanya. "Itu tidak akan hilang. Sudah tertekan selama empat sampai enam kuartal terakhir."
Saham Goldman, yang berada di wilayah negatif dalam perdagangan prapasar, rebound. Sahamnya sempat berada di US$342,24 atau naik 1,4%. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Diversifikasi bermasalah
Mengenal Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional, Ini Penjelasannya!
Buat Malu Keluarga Cendana, Alasan Soedrajad Djiwandono Dipecat Jadi Gubernur BI
IHSG Ditutup Menguat Lampaui 6.950
Dana Pemda di Bank Rp192,6 Triliun Dapat Dioptimalkan
BSI Masuk Daftar Top 10 Global Islamic Bank
NPL Meningkat, UMKM paling Rentan Terdampak Ekonomi
Uang Rp1 Triliun PT Taspen Diputar ke 3 Jenis Investasi Fiktif
KPK Dalami Investasi Sukuk yang Dilakukan PT Taspen
SKK Migas Kejar Kenaikan Investasi Hulu hingga 17%
Kunker di 2 Perusahaan, Pj Gubernur Jateng Cek Kondisi Ketenagakerjaan dan Perkembangan Usaha
BKPM: Indonesia Negara Pertama Bangun Ekosistem Baterai Mobil Terintegrasi
PTPP Penuhi Kewajiban Obligasi dan Sukuk Mudharabah Tepat Waktu
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap