Gara-Gara Rusia, Harga Gandum Dunia Bakal Melejit
![Gara-Gara Rusia, Harga Gandum Dunia Bakal Melejit](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/07/781cf3adbe01688dbca2ef43b1a67d91.jpg)
DIREKTUR Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan perlu dicermati dampak keputusan Rusia menolak memperpanjang kesepakatan Black Sea Grain Initiatives atau Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam.
Sebab dampaknya ke Indonesia bisa mempengaruhi pasokan gandum untuk industri makanan minuman.
Meski impor gandum Indonesia sebagian besar dari Australia sebanyak 1,3 juta ton dan hanya 166.758 ton dari Ukraina tapi efek berkurangnya suplai gandum Ukraina juga berdampak serius ke perebutan gandum di tingkat global.
Baca juga : Rusia Tolak Perpanjang Izin Ekspor Gandum dari Ukraina
"Harga gandum yang jelas untuk kontrak baru bisa naik, kemudian negara lain yang kekurangan stok, akan membeli juga gandum dari Australia. Ini kalau tidak hati-hati bisa membuat rantai pasok gandum bergeser semua," kata Bhima saat dihubungi, Minggu (23/7).
Selain itu, sebagian besar masyarakat miskin yang terbiasa makan mie instan, misalnya, mereka akan harus menanggung kenaikan harga apabila ada gangguan stok gandum.
Baca juga : Konflik Rusia-Ukraina Masih Ancam Ketahanan Pangan Nasional
Dari data kemiskinan per maret 2023, mi instan menyumbang 2,56% garis kemiskinan perkotaan dan 2,24% di pedesaan di Indonesia.
Yang bisa Indonesia lakukan antara lain, pertama, yaitu segera menurunkan ketergantungan pada komoditas gandum khususnya dalam pemenuhan karbohidrat.
"Pengembangan pangan lokal perlu mendapat dukungan yang serius. Banyak pangan lokal alternatif yang daya saingnya bisa menjadi substitusi gandum," kata Bhima
Kedua, mendorong perusahaan pengolahan pangan untuk terus memperbesar serapan pangan alternatif selain gandum.
Ketiga, pemerintah khususnya perwakilan dagang dan kedutaan di negara seperti Rusia dan Ukraina agar terus memantau perkembangan situasi dan memberikan alternatif solusi jika terjadi krisis gandum.
"Keempat, Indonesia harus memanfaatkan forum G20, forum ASEAN yang dihadiri perwakilan Rusia dan AS untuk menghentikkan perang yang mengganggu stabilitas pangan global," kata Bhima. (Z-4)
Terkini Lainnya
Antisipasi Dampak Konflik Timur Tengah, Pemerintah Siapkan Kebijakan Antisipasi
Mesir Kantongi Tambahan Pinjaman IMF Seiring Anjloknya Pound
Isu Pangan Harus Dipandang Secara Multidimensi
Prancis Sayangkan Larangan Polandia terhadap Impor Gandum Ukraina
Polandia Tidak Akan Lagi Memberikan Senjata kepada Ukraina
Dies Natalis ke-60 IPB, Presiden: Krisis Pangan Dunia Peluang Bagi Indonesia
Perpusnas Jalin Kerja Sama dengan Dua Perpustakaan Nasional Rusia
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Korea Utara Gelar Pertemuan Plenari Partai Pekerja Korea Bahas Kerja Sama dengan Rusia
Serangan Rusia di Ukraina Menewaskan 12 Orang, Termasuk 4 Anak-Anak
Sempat Anjlok Akibat Politik di Rusia dan Timur Tengah, Ekspor Rumput Laut Menggeliat Lagi
Diundang Ikut Olimpiade Paris 2024, Atlet Tenis Rusia Kompak Menolak
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap