visitaaponce.com

Transportasi dan Pendidikan jadi Pemicu Kenaikan Inflasi Juli 2023

Transportasi dan Pendidikan jadi Pemicu Kenaikan Inflasi Juli 2023
Inflasi Juni 2023 dipacu sektor transportasi dan pendidikan(Freepik)

BADAN Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi pada Juli 2023 di level 0,21%. Inflasi tersebut lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya (month to month/mtm) yang tercatat 0,14% (mtm). Itu setara dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 115,00 pada Juni 2023 menjadi 115,24 pada Juli 2023.

"Inflasi bulanan 0,21%, lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,14%, namun inflasi ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Juli 2022 yang sebesar 0,64%," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Selasa (1/8).

Sektor transportasi dan pendidikan disebut menjadi kelompok yang memicu kenaikan inflasi secara bulanan. Dari data BPS, kelompok angkutan udara tercatat memberikan andil 0,06% (mtm) terhadap inflasi umum.

Baca juga: Ekonomi Eropa Tumbuh, Inflasi Turun

Itu kemudian diikuti oleh komoditas daging ayam ras dengan andil 0,04% (mtm), cabai merah dengan andil 0,03% (mtm), bawang putih dengan andil 0,02% (mtm) dan biaya sekolah menengah dasar, biaya sekolah menengah pertama, biaya sekolah menengah atas dengan andil masing-masing 0,01% (mtm).

"Bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah setelah periode libur panjang, dimulainya tahun ajaran baru tentunya dapat berpengaruh terhadap permintaan beberapa jenis barang dan jasa yang berdampak pada perubahan harga," jelas Pudji.

Baca juga: Data Inflasi dan PMI Manufaktur Indonesia Dinanti Pelaku Pasar Keuangan

Pudji mengatakan, inflasi kelompok pendidikan pada Juli 2023 mengalami inflasi 0,6% (mtm) dengan andil terhadap inflasi umum sebesar 0,04%. Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok pendidikan Juli 2023 ialah biaya sekolah SD, biaya sekolah SMP, dan biaya sekolah SMA yang masing-masing memberikan andil sebesar 0,01%.

"Inflasi kelompok pendidikan cenderung terjadi pada rentang bulan Juli hingga September, bersamaan dengan dimulainya tahun ajaran baru. Jadi secara historis kelompok pendidikan ini masih berpotensi memberikan andil terhadap inflasi pada bulan 2 bulan ke depan," jelas Pudji.

Adapun tiga komponen pembentuk inflasi umum tercatat mengalami inflasi. Komponen harga diatur pemerintah (administered price), misalnya, mengalami inflasi 0,44% (mtm) dan memberikan andil 0,09% (mtm) terhadap inflasi umum.

Komponen tersebut kembali mengalami inflasi setelah tercatat mengalami deflasi pada Mei dan Juni 2023. Komoditas yang dominan mendorong inflasi pada komponen administered price ialah tarif angkutan udara dan rokok kretek filter.

Komponen harga bergejolak (volatile price) juga tercatat mengalami inflasi 0,17% (mtm) dengan andil terhadap inflasi umum sebesar 0,03% (mtm). Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi terhadap komponen ini adalah daging ayam ras, cabai merah, bawang putih, telur ayam ras, dan kentang.

Sedangkan komponen inti mengalami inflasi bulanan sebesar 0,13% (mtm) dan memberikan andil sebesar 0,09% (mtm). Komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi komponen inti adalah biaya sekolah SD, biaya sekolah SMP, dan biaya sekolah SMA.

Tingkat inflasi umum bulanan itu didapat BPS dari hasil pemantauan yang dilakukan di 90 kota IHK. Tercatat pada Juli 2023 77 kota IHK mengalami inflasi dan 13 kota IHK lainnya mengalami deflasi.

Dengan inflasi bulanan tersebut, maka tingkat inflasi umum secara tahunan (year on year/yoy) tercatat 3,08%. Itu lebih rendah dari inflasi tahunan Juni 2023 yang ada di level 4,94% (yoy). "Inflasi tahunan ini terus menunjukkan tren penurunan sejak Maret 2023," tutur Pudji.

Secara tahunan, dua komponen pembentuk inflasi tercatat mengalami inflasi dan satu lainnya mengalami deflasi. Komponen inflasi intu tercatat mengalami inflasi 2,43% (yoy) dan memberikan andil pada inflasi tahunan 1,57% (yoy).

Lalu komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 8,42% (yoy) dan memberikan andil sebesar 1,51% (yoy). Sedangkan komponen harga bergejolak komponen mengalami deflasi sebesar 0,03% (yoy).

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat