visitaaponce.com

Konsumsi Rumah Tangga Dorong Kinerja APBN

Konsumsi Rumah Tangga Dorong Kinerja APBN
Deretan gedung perkantoran serta apartemen di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (24/1/2023).(MI/Susanto.)

ANGGARAN Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terus bekerja untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dari dekomposisi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2023, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,2% atau lebih kuat dibandingkan kuartal I 2023 yang 4,5%.

"Banyak faktor yang dipengaruhi oleh APBN dari konsumsi rumah tangga," kata Sri Mulyani, pada Konferensi Pers APBN Kita, Jumat (11/8). Pertama, inflasi yang rendah karena APBN ikut bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk menjaga inflasi Indonesia terus menurun. Ini menyebabkan daya beli masyarakat tetap terjaga atau bahkan menguat.

APBN juga bekerja membantu masyarakat terutama yang paling rentan pada 40% terbawah dengan belanja bantuan sosial dan bantuan kepada masyarakat. Ini berhasil meningkatkan daya beli dan konsumsi masyarakat, terutama kelompok yang paling rentan.

Baca juga: Kinerja APBN 2023 hingga Juli Tumbuh 4,1%

APBN juga memberikan THR gaji ke-13 pada kuartal II 2023 dan belanja yang dilakukan oleh pemerintah, baik untuk persiapan Pemilu, penyelenggaraan ASEAN Chairmanship, pelayanan birokrasi dan investasi, baik pada proyek strategis nasional, IKN, maupun pemeliharaan berbagai aset negara.

Ini semua belanja negara yang jumlahnya sangat signifikan, sangat menentukan, dan memengaruhi kinerja pertumbuhan terutama dari sisi permintaan. Konsumsi rumah tangga di 5,2% dan konsumsi pemerintah tumbuh 10,6% di kuartal II 2023. Keduanya memberikan 60,8% dari total PDB nasional. 

Baca juga: Pupuk Langka, Pemerintah Kaji Penyaluran Pupuk Bersubsidi

Sementara itu investasi atau pembentukan modal domestik bruto (PMTB) tumbuh cukup kuat 4,6%. Ini lebih kuat dari kuartal I 2023 tumbuh 2,1%.

Ekspor Indonesia pada 2021 dan 2022 tumbuh sangat tinggi. Karenanya, pada 2023 saat terjadi normalisasi harga komoditas global, ini membuat kinerja ekspor kontraksi -2,7%. Kinerja impor Indonesia juga melambat -3,1%. "Ini yang menyebabkan lingkungan eksternal menjadi faktor yang harus diwaspadai," kata Sri Mulyani.

Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2023, pada sektor manufaktur masih bisa bertahan tumbuh di 4,9%. Sektor ini merupakan 8,3% dari total PDB Indonesia.

Sektor pertanian tubuh 2,0% dan perdagangan masih relatif kuat didukung dengan konsumsi masyarakat yang tumbuh cukup tinggi di 5,3%. Sektor pertambangan masih tumbuh 5%.

Dari sisi produksi masih terlihat sektor transportasi mengalami rebound yang masih sangat kuat, tumbuh di 15,3% di kuartal II 2023. Sektor akomodasi makanan dan minuman tumbuh 9,9% serta sektor informasi dan komunikasi masih tetap bertahan tumbuh 8%.

"Dari sisi produksi, pertumbuhan dikontribusi oleh sektor yang secara tradisional penting seperti manufaktur, perdagangan, dan pertambangan. Namun sektor jasa yang menunjukkan pemulihan dan rebound cukup tinggi juga memberi kontribusi terhadap momentum pemulihan ekonomi," kata Sri Mulyani. Pendongkraknya yaitu pada kuartal II 2023, ada perayaan Idul Fitri, Idul Adha, dan sektor pariwisata yang menunjukkan pemulihan yang cukup bertahan dan momentumnya kuat. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat