UPLAND Project Kementan Terapkan Program UPPO-Biogas
DIREKTORAT Jenderal PrasaranA dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian melalui program UPLAND menerapkan sistem pertanian berkelanjutan dengan mendorong petani menggunakan pupuk yang dibuat dengan metode fermentasi anaerob.
Project Management Unit UPLAND Project Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan), Farakka Sari mengatakan, pengembangan sistem pertanian berkelanjutan sebagai upaya untuk menyelamatkan lingkungan selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals yang menjadi target seluruh negara anggota PBB.
Penerapan sistem pertanian berkelanjutan seperti pupuk organik dan pestisida alami sebagai upaya untuk tidak merusak lingkungan, baik secara fisik, kimia, biologi, maupun ekologi.
Baca juga : Mentan SYL Tinjau Langsung Panen dan Tanam Padi di Barito Kuala
"Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Pertanian akan terus berupaya mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan di mana salah satunya penggunaan pupuk organik dan pertisida alami adalah untuk meningkatkan unsur hara tanah seperti kadar C organik yang saat ini sudah mulai menurun di sebagian besar lahan pertanian di Indonesia khususnya Pulau Jawa," kata Farakka, melalui keterangannya, Jumat (11/8).
Farakka mengatakan pertanian ramah lingkungan tidak menguntungkan usaha tani tidak sepenuhnya benar. Ia mengatakan selain dapat menekan ongkos produksi, pertanian ramah lingkungan juga dapat meningkatkan produksi komoditas pertanian dan kualitas hasil panennya.
Baca juga : Mitigasi El Nino, Mentan SYL Panen Padi dan Gerakan Tanam Padi di Barito Kuala
"Saat ini banyak masyarakat yang menerapkan hidup sehat akan memilih untuk mengkonsumsi pangan organik," kata Farakka.
Sementara itu, Direktur Irigasi Pertanian, Rahmanto sebagai penanggung jawab teknis Program UPLAND mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengembangkan program UPPO-Biogas. Program ini digelar bertujuan untuk membudidayakan atau memasyarakatkan pembuatan pupuk organik secara mandiri.
Masyarakat diberikan pengetahuan untuk mengetahui cara melakukan fermentasi dengan cara anaerob atau tanpa udara. Hal itu dilakukan karena fermentasi anaerob dapat menghasilkan pupuk organik yang lebih berkualitas dibandingkan dengan pupuk kompos pada umumnya.
"Fermentasi anaerob akan menghasilkan pupuk organik yang lebih baik kualitasnya dibandingkan kompos biasa,” jelasnya.
Lebih lanjut, Rahmanto mengatakan program anaerob lebih sederhana karena dapat dilakukan pada skala kecil seperti rumah tangga. Masyarakat dapat menggunakan bahan baku yang di sekitar rumah yang mengandung unsur karbon dan nitrogen seperti serbuk gergaji, sekam padi, dan kotoran kambing.
Tidak hanya itu, masyarakat juga dapat menggunakan hijauan tanaman, ampas tahu, limbah organik rumah tangga, kotoran ayam, kotoran kambing, dan lain-lain. Dengan mudahnya bahan dasar pembuatan pupuk tersebut dilakukan setiap keluarga petani melalui Program Unggulan UPPO-Biogas.
"Biogas adalah produk sampingan dari proses pembuatan pupuk ini yang juga dapat dimanfaatkan walaupun hanya skala rumah tangga. Hasil dari proses fermentasi anaerob ini sudah aman dan berkualitas untuk lingkungan karena tidak ada gas metana yang diemisi ke atmosphere," jelasnya.
Tidak hanya dapat melestarikan lingkungan, melalui Program Unggulan UPPO-Biogas juga dapat memperoleh produksi pertanian yang optimal. Hal itu terlihat jelas perbandingan antara hasil panen yang dilakukan petani organik dan non-organik di kawasan Magelang dan Tasikmalaya yang menjadi lokasi binaan Program UPLAND.
"Petani padi organik di Magelang dan Tasikmalaya misalnya mereka mengakui terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas hasil panen. Perbandingan harga beras organik dan Non Organik yang cukup signifikan, secara jelas dapat meningkatkan pendapatan petani. Hal ini juga akan menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya minat petani di Tasikmalaya dan Magelang untuk mulai beralih ke pertanian organik," pungkasnya. (Z-5)
Terkini Lainnya
Swasembada Gula Harus Perkuat Kesejahteraan Petani Tebu
Tingkatkan Produksi Gula dengan Menjaga Harga di Tingkat Petani
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Tinjau Bantuan Pompa Irigasi di Sulsel
Sektor Pertanian Modern Turut Dikembangkan di Aceh
Dampak El Nino, Puluhan Hektare Tanaman Jagung di Gersik Gagal Panen
Pemkab Kaur Salurkan 116 Mesin Pompa Air untuk Sawah Tadah Hujan
Kementan Dorong Pertanian Ramah Lingkungan Melalui UPPO-Biogas
Tingkatkan Produktivitas Padi dengan Eco-Enzyme
Kembangkan Pertanian, Penjabat Bupati Klungkung Bagikan Pupuk Organik Gratis
Lebih Hemat, Para Petani Mulai Beralih Gunakan Pupuk Organik
Kurangi Penggunaan Pupuk Kimia, Kementan Perkenalkan Inovasi Teknik Biosaka
Masyarakat Pertanian Organik Indonesia Ingatkan Perlunya Inovasi Pertanian
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap