visitaaponce.com

Italia Nilai Kesepakatan Perdagangan Tiongkok tidak Penuhi Harapan

Italia Nilai Kesepakatan Perdagangan Tiongkok tidak Penuhi Harapan
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.(AFP/Andreas Solaro.)

KESEPAKATAN investasi dengan Tiongkok telah gagal memenuhi harapan Italia. Ini dikatakan diplomat utama Roma pada Sabtu (2/9/2023) menjelang kunjungan ke Beijing seiring meningkatnya spekulasi bahwa Italia akan menarik diri.

Pada 2019, negara dengan tingkat utang yang tinggi ini menjadi satu-satunya negara dari kelompok negara-negara industri G7 yang mengambil bagian dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative/BRI) Tiongkok. Program ambisius Presiden Tiongkok Xi Jinping, yang terdiri dari investasi besar-besaran di bidang infrastruktur seperti pelabuhan, kereta api, dan bandara, itu bertujuan meningkatkan hubungan perdagangan antara Asia, Afrika, dan Eropa.

Kritikus mengatakan rencana tersebut merupakan kuda Troya untuk meningkatkan pengaruh Beijing. Kesepakatan itu akan diperpanjang secara otomatis pada Maret 2024 kecuali Italia menarik diri pada tahun ini.

Baca juga: Perekrutan Pekerja di AS Melonjak tapi Pengangguran Bertambah

"Kami ingin terus bekerja sama secara erat dengan Tiongkok. Namun kami juga harus menganalisis ekspor. Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) belum membuahkan hasil yang kami harapkan," ujar Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani pada forum ekonomi.

Dia mengatakan ekspor Italia ke Tiongkok pada 2022 bernilai 16,5 miliar euro (US$17,8 miliar). Padahal, angka untuk Prancis dan Jerman jauh lebih tinggi, masing-masing sebesar 23 miliar euro dan 107 miliar euro.

Baca juga: PDB Kanada Turun Mengejutkan hingga 0,2% pada Kuartal Kedua

Tajani akan bertemu dengan pihak berwenang Italia selama perjalanannya ke Beijing dari Minggu (3/9) hingga Selasa (5/9) dan mempersiapkan rencana kunjungan Perdana Menteri Giorgia Meloni yang diyakini beberapa ahli akan mengonfirmasi keluarnya Italia dari perjanjian tersebut. Penarikan tersebut, "Kemungkinan besar telah disepakati secara prinsip dengan otoritas Tiongkok," kata Lorenzo Codogno, mantan kepala ekonom di Departemen Keuangan Italia, dalam satu catatan.

Meloni, "Akan membuat pengumuman resmi selama kunjungan kenegaraannya ke Beijing yang diharapkan terjadi pada pertengahan Oktober. Ini sebagai tanda penghormatan terhadap kepemimpinan Tiongkok. Namun parlemen Italia yang akan mengambil keputusan akhir," tambahnya. 

Pendahulu Meloni, Mario Draghi, membekukan perjanjian tersebut dan memblokir investasi Tiongkok dalam skala besar di sektor-sektor yang dianggap penting secara strategis. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat