visitaaponce.com

Berpotensi Besar, Luhut Tak Ingin Proyek Xinyi Lepas ke Malaysia

Berpotensi Besar, Luhut Tak Ingin Proyek Xinyi Lepas ke Malaysia
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan.(Antara)

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan, menegaskan pemerintah berupaya mempertahankan investasi dari perusahaan kaca terbesar di dunia asal Tiongkok, Xinyi Glass Holdings Ltd, di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau. Pasalnya, berhembus kabar Malaysia tengah berusaha merayu Xinyi Group agar mau berinvestasi membangun pabrik panel surya di Kota Johor.

"Kita harapkan janganlah (lepas ke Malaysia). Jangan sampai karena kekonyolan kita lari ke tempat lain," kata Luhut di Hotel Pullman Jakarta Central Park, Selasa (19/9).

Menko Marves menyebut ada potensi bisnis besar di pulau yang memiliki luas hingga 17.000 hektare (ha) itu. Sebagian kawasan Pulau Rempang akan disulap menjadi sebuah kawasan industri, perdagangan, hunian, dan pariwisata yang terintegrasi.

Baca juga: Pulau Rempang Disebut Kawasan Hutan, Bukan Pemukiman Tanah Adat

Xinyi Group berencana akan berinvestasi membangun hilirisasi pasir kuarsa di Kawasan Rempang dengan total investasi mencapai Rp300 triliun, dengan tahap pertama investasi sebesar US$11,5 miliar atau setara Rp174 triliun sampai dengan 2080.

"Di Rempang itu ada potensi yang bagus. Di situ nanti mau bikin pabrik sel photovoltaic (PV) untuk menjadi solar panel dan semikonduktor. Kan ini bagus," kata Luhut.

Relokasi dengan Damai

Luhut menuturkan pemerintah melalui Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan menteri terkaitnya telah turun tangan untuk mengatasi protes warga yang akan direlokasi ke Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, akibat rencana investasi Xinyi Group.

Baca juga: Guru dan Peserta Didik di Pulau Rempang akan Dapatkan Dukungan Psikososial 

Penanganan masalah tersebut, ujar Luhut, dilakukan tanpa kekerasan untuk meredam konflik dengan warga Rempang.

"Ya kasus Rempang itu mungkin sekarang lagi slow down (pelan-pelan) penanganannya. Saya pikir mungkin approach atau pendekatannya kemarin belum pas. Kita sendiri harus introspeksi apa yang salah. Kalau ada yang salah, ya kita perbaiki," tegasnya.

Ke depan, Luhut berharap masalah protes warga Rempang tidak berlarut-larut dan meminta tidak ada provokator yang menyulut polemik di Pulau Rempang.

Ia mengeklaim banyak warga Rempang yang setuju untuk relokasi ke Pulau Galang. Pemerintah pun menyiapkan hunian baru bagi warga yang terdampak pengembangan investasi Xinyi Group. Rumah tersebut akan dibangun dalam rentang waktu 6 sampai 7 bulan. Sementara menunggu waktu konstruksi, warga akan diberikan fasilitas berupa uang dan tempat tinggal sementara.

"Pada umumnya warga mau (direlokasi), tidak ada masalah. Karena kalau meraka direlokasi, ada yang mau dikasih rumah, ada dikasih pekerjaan, uang tunai, dan sebagainya," ucap Luhut.

"Cuma kemudian ada provokator. Jadi sebelum anda mengkritik, cek dulu, bener tidak masalahnya di sana. Jadi jangan asal ngomong saja. Kalau disosialisasikan dengan baik, saya rasa tidak ada masalah," pungkasnya.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat