visitaaponce.com

Bank Sentral Inggris Bekukan Suku Bunga setelah 14 Penaikan Berturut-turut

Bank Sentral Inggris Bekukan Suku Bunga setelah 14 Penaikan Berturut-turut
Gubernur Bank of England Andrew Bailey berbicara kepada media selama konferensi pers Laporan Kebijakan Moneter di Bank of England, London.(AFP/Alastair Grant.)

BANK of England atau bank sentral Inggris pada Kamis (21/9/2023) mempertahankan suku bunga tetap stabil. Langkah ini menghentikan penaikan 14 kali berturut-turut menyusul perlambatan inflasi Inggris dan satu hari setelah Federal Reserve AS juga melakukan jeda.

Komite kebijakan moneter BoE memutuskan dengan hasil pemungutan suara yang ketat 5-4 untuk mempertahankan suku bunga utama di 5,25%. Ini tingkat tertinggi dalam lebih dari 15 tahun.

Mereka memperingatkan bahwa prospek suku bunga bergantung pada inflasi yang tetap tinggi sejalan dengan pandangan negara-negara lain di AS dan Eropa. Para pengambil kebijakan di Inggris diperkirakan kembali menaikkan biaya pinjaman menjelang pertemuan minggu ini sampai data resmi harga konsumen yang mengejutkan pada  Rabu mengaburkan gambaran tersebut.

Baca juga: Wow! Inflasi Inggris Turun ke Level Terendah Dalam 18 Bulan

Keputusan pada Kamis ini diambil menjelang akhir minggu sibuk bagi bank sentral global yang melakukan banyak penaikan suku bunga untuk mengendalikan inflasi yang melonjak setelah invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu.

Seimbang

"Keputusan akan menaikkan atau mempertahankan suku bunga bank pada pertemuan ini menjadi lebih seimbang," demikian bunyi risalah pertemuan tersebut. "Pengetatan lebih lanjut dalam kebijakan moneter akan diperlukan jika terdapat bukti tekanan inflasi yang lebih persisten," tambah mereka.

Baca juga: Perekonomian Selandia Baru Menjauh dari Jurang Resesi

Lima pengambil kebijakan, termasuk Gubernur Andrew Bailey, memilih tidak menaikkan suku bunga untuk pertama kali sejak Desember 2021. Sebanyak empat orang mendesak penaikan suku bunga sebesar seperempat poin untuk mengatasi risiko persistensi inflasi yang semakin mendalam.

The Fed pada Rabu mempertahankan suku bunganya tetapi mengindikasikan kemungkinan penaikan lagi tahun ini jika inflasi tetap tinggi. Hal ini juga mengisyaratkan bahwa akan ada pengurangan yang lebih sedikit dari yang diperkirakan pada 2024.

Juga pada Kamis, Riksbank Swedia dan Norges Bank Norwegia masing-masing menaikkan suku bunga utama mereka sebesar seperempat poin. Namun Swiss National Bank secara tak terduga mempertahankan suku bunganya alias tidak berubah, sehingga mengacaukan ekspektasi penaikan suku bunga. Ketiganya mengatakan penaikan suku bunga lebih lanjut mungkin diperlukan jika inflasi masih terlalu tinggi.

Data mengejutkan 

Di Inggris, Indeks Harga Konsumen melambat menjadi 6,7% di Agustus dari 6,8% di Juli, berdasarkan data yang diungkapkan menjelang pembekuan suku bunga BoE. Angka tersebut merupakan angka inflasi terendah sejak Februari 2022 dan mengacaukan ekspektasi percepatan ke 7,1% akibat kenaikan harga energi.

Bank-bank sentral telah memperketat biaya pinjaman ke tingkat tertinggi dalam beberapa tahun terakhir setelah melonjaknya harga energi dan pangan. Bank Sentral Eropa (ECB) telah melakukan 10 kali penaikan berturut-turut, termasuk penaikan seperempat poin pada minggu lalu, tetapi kini memberikan sinyal bahwa biaya pinjaman zona euro mungkin telah mencapai puncaknya.

Hal ini terjadi ketika data minggu ini menunjukkan inflasi zona euro sedikit melambat pada Agustus.

Krisis biaya hidup 

Dalam upaya untuk mendinginkan harga, BoE mulai menaikkan suku bunga utamanya dari rekor terendah sebesar 0,1% pada akhir 2021. Ini dilakukan ketika inflasi mulai naik lebih tinggi seiring dengan perlahan-lahan keluarnya perekonomian dari lockdown.

Namun demikian, inflasi Inggris kemudian mencapai puncaknya dalam 41 tahun terakhir yaitu 11,1% pada Oktober 2022. BoE ditugaskan pemerintah Inggris untuk menjaga tingkat inflasi pada kisaran dua persen.

Negara ini menghadapi oleh pemogokan kerja, terutama yang dilakukan pekerja kereta api dan kesehatan, karena gaji mereka tidak mampu mengimbangi melonjaknya biaya hidup. Penaikan suku bunga juga memperburuk krisis biaya hidup yang diikuti oleh bank-bank ritel menaikkan suku bunga hipotek secara signifikan.

Pemilik properti, yang dihadapkan pada pembayaran cicilan yang lebih tinggi, pada gilirannya menaikkan harga sewa dalam jumlah yang cukup besar. Pada saat yang sama, bank menawarkan tingkat pengembalian tabungan yang lebih tinggi bagi mereka yang mampu menyisihkan uangnya.

Menanggapi keputusan Kamis, analis XTB Walid Koudmani memperingatkan tingkat suku bunga mungkin tidak akan mencapai puncaknya jika inflasi meningkat. "Pesan utama hari ini ialah suku bunga berada pada puncaknya atau mendekati puncaknya," kata Koudmani. "Tetapi dengan data saat ini, ini bisa menjadi sinyal berbahaya bagi pasar karena jika inflasi terus meningkat, BoE perlu menaikkan suku bunga sekali lagi." (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat