visitaaponce.com

Konflik di Timur Tengah Sebabkan Rupiah masih akan Melemah Sepekan Kedepan

Konflik di Timur Tengah Sebabkan Rupiah masih akan Melemah Sepekan Kedepan
Dalam sepekan ke depan, rupiah diprediksi melemah akibat tensi politik di Timur Tengah.(Antara)

DIREKTUR PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyebut rupiah kemungkinan dalam sepekan kedepan masih akan melemah. Pasalnya adanya tensi politik di Timur Tengah yang masih tinggi.

"Karena adanya tensi politik di Timur Tengah yang relatif lebih tinggi, apalagi keterlibatan Hizbullah yang akan mau memasuki wilayah Israel, kemudian Israel pun akan melakukan serangan darat, lalu adanya embargo Iran terhadap Israel untuk minyak mentahnya jadi membuat ketegangan menjadi lebih tinggi," katanya saat dihubungi pada Minggu (22/10).

Kemudian, hal berikutnya masih menyebabkan rupiah sepekan kedepan masih melemah menurutnya adalah tentang keputusan bank Sentral Amerika masih tetap akan mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca juga: Pengamat: Menaikkan BI Rate, Langkah Antisipatif Jaga Rupiah Menghadapi Kenaikan Fed Rate

"Kemungkinan besar kenaikan suku bunga masih satu kali lagi dan di 2024 juga masih akan menaikkan suku bunga," terang Ibrahim.

Dijelaskannya, hal itu disebabkan inflasi yang tinggi karena ekspor gasoline dan solar dari Rusia ke Eropa dibatasi hanya 50%, sedangkan Eropa, Amerika dan sebagian Asia saat ini sudah memasuki musim dingin sehingga harga-harga bahan bakar kemungkinan akan mengalami kenaikan dan ini yang akan membuat inflasi kembali naik di akhir tahun. Dengan suku bunga tinggi, kemudian tensi geopolitik ini membuat nilai tukar dollar ke rupiah bisa menyebtuh angka Rp16.000.

Baca juga: Cash is The King, Dolar AS Menjadi Safe Haven, Rupiah semakin Melemah

Dari internal, Ibrahim melihat bahwa pencalonan Gibran sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) Prabowo Subianto kemungkinan besar akan membuat rupiah sedikit menguat.

"Karena pengumuman untuk deklarasi capres dan cawapres terjadi di Senin, kemungkinan besar di Senin itu yang memang secara technical dan fundamental rupiah ini kemungkinan besar masih akan melemah, tapi kemungkinan setelah deklarasi diumumkan rupiah akan menguat," ungkapnya.

Menurutnya, rupiah bisa menguat karena banyak investor-investor dalam negeri yang melakukan aksi jual terhadap dollar sehingga rupiah menguat, walaupun di hari-hari berikutnya kemungkinan besar masih melemah karena faktor eksternal masih cukup kuat mendominasi.

"Walaupun Bank Indonesia (BI) juga masih tetap melakukan intervensi di obligasi inipun masih belum cukup kuat," ujar dia.

Hal lain menurut Ibrahim yang bisa membuat rupiah menguat adalah neraca perdagangan yang tidak defisit serta ada titik temu di Timur Tengah seperti gencatan senjata, hal itu yang kemungkinan besar membawa rupiah ini menguat tajam.

"Karena fundamental dalam negeri hampir semua cukup bagus, cuma karena masalah tensi eksternal yang begitu kuat sehingga rupiah pun mengalami pelemahan," pungkasnya. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat