visitaaponce.com

Musim Tanam Mundur, Kementan Jalankan Sejumlah Strategi

Musim Tanam Mundur, Kementan Jalankan Sejumlah Strategi
Ilustrasi petani menanam padi(MI)

Direktur Irigasi Pertanian Kementerian Pertanian, Rahmanto, memastikan musim tanam untuk periode Oktober-Maret mundur. Kemumduran itu disebabkan oleh el nino yang membuat musim kemarau dan kekeringan menjadi sangat panjang.

”Biasanya musim tanam itu dimulai Oktober, namun karena sekarang belum hujan, tanam mejadi mundur. Kalau tanam mundur berdampak pada panen tahun depan. Ini yang dikhawatirkan tahun depan, Januari, Februari mengalami penurunan produksi,” ujar Rahmanto dalam diskusi Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bertajuk Antisipasi Krisis Pangan Di Tengah Ancaman El Nino, Selasa (31/10).

Guna mengakali masalah tersebut, Kementan melakukan sejumlah strategi, yaitu meningkatkan indeks pertanaman (IP) padi, perluasan area tanam dan peningkatan produktivitas. Saat ini IP lahan sawah irigasi rata-rata baru 1,68 dan masih bisa ditingkatkan menjadi IP 2.

Baca juga: Mentan Optimalkan Lahan Rawa untuk Dorong Produksi Padi

Untuk perluasan area tanam, Kementan berupaya mengoptimalkan lahan rawa. Ditargetkan, ada satu juta hektare lahan rawa yang bisa ditanami padi tahun ini.

Adapun, untuk meningkatkan produktivitas padi, pemerintah berupaya varietas unggul.  Di sawah irigasi saat ini petani masih banyak menanam varietas Ciherang yang produktifitasnya hanya 5-6 ton/ha. Ke depan, pemerintah menyiapkan varietas Inpari 32 yang produktivitasnya bisa mencapai 7-8 ton/ha.

Baca juga: Poktan Kuwat Wakili Petani CSA Purworejo Ikut Penghargaan SIMURP 2023

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Budi Waryanto mengungkapkan antisipasi juga dilakukan di sisi hilir, yakni terkait ketersediaan. Langkah-langkah strategis dilakukan supaya stok beras terjaga dan harga tidak melambung tinggi.

“Pemerintah sudah menyiapkan cadangan beras. Bantuan pangan sudah dilaksanakan pada semester pertama dan itu terbukti bisa menekan inflasi. Ketika diputus pada September, inflasi naik lagi. Jadi Presiden meminta dilanjutkan sampai akhir tahun,” katanya.

Bahkan, ke depan, Budi memperkirakan ada kemungkinan program tersebut akan dilanjutkan hingga Maret 2024. Hal itu untuk mengantisipasi masih minusnya neraca produksi  karena mundurnya musim tanam di akhir 2023. Apalagi, pemerintah juga harus mengantisipasi Hari Raya Besar Keagamaan Natal dan Tahun Baru, serta adanya pesta demokrasi pada Februari 2023, kemudian dilanjutkan Ramadhan dan Idul Fitri.

”Jadi kita harus memperhatikan cadangan pangan agar terjaga dengan baik,” tandasnya.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat