Ekonom Ungkap Biang Kerok Ekonomi RI Anjlok di Bawah 5
![Ekonom Ungkap Biang Kerok Ekonomi RI Anjlok di Bawah 5%](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/ca63cbfcad5509a5017f377f2713fafc.jpeg)
KEPALA ekonom Bank Permata Josua Pardede membeberkan penyebab utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2023 sebesar 4,94% secara tahunan atau year on year (yoy), anjlok dari kuartal sebelumnya yang mencapai 5,17% yoy.
Ia menyebut ada perlambatan konsumsi rumah tangga yang terindikasi dari perlambatan laju penjualan ritel pada akhir kuartal III 2023 tercatat 1% yoy dari akhir kuartal II 2023 sebesar 7,9% yoy. Selain itu, laju pertumbuhan penjualan mobil baik wholesale dan ritel juga melambat pada kuartal III 2023 dengan masing-masing terkontraksi minus 12% yoy dan minus 8,8% yoy dari kuartal II 2023 yang tercatat tumbuh 5,8% yoy dan 1,9% yoy.
Sementara itu, investasi non bangunan juga cenderung melambat dengan terindikasi oleh penjualan alat berat pada kuartal III 2023 yang terkontraksi minus 14,2% yoy dari kuartal sebelumnya 4,1% yoy. Penurunan laju penjualan alat berat dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas terutama batu bara di tengah perlambatan ekonomi global pada tahun ini.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang pada 2023 Diprediksi di Atas Rata-Rata Global
"Angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tahun ini cenderung lebih rendah dari perkiraan," kata Josua dalam keterangannya kepada Media Indonesia, Senin (6/11).
Ia menambahkan penurunan pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2023 juga didorong oleh kontraksi laju belanja pemerintah. Pada kuartal ini belanja pemerintah tercatat terkontraksi 3,76% yoy, jauh lebih rendah dari kuartal sebelumnya 10,62% yoy. Komponen belanja yang mengalami perlambatan antara lain dari belanja pegawai, belanja barang, dan belanja bantuan sosial.
Baca juga: Indonesia Comic Con X DG Con 2023 Jadi Ruang Pertumbuhan Ekonomi Kreatif
"Belanja pemerintah yang cenderung rendah itu terindikasi dari realisasi sementara anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang terus menunjukkan surplus pada September 2023, yang mengindikasikan adanya pengetatan fiskal," terang Josua.
Josua juga mencatat kinerja ekspor dan impor kembali mengalami kontraksi pada kuartal III 2023, yang mencerminkan meningkatnya kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global. Situasi ini dianggap telah menyebabkan penurunan volume perdagangan global dan penyempitan surplus perdagangan Indonesia.
Sementara dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian tercatat mengalami perlambatan yang hanya tumbuh 1,46% yoy. Ini dipengaruhi oleh penurunan produktivitas pertanian di tengah fenomena El-Nino. (Z-10)
Terkini Lainnya
Pencegahan Judi Online terhadap Anak Harus Segera Dilakukan
Pamapersada dan United Tractors Sabet Penghargaan Bina Mitra UMKM 2024
Bansos tak Efektif Kurangi Angka Kemiskinan
Kontribusi Pasar Modal terhadap Ekonomi Indonesia
BI: Proyek Nexus Lancarkan Sistem Pembayaran Antarnegara
Bertemu Gubernur Jambi, Mardiono Diskusi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan
Ketergantungan Konsumsi Dalam Negeri Sebabkan Impor Indonesia Naik
Pemerintah Jamin Hak Masyarakat yang Butuh Elpiji Subsidi
Pacu Industri untuk Dongkrak Pertumbuhan
CoRE Beri Catatan Ekonomi Indonesia di Awal Tahun
Kebutuhan Masyarakat Tinggi sebabkan Kejahatan Meningkat
Pelambatan Indeks Keyakinan Konsumen Diprediksi Terjadi Hingga Maret
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap