visitaaponce.com

Laporan Lengkap Soal Lanskap Venture Capital di Indonesia Diluncurkan

Laporan Lengkap Soal Lanskap Venture Capital di Indonesia Diluncurkan
Founder and Managing Partner of AC Ventures Adrian Li.(Ist)

PADA Rabu (15/11), AC Ventures bersama Bain & Company merilis laporan komprehensif mengenai lanskap modal ventura atau Venture Capital (VC) di Indonesia, berjudul ‘Indonesia Venture Capital Report 2023’.

Lpaoran tersebut memberikan gambaran menyeluruh mengenai tren, tantangan, dan outlook ke depan dari industri ini.Sektor VC di Indonesia telah mengalami transformasi signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam 12 bulan terakhir, terjadi penyesuaian pasar yang sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro global.

Baca juga: PBB: Suku Bunga Tinggi Lemahkan Investasi Inovasi

Meskipun volume transaksi meningkat pesat pada tahun 2021, ketidakpastian makroekonomi yang meningkat mendorong kehati-hatian dalam momentum investasi, dan dampak dari paruh kedua tahun 2022 menyebabkan penurunan jumlah dan besaran transaksi.

Meskipun terdapat optimisme yang diiringi kewaspadaan pada saat itu, proyeksi untuk tahun 2023 kini menjadi lebih realistis dengan antisipasi penurunan nilai transaksi sekitar 70% -80% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tingkat pendanaan pada tahun 2023 terhitung rendah hingga kuartal ketiga, hanya mencapai 0,3 kali dibandingkan dengan kuartal ketiga tahun 2022.

Meskipun tahun ini menantang bagi sektor VC, prospek pertumbuhan secara keseluruhan tetap positif, mengingat lanskap VC Indonesia secara umum memasuki tahap yang lebih matang.

Setelah lonjakan investasi VC yang dipicu oleh pulihnya kepercayaan investor selama tahun 2020-2021, investor saat ini lebih bijak dan rasional dalam pendekatan mereka.

Baca juga: 6 P2P Lending belum Penuhi Ketentuan Ekuitas Minimum

Laporan ini menyoroti perubahan penting dalam hal apa yang diutamakan oleh para investor, lebih fokus pada startup yang memiliki bisnis yang menguntungkan, penilaian yang lebih bijak, dan rencana yang jelas untuk mencapai keuntungan.

Hal ini terlihat dari berkurangnya tingkat peralihan dari pendanaan awal (seed) ke putaran A/B.

Salah satu poin menarik dari laporan ini adalah ketangguhan Indonesia terhadap tren global. Meskipun nilai transaksi modal ventura global mengalami penurunan sekitar 20% hingga 40%, Indonesia berhasil menjaga nilai transaksi modal ventura yang stabil pada tahun 2022 secara year-over-year (YoY) sebesar US$3.6 miliar.

Selain itu, tercatat peningkatan volume transaksi sebesar 20% YoY pada tahun yang sama.

Fundamental makroekonomi yang menarik menunjukkan bahwa Indonesia tetap menjadi titik terang di kawasan ini, dan akan memberikan iklim yang menguntungkan bagi startup di negara ini.

Dengan populasi usia muda yang mendominasi, dan jumlah masyarakat kelas menengah yang terus berkembang, nilai Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia tumbuh besar mencapai 4,6% pada tahun 2022.

Baca juga: Antler Buka Program Residensi Untuk Startup Tahap Awal, Ada Pendanaan Hingga Rp1,9 M

Konsumsi rumah tangga yang merupakan pendorong perekonomian yang signifikan, menyumbang 55,6% terhadap PDB. Perekonomian digital berada pada jalur yang meningkat, mencapai US$77 miliar pada tahun 2022.

Agar Indonesia dapat tetap berada pada jalur pertumbuhannya, Indonesia perlu mengatasi hambatan makro, seperti ketegangan AS-Tiongkok yang sedang berlangsung, pemilu tahun 2024 mendatang, dan meningkatnya tekanan terhadap pemain teknologi besar untuk mencapai profitabilitas, dan lanskap peraturan yang terus berkembang.

Laporan ini juga memberikan penjelasan mendalam mengenai tema-tema investasi utama. Meskipun bisnis berbasis platform di sektor-sektor seperti e-commerce dan mobilitas mendominasi sebelum tahun 2020, terdapat pergeseran yang nyata ke arah subsektor fintech dan model ritel baru seperti direct-to-consumer (D2C) selama tahun 2020-2022, terutama didorong oleh pesatnya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan adopsi digital selama pandemi Covid-19.

Tema investasi yang muncul pada tahun 2023 dan seterusnya mengarah pada peningkatan fokus pada ESG, teknologi iklim, kendaraan listrik, teknologi kesehatan, dan merek D2C.

Dalam prospek exit perusahaan, preferensi tradisional terhadap trade sales mulai bergeser ke arah peningkatan tren penawaran saham perdana (IPO).

 Namun, adanya tekanan pasar dan kondisi pendanaan setelah tahun 2022 berpotensi mengurangi minat atau antusiasme terkait penawaran saham besar (mega-IPO).

Laporan ini menunjukkan adanya kemajuan dalam industri modal ventura di Indonesia. Kesepakatan pada tahap awal (early-stage deals), terutama di sektor-sektor yang sedang berkembang seperti mobilitas listrik dan layanan kesehatan, diperkirakan akan mendominasi aktivitas VC dalam waktu dekat.

Startup pada tahap akhir kemungkinan besar akan memperbarui strategi mereka dan mengutamakan profitabilitas di atas segalanya.

Dengan proyeksi ekonomi digital yang mencapai US$360 miliar pada tahun 2030, dan inisiatif seperti peluncuran IDXCarbon yang menandakan komitmen Indonesia terhadap masa depan net-zero, investor global mempunyai alasan untuk optimis terhadap Indonesia.

Baca juga: Mendorong Akses Pembiayaan lewat Modal Ventura bagi Pelaku Parekfraf

Founder and Managing Partner of AC Ventures Adrian Li mengatakan, "Laporan bersama AC Ventures dengan Bain & Company mencerminkan evolusi VC di Indonesia di tengah ketidakpastian global."

"Meskipun tantangan masih ada, ketangguhan Indonesia terlihat saat investor lebih memprioritaskan startup yang memiliki fundamental kuat dan mampu mencapai profitabilitas," jelas Adrian Li dalam keterangan pers, Kamis (15/11).

"Dengan munculnya berbagai sektor dan komitmen yang kuat untuk masa depan yang berkelanjutan, Indonesia tetap menjadi pusat yang menjanjikan bagi investor teknologi global," jelasnya.

Tom Kidd, Partner di Bain & Company menambahkan, "Penelitian kami dengan AC Ventures menyoroti optimisme bersama terhadap daya tarik jangka panjang Indonesia sebagai tujuan investasi. Tantangan makro dan kondisi pendanaan yang lebih sulit akan membentuk ekosistem yang lebih solid dan tahan lama."

"Pertumbuhan masa depan akan terwujud melalui berbagai peluang di sektor-sektor baru yang sedang berkembang, didukung oleh pangkalan investor yang semakin matang dan siap untuk menyediakan modal bagi perusahaan-perusahaan tersebut,” jelas Tom Kidd.

Untuk mengakses laporan ini, silakan kunjungi: https://acv.vc/resources/indonesia-vc-report-2023. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat