visitaaponce.com

Sabut Kelapa Jadi Alternatif Bahan Bakar Terbarukan

 Sabut Kelapa Jadi Alternatif Bahan Bakar Terbarukan
Batok kelapa diolah jadi sumber energi terbarukan di Halmahera Barat(Ist)

FOUNDER JHL Group Jerry Hermawan Lo meresmikan pabrik Dewacoco di total lahan seluas 58 hektare di antara perkebunan kelapa, di Desa Goal Kecamatan Sahu Timur, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Timur. 

Pabrik pengolahan kelapa terpadu itu tak semata mengolah kelapa di daerah dengan sumber daya tanaman kelapa begitu melimpah, tetapi juga menjadi perusahaan netral karbon penghasil energi terbarukan dari bahan bakar biomassa limbah sabut kelapa. 

"Dewacoco jadi perusahaan satu-satunya di dunia penghasil bahan bakar biomassa dari limbah sabut kelapa," kata Jerry Hermawan Lo dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (17/11).

Baca juga: Hilirisasi Kelapa Sawit, Mi Lentrek Kaya Beta Karoten

Jerry Hermawan Lo bersama rombongan langsung meninjau pabrik dimulai dari bagian Open Area. Di bagian depan tampak timbunan kelapa varietas Dalam telah disortir berumur tiga bulan diangkut para pekerja untuk masuk tahap dehusking atau memisah sabut dengan tempurung.

Tempurung kelapa lantas masuk proses pengolahan lanjutan sementara sabut dipadatkan menjadi briket menjadi bahan bakar biomassa. Briket sabut kelapa itu kemudian dibakar di suhu tinggi tanpa oksigen sehingga material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas atau proses itu disebut pembakaran pirolisis. 

Baca juga: RSPO Tegaskan Komitmen Kembangkan Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan

Chief Executive Officer PT Dewa Agricoco Indonesia Arthur Pelupessy mentakan, saat ini Dewacoco sudah menghasilkan 1 megawatt untuk menyuplai listrik di perusahaan.

"Analogi sederhananya, jika satu rumah punya besaran daya 2.000 watt maka akan bisa menyuplai untuk 500 rumah dari situ," kata Arthur Pelupessy.

Dewacoco, lanjut Arthur, berharap kapasitas dari biomassa bisa ditingkatkan agar bisa bermanfaat pula untuk masyarakat setempat. Dewacoco memiliki harapan dapat menjadi manfaat secara ekonomis, memacu energi keberlanjutan, dan membangun kesadaran bersama tentang perbaikan lingkungan baik di masyarakat Jailolo sampai ke seluruh dunia. 

Proses membangun kesadaran bersama tentang lingkungan tersebut nyatanya telah dilakukan Dewacoco dengan tak ada satu pun sampah (waste) tersisa. Setelah sabutnya menjadi briket untuk bahan bakar biomassa, selanjutnya tempurung masuk ke tahap dewatering untuk diambil air. Berlanjut, tempurung kelapa akan dipisah dari batoknya untuk dijadikan charcoal. 

Sementara itu, kulit kelapa berlanjut di tahap paring. Para pekerja kebanyakan perempuan secara manual akan memisah kulit kelapa bewarma cokelat muda dengan daging kelapa. Bagian kulit kelapa itu kemudian diolah menjadi coconut paring oil. Seturut itu pula daging kelapa dipisah dengan bagian ari. 

Ari kelapa tersebut selanjutnya akan diproses menjadi Crude Coconut Oil (CCO). Tepat di hadapan alat penyaring berbuku-buku dengan keran merah di bawahnya, Jerry Hermawan Lo mendadak menghentikan langkah. Telunjuknya langsung menadah kucuran CCO pada ujung keran. Serenta, minyak kelapa murni terbuat dari ari kelapa di telunjuknya lekas diseruput ke mulutnya. Slruuuup! "Wah enak. Rasanya gurih. Wangi lagi," katanya dengan wajah semringah.  

CCO diproses pada suhu relatif rendah. Ari kelapa diperas menjadi santan lalu dipanaskan dengan suhu relatif rendah untuk lebih lanjut difermentasi, pendinginan, penambahan enzim, dan masuk tahap sentrifugasi.  

Sesudah ari kelapa diubah menjadi CCO, bagian dagingnya kemudian masuk ke tahap drying diubah menjadi desicated dan tepung. Deiscated kelapa tersebut didistribusikan menjadi bahan pangan, tetapi dapat pula menjadi bahan untuk pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO).

Anggota DPD RI Namto Hui Roba mengaku gembira karena kelapa sebagai produk utama di Halmahera Barat akhirnya bisa punya nilai lebih selain sebelumnya hanya menjadi kopra.

"Dewacoco punya dampak besar bagi masyarakat karena mampu membuat kelapa di Halmahera Barat bisa memiliki nilai lebih. Apalagi pemanfaatan limbah menjadi energi terbarukan sangat baik bagi lingkungan," singkat Namto Hui Roba. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat