visitaaponce.com

Erick Thohir Ungkap Sebab Serapan Kendaraan Listrik Rendah

Erick Thohir Ungkap Sebab Serapan Kendaraan Listrik Rendah
Sejumlah SPLU Gen 2 terpasang di area stasiun pengisian daya untuk baterai kendaraan listrik Central Parkir ITDC Nusa Dua, Badung, Bali.(AFP/FIKRI YUSUF )

MINIMNYA ketersediaan baterai untuk kendaraan listrik menjadi sebab rendahnya serapan kendaraan setrum di Indonesia. Karenanya, pengambil kebijakan bakal mengeluarkan regulasi yang mendorong penanaman modal di sektor tersebut.

Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim Erick Thohir kepada pewarta di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (23/11).

"Pemerintah (akan) mengeluarkan Perpres 55, mendorong semakin banyaknya investasi di Indonesia, baik mobil, dan baterainya, termasuk insentifnya, supaya kita dorong demand. Kalau bisa seluruh mobil di Indonesia 50% menjadi listrik," ujarnya.

Baca juga: Indonesia dan Australia Jalin Kerja Sama Dorong Industri Kendaraan Listrik 

Erick berharap Perpres itu bakal segera rampung dan diundangkan dalam waktu dekat. Dia menargetkan beleid tersebut berlaku efektif sebelum penyelenggaraan Conference of the Parties (COP) 28 di Dubai, Uni Emirat Arab pekan depan.

"Kita dorong sebelum COP 28, itu inginnya kita. Tapi kan di Indonesia tandatangan Perpres itu, masing-masing menteri (perlu waktu) 2 minggu sampai 1 bulan," terang Erick.

Baca juga: Serap Banyak Tenaga Kerja, Investasi Perlu Didorong ke Padat Karya

Perpres 55 itu, lanjut Erick, diyakini bakal menjadi pemantik peningkatan permintaan dan ketersediaan kendaraan listrik di Tanah Air. Beleid tersebut juga diperkirakan mampu meningkatkan penyerapan konversi sepeda motor konvensional ke motor listrik yang saat ini terbilang sepi peminat.

"Motor ini salah satu yang memang ada turunan Perpresnya, mengenai khusus bagaimana pergantian baterai motor, motor lama dengan swap baterai, itu belum turunannya," kata dia.

"Kalau kita bicara baterai motor sendiri, itu populasinya lebih kecil lagi. Itu kenapa nanti di Perpres 55 itu ada turunannya, solusi untuk bagaimana perubahan motor lama menjadi motor listrik, jenis baterai seperti apa," sambungnya.

Erick yang merupakan Menteri BUMN itu menyebutkan, kendala utama dari penyerapan kendaraan listrik di Indonesia ialah ketersediaan baterai yang terbatas. Bahkan, belum ada produksi baterai kendaraan listrik di dalam negeri.

Alhasil, tidak ada titik temu antara tingkat permintaan dan produksi seperti yang diharapkan pengambil kebijakan. Karenanya, lanjut Erick, pemerintah membuka pintu bagi penanam modal yang mau berinvestasi untuk memproduksi baterai kendaraan listrik di Indonesia.

"Makanya kita juga mengundang, kalau mau ada investasi baterai motor, kita sangat terbuka. Memang ini semua perlu sabar. Karena dalam menyambungkan dari kebutuhan market, dan tentu produksi ini belum ketemu, apalagi nanti antara mobil dan baterainya pun ini kan belum ketemu," jelas Erick. (Mir)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat