Serap Banyak Tenaga Kerja, Investasi Perlu Didorong ke Padat Karya
DERASNYA investasi yang masuk ke Indonesia tak serta merta diikuti oleh tingginya penyerapan tenaga kerja. Padahal itu merupakan salah satu tujuan dari penarikan penanaman modal ke Tanah Air.
Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar B. Hirawan menilai hal tersebut terjadi karena investasi yang masuk lebih banyak ke sektor yang padat modal, alih-alih padat karya.
"Saat ini investasi yang masuk cenderung ke sektor ekonomi yang capital-intensive, bukan lagi labor-intensive. Hal ini pada akhirnya menyebabkan investasi yang masuk ke Indonesia tidak dibarengi dengan penyerapan tenaga kerja," ujarnya saat dihubungi, Jumat (10/11).
Baca juga: Target Investasi Diperkirakan akan Tercapai
Idealnya, pemerintah dan investor bertanggung jawab untuk meningkatkan keahlian tenaga kerja Indonesia. Itu dinilai dapat mendorong angkatan kerja beradaptasi dengan transformasi struktural yang terjadi saat ini.
Mestinya, kata Fajar, aliran deras investasi ke Indonesia memberikan dampak berganda ke sektor ketenagakerjaan dan pertumbuhan ekonomi. Namun karena sumber daya manusia tidak dipersiapkan sejak awal, fenomena rendahnya serapan tenaga kerja terjadi.
Baca juga: Minim Modal, Visi Indonesia Maju 2045 Dinilai tak Realistis
Di lain sisi, Fajar juga menilai perlunya pemerintah untuk menemukenali industri-industri padat karya yang potensial untuk dipromosikan kepada penanam modal. Itu penting agar aliran investasi masuk ke sektor padat karya dan menyerap banyak tenaga kerja.
"Ada baiknya pemerintah mulai membidik beberapa sektor yang telah memperlihatkan potensi beberapa sektor potensialnya, misalnya sektor transportasi dan pergudangan yang selalu tumbuh double digit sejak 2022," terangnya.
Dihubungi terpisah, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto menampik pernyataan investasi yang tinggi tak diikuti dengan penyerapan tenaga kerja.
Dia mencontohkan, investasi yang masuk ke PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) telah menyerap banyak tenaga kerja. "Di IMIP yang pekerja langsung lokal sudah 90 ribu, di IWIP sekitar 55ribu orang. Itu belum (termasuk) pekerja tidak langsung dan sektor UMKM-nya," kata Seto.
Namun ia enggan memberikan komentar lebih jauh mengenai minimnya serapan tenaga kerja dari investasi yang masuk ke Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Sementara bila merujuk data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) per triwulan III 2023, nilai investasi yang masuk tercatat Rp374,4 triliun. Dengan aliran modal masuk itu, sebanyak 561.467 tenaga kerja Indonesia terserap. (Mir/Z-7)
Terkini Lainnya
Aliansi Masyarakat Tembakau Soroti Kenaikan Cukai Sigaret Kretek Tangan (SKT)
Nojorono Kudus Dukung Keberlangsungan Industri Padat Karya
Refleksi Hari Buruh, Investasi Gagal Serap Tenaga Kerja Efek Deindustrialisasi Dini
Pengusaha Bilang Siap Bayar THR, Tapi...
Quo Vadis Pekerjaan Layak
Airlangga Akui Investasi di Indonesia belum Inklusif
Investasi Jangan Buat Indonesia Hanya Menjadi Pasar
Indonesia Jalin Perjanjian Kerja Sama Industri di Hannover Messe 2024
Airlangga: Pemerintah Tetap Andalkan Modal Asing untuk Ekonomi Indonesia
Pemerintah Optimistis Target Investasi Rp1.650 Triliun Tercapai
Sekupang Jadi Incaran Investor Asing, Apa Daya Tariknya?
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap