Ekonom IPB PalmCo Bisa Percepat Hilirisasi Perkebunan
![Ekonom IPB: PalmCo Bisa Percepat Hilirisasi Perkebunan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/d185e7fb8b884e0478e8b41db0f5b19d.jpg)
PTPN Group melalui rencana pembentukan PalmCo dinilai bisa lebih cepat merespons dan beradaptasi pada kebijakan pemerintah untuk mempercepat program hilirisasi pengelolaan sumber daya alam sektor perkebunan pada masa mendatang.
Ekonom dari Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University Ujang Sehabudin mengatakan bisnis sawit PTPN Group selama ini belum terintegrasi dari hulu-hilir.
Baca juga: Perkuat Program PSR, Kementan Lakukan Monitoring dan Evaluasi Nasional
Hal ini, kata dia, jadi salah satu kendala PTPN Group dalam merespons dan beradaptasi dengan kebijakan pemerintah dan kondisi pasar yang bergerak begitu cepat dan dinamis, terutama soal hilirisasi.
Padahal, kunci keberhasilan hilirisasi adalah efisiensi. Untuk itu, ia mengapresiasi upaya transformasi BUMN perkebunan dengan rencana perampingan organisasi menjadi subholding terintegrasi.
“PalmCo diarahkan jadi terintegrasi agar rantai nilai yang diperoleh dapat lebih besar. Struktur organisasi yang gemuk dirampingkan, mindset harus diubah dari orientasi pelayanan jadi orientasi bisnis terintegrasi,” kata Ujang dalam keterangannya, di Jakarta, Senin (27/11).
Dia memaparkan pembentukan PalmCo dapat melakukan efisiensi dari semua aspek terutama manajemen dan operasional. Upaya peningkatan efisiensi antara lain bisnis PalmCo juga harus terintegrasi dari hulu-hilir.
Lebih jauh, Ujang menilai pada dasarnya pembentukan PalmCo untuk meningkatkan skala usaha perkebunan sawit, sehingga secara teori akan mendapatkan economies of scale.
Baca juga: PTPN III Berkomitmen terus Kembangkan Riset dan Inovasi di Bidang Perkebunan
Dalam jangka panjang, ujarnya, PalmCo akan menurunkan biaya produksi (decreasing cost), sehingga dapat meningkatkan penerimaan (increasing return). Kondisi ini mendorong peningkatan potensi profit perusahaan yang pada gilirannya akan meningkatkan devisa negara.
“PalmCo juga dapat mengoptimalkan potensi PTPN Group yang selama ini belum tergarap,” ucapnya.
Di antaranya mengelola hilirisasi produk turunan sawit. Sebab, selama ini belum dikembangkan karena PTPN Group masih terfokus pada minyak goreng yang mencapai hampir 60%.
Selain pada produk tradisional, seperti minyak goreng, hilirisasi juga diarahkan ke industri turunan lain yang memiliki nilai tambah lebih, seperti bioetanol dan produk kesehatan/kosmetik, termasuk biomas.
Dari sisi pemasaran produk, selama ini negara tujuan pasar ekspor masih fokus pasar tradisional, sedangkan pasar lainnya belum digarap serius. Hal ini menjadi potensi bisnis besar bagi PalmCo ke depan.
Baca juga: Setelah SugarCo, PTPN III Bentuk Subholding PlamCo dan SupportingCo
Untuk mendukung kinerja PalmCo, Ujang menilai pemerintah harus memberikan insentif bagi perusahaan yang mengembangkan produk turunan sawit, selain minyak goreng. Contohnya, berupa pengurangan atau pembebasan pajak ekspor atau bunga rendah untuk investasi.
Di sisi lain, ia mengingatkan PalmCo memiliki tantangan untuk mencapai target itu, antara lain perlunya perubahan pola pikir (mindset) manajemen dan karyawan PalmCo dari fixed mindset ke growth mindset.
Selain itu, perlu perubahan orientasi produksi menjadi orientasi bisnis, dari orientasi keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif.
Tantangan lainnya adalah kemampuan bernegosiasi atau berdiplomasi, terutama di tingkat internasional khususnya negara-negara Uni Eropa terkait dengan isu lingkungan (deforestrasi).
Aspek lainnya yakni memperkuat kemitraan, terutama dengan petani sawit rakyat, untuk menjamin rantai pasok dan rantai nilai sawit.
"Kemitraan yang mendukung dan memperkuat perlu agar sustainability industri sawit terjaga," pungkas Ujang. (RO/S-2)
Terkini Lainnya
Bea Cukai Batam Targetkan Penerimaan 2024 Sebesar Rp659 Miliar
Surplus Neraca Dagang Maret 2024 Diprediksi Lebih Tinggi
3 Pemudik Tewas Usai Tertabrak Truk Tangki di Cipatat
Kara Raih Penghargaan ICSAA 2024
Deforestasi Karena Kelapa Sawit Jauh Lebih Kecil daripada Komoditas Lain
Petani Sawit Swadaya Anggota SPKS di Riau Dapat Sertifikasi RSPO
Tingkatkan Efektivitas dan Efisiensi Kinerja Bisnis Lewat SAP Terintegrasi
Mengungkap Kecanggihan Teknologi di Balik Penerapan Sistem Pembayaran Digital Terintegrasi
Kawasan Asia Pasifik Masih Jadi Incaran Perusahaan Multinasional
Tarif Tol Kelapa Gading – Pulo Gebang Bakal Naik, Apa Saja Untungnya Buat Pengguna?
Integrasi NIK dan Data Bansos agar Lebih Tepat Sasaran
Buku 'Integrasi Ilmu dan Islam': Pentingnya Pahami Islam Secara Keilmuan
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap