visitaaponce.com

Pengertian Goodwill dalam Bisnis serta Jenis, Manfaat, Contoh, Cara Menghitung

Pengertian Goodwill dalam Bisnis serta Jenis, Manfaat, Contoh, Cara Menghitung
Ilustrasi.(Freepik.)

DALAM dunia bisnis, khususnya perhitungan akuntansi, pasti sudah tidak asing dengan kata goodwill. Diibaratkan goodwill ialah jenis aset yang tak terlihat. Meski begitu, goodwill tetaplah aset yang sangat berharga. 

Keberadaannya memiliki pengaruh yang besar pada jalannya bisnis untuk memperoleh keuntungan. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan goodwill di bawah ini.

Pengertian goodwill

Goodwill secara umum disebut sebagai aset tak terlihat (intangible) atau nonriil. Dalam arti sempit goodwill bisa diartikan sebagai selisih nilai pembelian perusahaan yang dibeli suatu perusahaan. Selisih ini sering terjadi jika membeli perusahaan yang melebihi dari pasar aset. 

Baca juga: Urutan Negara Penghasil Timah Terbesar di Dunia

Aset goodwill ialah kekayaan nonriil yang bisa dilihat dari keunggulan manajemen atau pengenalan suatu merek perusahaan. Meski bukan aset fisik seperti gedung dan lainnya, goodwill merupakan aset tidak berwujud yang akan dicatatkan dalam aset jangka panjang di neraca pihak pengakuisisi. Hal ini tidak dapat dijual atau ditransfer secara terpisah dari bisnis secara keseluruhan.

Meskipun kontribusinya signifikan terhadap kesuksesannya, nilai goodwill dalam bisnis sulit untuk didefinisikan karena tidak menghasilkan arus kas dalam bisnis tersebut. Berikut beberapa aset yang digolongkan sebagai goodwill. 

Baca juga: Cara Menghitung Kebutuhan Keramik saat Membangun Rumah

a. Reputasi suatu bisnis.

b. Nama merek perusahaan.

c. Lisensi dan izin perusahaan.

d. Nama domain perusahaan.

e. Rahasia bisnis perusahaan yang dimiliki.

f. Hak cipta suatu perusahaan.

g. Bakat manajerial dan eksekutif.

Goodwill nanti hanya dicatat dalam neraca keuangan suatu perusahaan saat terjadi akuisisi, yaitu saat perusahaan tersebut membeli perusahaan lain yang harga belinya lebih tinggi dari nilai wajar aset berwujud dan tidak berwujud kemudian dikurangi asumsi jumlah kewajiban.

Dalam suatu perusahaan, goodwill bisa terbentuk dari beberapa faktor.

a. Identitas perusahaan yang kuat.

b. Memiliki sumber daya manusia yang berkompeten.

c. Memakai teknologi terbaru dan terupdate.

d. Memiliki reputasi yang gemilang.

Melalui empat faktor tersebut, goodwill akan dengan mudah terlihat. Hal ini juga yang membuat goodwill disebut aset tak terlihat karena tidak bisa diukur secara fisik. 

Goodwill hanya akan terlihat jika perusahaan dibeli oleh perusahaan lain. Namun goodwill juga bisa bersifat negatif kalau harga aset lebih besar daripada harga beli. 

Di dalam goodwill juga sangat dekat dengan istilah amortisasi goodwill yang berarti penyusutan. Menurut penjelasan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), amortisasi adalah pengalokasian secara sistematis jumlah penyusutan pada aset tak berwujud. 

Namun, sejak 1970, praktik amortisasi goodwill telah dihentikan. Pada 2000-an, Financial Accounting Standards Board (FASB) mengeluarkan kebijakan bahwa amortisasi goodwill tidak lagi diizinkan. Hal serupa juga ditegaskan oleh International Accounting Standard (IAS) yang melarang penggunaan amortisasi dalam kasus goodwill. Oleh karena itu, pendekatan yang diizinkan untuk mengakuntansi goodwill melalui pendekatan impairment.

Jika terdapat beban goodwill pada perusahaan, akan dicatat dan dibebankan sebagian pada perusahaan. Hal ini bertujuan agar tidak tercampur dan mengganggu laporan laba rugi saat goodwill didapatkan. 

Manfaat goodwill

Dari penjelasan di atas, tentu goodwill memiliki sejumlah manfaat bagi perusahaan di masa depan. Berikut manfaat yang akan diperoleh.

a. Mendapatkan penghasilan dari penjualan produk yang sudah dibeli.

Jika membeli perusahaan, manfaat goodwill yang pertama yaitu mendapat penghasilan dari penjualan produk dari perusahaan yang sudah dibeli. Meskipun nilai harganya terdapat perbedaan atau bahkan lebih kecil dari harga aslinya, lambat laun akan terus berkembang mengikuti harga pasar.

b. Reputasi dan kepercayaan.

Goodwill yang memiliki reputasi baik di mata pelanggan, pemasok, hingga mitra. Setelah diakuisisi, perusahaan yang mengakuisisi akan lebih mudah mendapat kepercayaan dan loyalitas dari pelanggan.   

c. Mendapat penghasilan dari penyewaan.

Setelah mengakuisisi perusahaan, secara otomatis penghasilan dari penyewaan akan jatuh ke tangan pembeli. Uang tersebut yang akan menjadi pendapatan bagi perusahaan. 

d. Keunggulan bersaing.

Faktor brand yang kuat, hubungan dengan pelanggan yang baik, dan memiliki teknologi canggih akan menciptakan keunggulan dalam persaingan. Lewat hal tersebut, goodwill akan menciptakan keuntungan strategis bagi para kompetitor. 

e. Menambah kualitas pelayanan pelanggan.

Setelah terjadi akuisisi, secara otomatis perusahaan menjadi bertambah. Jika jenis perusahaan menjual barang yang sama, ini akan semakin mudah melakukan promosi. 

Pengiriman dan distribusi juga akan lebih mudah dilakukan karena sejalur. Hasilnya, barang sampai kepada konsumen dengan cepat. 

f. Mendapatkan lisensi perusahaan yang dibeli.

Lisensi yang baru akan dibayar oleh orang yang membeli perusahaan selama pengakuisisian tersebut berlangsung. 

g. Menghemat biaya pengeluaran perusahaan.

Memiliki goodwill tidak menguntungkan apa-apa. Namun di balik itu, semakin bertambahnya waktu, keuntungan akan terasa yaitu dapat menghemat biaya yang dikeluarkan perusahaan. Contohnya, jika perusahaan melakukan PHK setelah mengakuisisi perusahaan lain, uang gaji atau pesangon akan dibayar lewat dari pendapatan perusahaan yang baru. 

Jenis-jenis goodwill

Jika dilihat dari bentuknya, goodwill merupakan aset tak terlihat. Goodwill punya dua jenis dalam perhitungan keuangan.

a. Goodwill akuntansi.

Dalam hal ini, goodwill akuntansi hanya mencatat laporan dari perusahaan yang mengakuisisi. Laporan keuangan ditulis dengan standar akuntansi yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Goodwill ekonomi.

Beda dengan goodwill akuntansi, goodwill ekonomi tidak ada ditemukan dalam neraca perusahaan karena konsepnya tidak terikat dengan proses akuisisi. Goodwill dalam hal ini lebih terlihat yang berkaitan dengan kinerja perusahaan kepada prospek yang akan datang. Hal ini bisa dilihat dari reputasi, kualitas karyawan, dan loyalitas.

Terdapat dua jenis goodwill dalam bisnis.

a. Goodwill dalam bisnis dikaitkan dengan suatu bisnis berupa posisi di pasar dan pelayanan pada pelanggan.

b. Goodwill profesional berkaitan dengan praktik profesional seperti dokter, insinyur, akuntan, dan profesi lain yang memiliki pekerjaan profesional. 

Goodwill praktik profesional dapat dilihat dari reputasi dan keterampilan yang dimiliki. 

Cara menghitung goodwill

Metode paling sederhana menghitung goodwill ialah mengurangi nilai pasar wajar aset yang diidentifikasi dari harga bayar pembelian perusahaan. Perusahaan besar sering menggunakan analisis residual dengan cara merepresentasikan seluruh sisa dari nilai bisnis semua aset berwujud dan tak berwujud yang digunakan perusahaan.

Goodwilll ialah aset tak terlihat yang baru muncul ketika bisnis tersebut diakuisisi oleh perusahaan. Biasanya harga pembelian ini sering kali melebihi nilai bukunya. Nanti akan muncul kesenjangan. Kesenjangan antara harga beli dan nilai buku disebut goodwill. Untuk itu sangat penting tetap menjaga pembukuan di suatu perusahaan agar tetap seimbang. 

Berikut cara menghitung goodwill bisa dilakukan. 

a. Mengumpulkan semua nilai buku dari seluruh aset yang ada di neraca.
 
b. Tentukan nilai aset.
 
c. Temukan penyesuaian yang merupakan nilai selisih antara nilai wajar dan nilai buku aset.

d. Hitunglah mulai dari harga beli lebih antara yang dibayarkan untuk memperoleh bisnis target dengan nilai buku bersih aset.

e. Goodwill dihitung dari kelebihan harga jual perusahaan dan mengurangi penyesuaian nilai wajar.

Contohnya, suatu perusahaan diakuisisi dengan harga Rp400 juta dan memiliki aset total senilai Rp200 juta dan kewajiban senilai Rp 50 juta. Berapa nilai goodwill-nya?

Goodwill = Rp400 juta - (Rp200 juta - Rp50 juta) = Rp250 juta.

Jumlah Rp250 juta mencerminkan nilai goodwill yang diakui dalam laporan keuangan yang termasuk dalam aset tidak terwujud. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat