Ekonomi Prancis Menyusut di Triwulan III karena Inflasi Melambat
![Ekonomi Prancis Menyusut di Triwulan III karena Inflasi Melambat](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/adceb85e2b99ecf4a058a07dd2c76246.png)
PRANCIS, negara dengan perekonomian terbesar kedua di zona euro, menyusut sedikit pada kuartal ketiga. Data resmi menunjukkan itu pada Kamis (30/11). Di saat bersamaan, inflasi yang membebani konsumen mereda pada November.
Produk domestik bruto (PDB) turun sebesar 0,1% pada Juli-September, kata otoritas statistik INSEE, kembali mendekati garis datar menyusul ekspansi kuat pada kuartal kedua. INSEE menunjukkan ada revitalisasi konsumsi rumah tangga selama tiga bulan terakhir diimbangi dengan melambatnya investasi dan menurunnya ekspor.
Angka yang dirilis pada Kamis itu merupakan revisi dari perkiraan sebelumnya yang menunjukkan perekonomian sedikit berkembang pada kuartal ketiga. Data inflasi bulanan menunjukkan bahwa pertumbuhan harga tahun ke tahun di Prancis melambat menjadi 3,4% pada November.
Baca juga: OECD Pangkas Perkiraan Pertumbuhan Global dan Risiko Perang Gaza
INSEE menunjuk pada penurunan inflasi pada sektor jasa, energi, dan barang-barang konsumen, termasuk makanan. Ini masalah yang menyulitkan rumah tangga Prancis sehingga membuat pemerintah kesulitan mencari solusinya.
"Kita sedang bangkit dari krisis inflasi," kata Menteri Keuangan Bruno Le Maire kepada stasiun penyiaran France Inter, Kamis pagi. "Namun, ada harga yang harus dibayar. Hilangnya inflasi berarti penaikan suku bunga, sehingga berkurangnya pembiayaan bagi perekonomian. Oleh karena itu terjadi perlambatan ekonomi," tambahnya.
Baca juga: Tiongkok, Penghasil Emisi Gas Rumah Kaca Terbesar
"Jika kita melihat lebih jauh ke depan, pada 2024 dan 2025, kita akan mengalami inflasi yang jauh lebih rendah, suku bunga yang stabil, dan oleh karena itu pertumbuhan dapat dimulai kembali," kata Le Maire.
Sang menteri pada Jumat menghadapi tantangan yang terus-menerus ketika salah satu lembaga pemeringkat utama dunia--Standard and Poor's--memperbarui evaluasinya terhadap tumpukan utang Prancis sebesar tiga triliun euro. "Kami telah membuat argumen yang kuat untuk kredibilitas kami dalam tekad kami untuk mengurangi utang," yang membengkak karena respons terhadap pandemi virus korona, kata Le Maire.
Proyeksi pemerintah memperkirakan defisit publik tahunan Prancis akan turun di bawah 3,0% PDB pada 2027, ketika Presiden Emmanuel Macron akan meninggalkan jabatannya. Pesaing S&P Fitch menurunkan peringkat kredit Prancis satu tingkat menjadi AA- pada April. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Rp16.500, Batas Maksimal Toleransi Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS
Pengembangan UMKM Butuh Strategi yang Tepat
Oasis Central Sudirman Diharapkan Gerakkan Perekonomian Nasional melalui FDI
Kontribusi Pasar Modal terhadap Ekonomi Indonesia
Kehadiran Kelapa Sawit di Tanah Papua Jadi Penopang Ekonomi Rakyat
Pemda Diharapkan Mampu Optimalisasi Belanja
Pencegahan Judi Online terhadap Anak Harus Segera Dilakukan
Pamapersada dan United Tractors Sabet Penghargaan Bina Mitra UMKM 2024
Bansos tak Efektif Kurangi Angka Kemiskinan
BI: Proyek Nexus Lancarkan Sistem Pembayaran Antarnegara
Bertemu Gubernur Jambi, Mardiono Diskusi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap