visitaaponce.com

Rupiah Diprediksi Melemah pada Awal Pekan Depan

Rupiah Diprediksi Melemah pada Awal Pekan Depan
Awal pekan depan, rupiah diprediksi akan mengalami fluktuatif dan ditutuh melemah di kiasara Rp15.450-Rp15.520 per dolar AS.(Antara)

MATA uang rupiah diprediksi melemah terbatas di awal pekan depan setelah rilis indeks Purchasing Manager’s Index (PMI) Indonesia November menguat ke 51,7 atau meningkat 0,2 poin dari 51,5 pada Oktober 2023.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi memproyeksikan pada Senin besok (4/12), rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.450- Rp15.520 per dolar AS.

Rupiah ditutup menguat 0,16% atau 25 poin ke level Rp15.485 di hadapan dolar AS pada Jumat (1/12). Sementara itu indeks dolar terpantau melemah 0,10% ke level 103,320.

Baca juga: BI: Uang Rupiah Logam Tahun Emisi 1991-1997 tidak Berlaku Lagi

Ia menyampaikan data ekonomi pada Kamis (30/11) menunjukkan Federal Reserve kemungkinan akan menaikkan suku bunga dan mungkin mulai melakukan pelonggaran pada pertengahan tahun depan, yang biasanya merupakan faktor negatif terhadap dollar.

Ketidakpastian mengenai potensi perubahan kebijakan The Fed membantu dolar pulih secara tajam dari level terendah sejak pertengahan Agustus. Data semalam juga menunjukkan bahwa indeks harga PCE yaitu alat pengukur inflasi pilihan The Fed  tetap berada di atas target bank sentral sebesar 2% pada bulan Oktober.

Baca juga: Direktur Muda TPN Ganjar-Mahfud Sebut Investasi dan Transaksi Digital Wajib Rupiah

"Powell akan berpidato di dua acara terpisah pada hari Jumat, dengan perubahan apa pun pada retorika Ketua Fed sebagian besar menjadi fokus setelah beberapa pejabat Fed lainnya menyatakan bahwa bank sentral sudah selesai menaikkan suku bunga. Powell sebagian besar mempertahankan retorika bahwa suku bunga akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, meskipun tren tersebut juga akan bergantung pada jalur inflasi," tulis Ibrahim dikutip dari keterangan yang diterima pada Minggu (3/12).

Beberapa anggota Fed mencatat minggu ini bahwa inflasi telah turun secara signifikan tahun ini, meskipun masih berada di atas kisaran target bank sentral. Dolar juga mengalami penurunan tajam pada bulan November, di tengah meningkatnya keyakinan bahwa The Fed telah selesai menaikkan suku bunga.

Sementara itu, S&P Global mencatat PMI Manufaktur Indonesia menguat ke  level 51,7 pada November 2023, atau meningkat 0,2 poin dari 51,5 pada Oktober 2023. Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence Jingyi Pan menyebut, posisi tersebut menunjukkan kenaikan lebih cepat pada kondisi sektor manufaktur, kenaikan PMI ini di respon positif oleh pasar.

Data PMI November menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia terus berekspansi, meski data headline terkini 51,7 masih di bawah rata-rata kuartal III/2023, yaitu 53,2. Sedangkan tingkat kepercayaan bisnis naik dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, masih di bawah rata-rata jangka panjang. 

Menurut S&P Global, pesanan baru yang akan datang untuk barang produksi Indonesia kembali naik pada November 2023. Hal ini didukung oleh perbaikan kondisi permintaan dan ekspansi basis pelanggan. Kendati demikian, S&P Global mencatat tingkat pertumbuhan merupakan yang paling lambat pada periode 6 bulan saat ini dan tergolong sedang secara umum, yang dipicu oleh menurunnya permintaan asing pada bulan ini. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat