visitaaponce.com

Perlu Upaya agar Industri Perbankan Imbangi Perubahan Teknologi

Perlu Upaya agar Industri Perbankan Imbangi Perubahan Teknologi
FHCPI menyelenggarakan konferensi untuk membahas dan mengevaluasi tren terkini transformasi digital perbankan.(Dokpri.)

SELAIN membawa banyak manfaat, teknologi kerap mengacaukan (disrupsi) tatanan yang sudah ada. Semakin cepat perkembangan teknologi, semakin masif tatanan yang terdisrupsi, termasuk di industri jasa keuangan perbankan.

Penerapan teknologi mengubah cara-cara nasabah menggunakan layanan banking. Mesin ATM dioperasikan di Indonesia pertama pada 1986. Kemudian internet banking diperkenalkan pertama kali pada 2001. 

Dewasa ini, digitalisasi tidak hanya mengubah proses manual menjadi terotomasi, tetapi menciptakan layanan dan produk baru yang tidak dimungkinkan sebelumnya dengan derap perubahan yang sangat cepat. Secara tidak langsung, perubahan ini berdampak pada pengurangan jumlah cabang selama lima tahun terakhir dan pergeseran keahlian yang dibutuhkan.

Baca juga: Brasil Tumbuhkan Ekonomi Kuartal III Sebesar 0,1%

Disrupsi secara masif ini perlu dibarengi dengan perubahan pengelolaan SDM. Ketua Umum FHCPI Suryantoro Waluyo menegaskan bahwa diperlukan upaya dan tindak lanjut yang cepat, serentak, dan menyeluruh agar industri perbankan di Indonesia dapat mengimbangi laju perubahan teknologi, bertahan agar tetap relevan, dan mampu memanfaatkan bonus demografi menuju era Indonesia Emas di 2045.

Bertempat di Bogor, Forum Human Capital Perbankan Indonesia (FHCPI) menyelenggarakan konferensi untuk membahas dan mengevaluasi tren terkini dengan keynote speaker Vika Fadilla A selaku Deputy Director of Banking Regulation OJK yang mengulas kembali Cetak Biru Pengembangan Sumber Daya Manusia Sektor Jasa Keuangan 2021-2025 dan Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan.

Baca juga: DPR Setujui 7 Anggota Badan Supervisi LPS

Sekitar 100 peserta yang hadir mewakili 40-an bank mengulas dan berdiskusi tentang kondisi manajemen SDM sektor perbankan di Indonesia saat ini serta tren masa depan yang perlu diantisipasi dan ditindaklanjuti.  Perubahan digitalisasi yang masif memaksa seluruh aspek pengelolaan SDM, mulai dari desain pekerjaan dan organisasi, peningkatan bidang keahlian baru (reskilling), cara mengelola talenta masa kini, hingga kiat-kiat manajemen remunerasi yang dapat meningkatkan produktivitas.

Hadir sebagai pembicara dan pengulas berbagai ahli dari Deloitte, Korn Ferry, Mercer, Willis Towers Watson (WTW), dan DPLK BRI. Acara ini juga didukung Bank Muamalat & Muamalat Institute bersama Deloitte, WTW, Bank Central Asia, Zurich Insurance, OK Bank Indonesia, dan Bank Sahabat Sampoerna sebagai sponsor dalam melaksanakan program. (RO/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat