Pemerintah Dinilai Tak Agresif Kembangkan Ekonomi Syariah
![Pemerintah Dinilai Tak Agresif Kembangkan Ekonomi Syariah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/a9c03223eba9b53dddb43b9ac85a6d22.jpg)
DIREKTUR Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak begitu agresif mengembangkan ekonomi syariah.
Indonesia berambisi menjadi pusat industri keuangan syariah dunia. Namun, Yusuf mengatakan hingga kini market share perbankan syariah stagnan di kisaran 7%.
Kebijakan penggabungan (merger) tiga bank syariah perusahaan badan usaha milik negara (BUMN), dianggap tidak berdampak signifikan pada market share perbankan syariah.
"Dengan di tingkat global share perbankan syariah kita hanya di kisaran 2%, tentu cita-cita Indonesia menjadi pusat keuangan syaria dunia jadi seperti utopia. Pemerintah kurang agresif mengembangkan ekonomi syariah," ujar Yusuf saat dihubungi Media Indonesia, Sabtu (23/12).
Selain itu, pemerintah dinilai lambat dan tidak serius mengembangkan industri halal yang memiliki peranan penting dalam ekonomi syariah. Padahal, Indonesia memiliki potensi besar dalam ekonomi halal karena memiliki populasi Muslim besar dengan 230 juta penduduk.
"Potensi pasar halal domestik kita besar, cuma masih banyak di garap pemain luar. Selain lambat, banyak pula kebijakan yang digulirkan bersifat gimmick, tidak substantif mendorong kemajuan industri halal," ucap Yusuf.
Ia mengatakan negara lain yang bahkan negara non muslim gencar membangun ekosistem industri halal ini. Thailand misalnya, dinilai secara agresif mengejar visi sebagai pusat industri makanan halal dunia. Korea Selatan pun juga dianggap serius mengembangkan diri sebagai pusat wisata halal dunia.
Baca juga: Muhaimin: Perlu Perangkat Regulasi Kembangkan Ekonomi Syariah
"Pemerintah harus bergerak cepat jika tidak ingin Indonesia menjadi penonton di industri halal global ini," tutur pakar ekonomi syariah dari Universitas Indonesia (UI) itu.
Dalam upaya mendorong Indonesia sebagai pusat industri halal dunia dan sekaligus meningkatkan jumlah pemain lokal, pemerintah perlu menciptakan ekosistem ekonomi syariah dan industri halal yang komprehensif. Mulai dari pemberian sertifikasi halal yang mudah, dukungan pembiayaan syariah untuk industri halal, membangun kawasan industri halal, termasuk pusat riset halal, hingga dukungan edukasi dan promosi halal ke publik yang masif.
Ekonomi Syariah Indonesia Belum Optimal
Senada, pakar ekonomi syariah IPB University Irfan Syauqi Beik berpendapat perkembangan ekonomi syariah di Indonesia belum optimal. Menurutnya, masih ada pangsa yang perlu dikembangkan, misalnya dari industri makanan halal.
"Dengan potensi sumberdaya yang kita miliki, harusnya kita bisa masuk menjadi tiga besar produsen makanan halal terbesar di dunia. Namun, nyatanya ini masih belum optimal," imbuhnya.
Pemerintah diminta tidak hanya fokus pada pemberian sertifikasi halal, tapi juga didorong aktif mencari pasar tujuan ekspor untuk industri makanan halal. Pasalnya, Irfan menyebut 78% suplai makanan minuman halal dunia disuplai oleh negara-negara muslim minoritas. Seperti di Pasar di Timur Tengah yang dikuasai dari negara-negara seperti Brazil dan Australia untuk industri daging ayam dan sapi halal.
"Pemerintah harus mendorong Indonesia menjadi produsen halal terbesar di dunia. Bukan hanya pemasaran, tapi ekosistem industri halal yang tangguh dan terintegrasi dari hulu ke hilir ini yang harus dibangun," pungkasnya.
(Z-9)
Terkini Lainnya
Ekonomi Syariah Indonesia Belum Optimal
Perlu Harmonisasi Peraturan dalam Pembiayaan Syariah
BSI Gandeng Qasir.id untuk Dorong Digitalisasi 24 Ribu UMKM
UUS Maybank Indonesia Raih Penghargaan Global, Euromoney Islamic Finance Award
Gelar Syukuran, BPR Syariah Siap Jemput Potensi Pasar Perbankan
Pertumbuhan Ekonomi Syariah di Indonesia Diproyeksikan Meningkat Hingga 5,5 Persen pada 2024
Laba Sebelum Pajak CIMB Niaga Capai Rp8,4 Triliun
Pamapersada dan United Tractors Sabet Penghargaan Bina Mitra UMKM 2024
Bansos tak Efektif Kurangi Angka Kemiskinan
Kontribusi Pasar Modal terhadap Ekonomi Indonesia
BI: Proyek Nexus Lancarkan Sistem Pembayaran Antarnegara
Bertemu Gubernur Jambi, Mardiono Diskusi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan
PDN Lumpuh, Potensi Kerugian Ekonomi Rp1 Triliun Sehari
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap