visitaaponce.com

Harga Minyak Melaju Didorong Kebijakan Stimulus Tiongkok

Harga Minyak Melaju Didorong Kebijakan Stimulus Tiongkok
Pompa minyak beroperasi di Willow Springs Park di Long Beach, California, AS, pada 21 April 2020.(AFP/Apu Gomes.)

HARGA minyak pagi ini terpantau bergerak menguat. Ini didukung beberapa sentimen positif seperti kebijakan terbaru stimulus ekonomi Tiongkok, laporan stok dari The Energy Information Administration's (EIA), ditambah dengan eskalasi tensi di Timur Tengah, khususnya Laut Merah.

Gubernur Bank Sentral Tiongkok (PBOC), Pan Gongsheng, pada Rabu (24/1) mengumumkan pemangkasan besar cadangan bank mulai 5 Februari 2024. Langkah ini memungkinkan suntikan stimulus ke pasar sebesar US$140 miliar.

PBOC juga akan merilis kebijakan peningkatan pinjaman properti komersial yang akan diumumkan pada Rabu atau Kamis malam waktu setempat. "Dua kebijakan tersebut memicu harapan lebih banyak stimulus dan pemulihan ekonomi lain yang membantu pemulihan di negara ekonomi terbesar kedua dunia itu," kata analis ICDX Girta Yoga, Kamis (25/1).

Baca juga: Laut Merah Buat Pasar Saham Dunia Memerah

Di sisi pasokan, badan statistik pemerintah, Energy Information Administration (EIA) pada Rabu malam melaporkan persediaan minyak mentah AS dalam sepekan turun drastis sebesar 9,23 juta barel dan stok bensin dilaporkan naik sebesar 4,91 juta barel untuk pekan yang berakhir 19 Januari. EIA mengatakan penurunan stok disebabkan oleh badai musim dingin yang mengganggu aktivitas perjalanan dan memaksa kegiatan kilang ditutup sehingga mendorong penurunan di sisi produksi sebesar 1 juta bph menjadi 12,3 juta bph, penurunan terbesar sejak September 2021.

EIA juga menambahkan bahwa dalam periode seminggu selama berlangsungnya badai musim dingin, stok di pusat pengiriman minyak mentah Cushing, Oklahoma, Amerika Serikat, turun sebesar 2 juta barel, yang mengindikasikan penurunan tajam minyak mentah impor. Sentimen positif lain, situasi di Laut Merah yang terus memanas memberikan dukungan pada harga minyak.

Pasukan Houthi Yaman meluncurkan serangan rudal balistik ke beberapa kapal Angkatan Laut AS pada Rabu di Selat Bab al-Mandab. Angkatan Laut AS tersebut ditugaskan untuk mengawal dua kapal komersial yang dioperasikan oleh Maersk Line dan membawa kargo militer AS.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Meredup. Imbas Konflik Timur Tengah?

Akibat serangan rudal itu, kedua kapal serta beberapa kapal Angkatan Laut AS terpaksa menangguhkan transit via Laut Merah dan berbalik arah kembali ke Teluk Aden. "Perkembangan situasi tersebut kian menambah kekhawatiran akan keamanan jalur pelayaran via Laut Merah," kata Girta.

Sementara itu, AS mendesak agar Tiongkok dapat turut serta dalam menekan Iran agar mengekang aksi Houthi Yaman, yang bersekutu dengan Iran, untuk menghentikan serangan yang menargetkan kapal-kapal komersial di Laut Merah. Akan tetapi, AS mengatakan hanya melihat sedikit tanda bantuan dari Tiongkok. "Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level US$77 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif, harga berpotensi turun ke support terdekat di level US$73 per barel," kata Girta. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat