visitaaponce.com

Proyeksi Perbankan pada 2024 Didorong Efek Belanja Pemilu

Proyeksi Perbankan pada 2024 Didorong Efek Belanja Pemilu
Nasabah melakukan setoran uang dengan mesin Teller Cash Recycle (TCR) saat operasional terbatas di Kantor Cabang BNI, Bandung, Jawa Barat.(Antara/M Agung Rajasa.)

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yakin akan proyeksi positif untuk sektor perbankan di tahun ini. Menurut Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 diproyeksikan tetap solid di level 5%. Pendukungnya berasal dari konsumsi swasta yang memiliki porsi 53% terhadap total PDB nasional. Ini diperkirakan semakin menguat seiring dengan efek belanja pemilu dan peningkatan gaji PNS mulai awal tahun ini.

Selain itu, penggerak untuk mencapai 5% tersebut juga akan direalisasi lewat belanja fiskal yang lebih agresif. Pertumbuhan kredit secara historis memiliki korelasi yang kuat dengan pertumbuhan PDB. "Untuk itu dengan solidnya pertumbuhan PDB Indonesia kami memproyeksikan loan demand atau permintaan kredit akan meningkat terutama semester II 2024 didorong oleh sektor atau kredit konsumer dan kredit modal kerja," kata Novita dalam konferensi pers Kinerja 2023 Bank BNI, Jumat (26/1).

Dari sisi internal BNI juga memiliki aspirasi untuk tumbuh lebih baik. Di tahun lalu bank membukukan pertumbuhan kredit sebesar 7,6% year-on-year mencapai Rp695 triliun. Pertumbuhan tersebut dari segmen korporasi yang tumbuh 14,3%, BUMN yang tumbuh 11,8% year-on-year, kredit konsumer tumbuh 13,6%, dan perusahaan anak tumbuh 134%. 

Baca juga: Pajak Hiburan bakal Meroket, Pengusaha Kelab Malam Keluhkan Penurunan Omzet

Kontribusi perusahaan anak ini ditopang oleh penguatan kinerja yang berkelanjutan seiring dengan transformasi perusahaan anak yang sedang berjalan seperti BNI Finance dan hibank. BNI Finance melakukan refocusing bisnis ke pembiayaan segmen konsumer, sehingga melengkapi pilihan produk BNI Group melalui pemberian kredit kendaraan bermotor (KKB) dan membukukan kredit konsumer sebesar Rp2,4 triliun atau tumbuh 1.211% YoY dengan new booking selama 2023 mencapai Rp2,7 triliun. 

Di 2024, selain dari segmen korporasi dan konsumer, BNI melihat pertumbuhan yang lebih baik untuk segmen kecil dan menengah. BNI telah memperkuat proses kredit, manajemen risiko, serta kredit scoring model yang memungkinkan perseroan tumbuh secara sehat di kedua segmen tersebut. "Secara total BNI menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 9%-11% yang sejalan dengan proyeksi pertumbuhan kredit di industri," kata Novita.

Untuk mendukung kebutuhan tersebut, BNI akan mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga, khususnya pertumbuhan giro dan tabungan. Bank memproyeksikan dana pihak ketiga tumbuh lebih baik dibandingkan 2023 yang sebesar 5,4% year-on-year dengan dana murah (CASA) dijaga di atas 70%. "Kami akan mendorong transaction base CASA sebagai motor utama likuiditas melalui channel dan layanan digital yang semakin solid," kata Novita.

Baca juga: Harga Nikel Terus Anjlok, Smelter Nikel Bisa Tutup Beroperasi

Dari sisi kualitas, akses rasio kredit bermasalah (NPL) dan loan at risk terus menunjukkan perbaikan yang impresif. Rasio NPL pada akhir 2023 telah berada di level 2,14%, membaik dibandingkan 2022 sebesar 2,81%. Loan at risk (LaR) pada 2023 berada di level 12,9% juga mengalami perbaikan dari posisi 2022 pada 16%. Ini terjadi seiring dengan pertumbuhan kredit yang selektif dan prudent dalam 3 tahun terakhir. BNI optimistis tren ini akan berlanjut sehingga rasio NPL dan loan at risk sepanjang 2024 diproyeksikan membaik.

Dana Pihak Ketiga (DPK) pada 2023 tercatat tumbuh 5,4% menjadi Rp810,73 triliun. Rasio Current Account Savings Account (CASA) terpantau kokoh di posisi 71,2%. "Tren kenaikan suku bunga acuan memengaruhi biaya bunga dana (Cost of Fund/CoF) yang tengah mengalami tren peningkatan. Fenomena ini terjadi merata di industri perbankan. Namun di tengah kondisi tersebut, CoF dapat dijaga di kisaran 2,2% secara struktural masih lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi di atas 3%," papar Novita.

Pendapatan nonbunga (non-interest income) juga terus memberikan dorongan positif pada profitabilitas. Pencapaiannya satu tahun penuh sebesar Rp21,47 triliun atau tumbuh 6,6% YoY. "Credit cost atau rasio pembentukan cadangan atas kredit (CKPN) juga akan lebih rendah dibandingkan 2023 atau sebesar 1,4%," kata Novita. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat