BKF Kemenkeu Masih akan Carikan Sumber Anggaran BLT Mitigasi Risiko Pangan
KEPALA Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu menjelaskan sebagian besar dana perlindungan sosial sudah ada di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun memungkinan adanya beberapa perubahan, yang sifatnya merespons kondisi yang ada di masyarakat dan global.
Dia melanjutkan untuk BLT Mitigasi Risiko Pangan sebagai pengganti BLT El Nino, dananya masih akan dicarikan sumbernya.
"Ini tentunya kami akan carikan (dananya). APBN akan tetap bisa fleksibel. Ini tentunya bagian dari strategi kami untuk mengelola APBN itu fleksibel. Jadi kami memang selalu siapkan (dananya) seperti beberapa tahun terakhir," kata Febrio, di Jakarta, Senin (29/1).
Baca juga: Anies-Muhaimin Janji Sisihkan 5% dari APBN untuk Kaum Muda
Lebih lanjut Febrio mengatakan Kemenkeu selalu menggunakan istilah APBN shock absorber. Sehingga apabila ada kebutuhan di masyarakat yang disebabkan gejolak yang terjadi di pasar global, maka APBN bisa tetap siap menyangga.
"Besarannya (BLT) tadi disebut Rp 200 ribu (per bulan) untuk 18,8 juta KPM. Itu tiga bulan pertama dulu. Tahun lalu juga ada (BLT) untuk 2 bulan terakhir. Nah ini kurang lebih mirip dengan itu (hitungannya," kata Febrio.
Baca juga: Gobel Sebut Gorontalo Miskin Akibat Salah Urus
Dia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai sumber dana yang akan dicarikan itu, dan lebih menekankan pada fleksibilitas dari APBN, untuk siap siaga terhadap kebutuhan-kebutuhan tambahan.
"APBN kita fleksibel. Kebutuhan-kebutuhan anggaran yang sudah ada selalu kita bisa penuhi. Juga kalau ada kebutuhan yang sifatnya butuh intervensi, APBN tetap siap karena dari awal memang kita siapkan APBN untuk yg tambahan-tambahan," kata Febrio.
Sebelumnya Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengatakan total anggaran untuk BLT mitigasi risiko pangan sebesar Rp 11,25 triliun untuk 18 juta KPM.
Nilai tersebut, dijelaskan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bahwa akan diberikan sebesar Rp 200 ribu per bulan per KPM untuk bulan Januari, Februari, dan Maret, dan langsung diberikan sekaligus pada bulan Februari. (Try/Z-7)
Terkini Lainnya
Pemerintah Dinilai tidak Optimal Tekan Angka Kemiskinan
DPR tak Sepakat Narasi Anggaran Bansos Rp496 Triliun
Organisasi Nirlaba Harus Pertahankan Nilai Demi Misi Keberlanjutan
Realisasi Perlindungan Sosial hingga 29 Februari Capai Rp37,9 Triliun
BPJS Ketenagakerjaan Beri Santunan pada Ahli Waris Anggota PKK
BPJS Ketenagakerjaan Sosialisasi Program Jamsostek Kepada PT Lion Express
Family Office di Indonesia, Sandiaga: Sifatnya Peluang Dana Tambahan
Dana 5.000 Rekening Judi Online Mengalir ke 20 Negara
Mantan Exco: Kerjasama PSSI dan Pemerintah Daerah Baik untuk Pembinaan Sepak Bola
Muhammadiyah Tarik Dana Besar, Bagaimana Nasib BSI?
Muhammadiyah: Penarikan Dana dari BSI untuk Hindari Potensi Risiko
Pemerintah Kembangkan Program Agar Masyarakat Bisa Akses Dana BPDLH
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap