visitaaponce.com

Akselerasi Mobil Listrik Perlu Kolaborasi Banyak Pihak

Akselerasi Mobil Listrik Perlu Kolaborasi Banyak Pihak
Petugas melakukan pengisian daya kendaraan listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Kawasan Gelora Bung Karno Jakarta.(Antara)

PENETRASI kendaraan listrik di Indonesia masih dihadapkan berbagai tantangan. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, BUMN, bahkan mahasiswa menjadi penting untuk bisa memasifkan kendaraan listrik demi tercapainya cita cita transisi energi.

Dalam memasifkan kendaraan listrik, pemerintah telah melakukan berbagai langkah strategis, seperti penyediaan infrastruktur untuk menumbuhkan minat masyarakat untuk beralih. Hingga Desember 2023, stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di Indonesia mencapai 932 unit. Jumlah tersebut tersebar di seluruh Indonesia dan siap melayani seluruh kebutuhan masyarakat pengguna mobil listrik. Sedangkan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) untuk sepeda motor listrik ada 1.772 unit.
 
"Pemerintah juga memberikan berbagai kemudahan untuk pihak swasta maupun investor untuk sama-sama menjamurkan infrastruktur ini. Menjamurnya infrastruktur ini mampu menumbuhkan minat masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik," kata Inspektur Ketenagalistrikan Ahli Muda Kementerian ESDM Andi Hanif dalam acara Gatrik Goes to Campus di Politeknik Negeri Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/2/2024).

Analis Kebijakan Ditjen EBTKE Robi Kurniawan menambahkan pentingnya masyarakat pindah dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik sebagai akselator penting dalam menurunkan emisi karbon. Pada 2030, Indonesia mentargetkan bisa mengurangi hingga 358 juta ton CO2 emisi karbon. "Sedangkan penggunaan kendaraan listrik merupakan salah satu instrumen dalam reduksi dan energi efisiensi. Masifnya kendaraan listrik di Indonesia mampu berkontribusi dalam mengurangi 7,23 juta ton CO2 per tahun," katanya.

Baca juga : Rayakan 90 Tahun, Nissan hadirkan Kendaraan Full Electric Ariya dan Sakura Tegaskan Visi 'Nissan Ambition 2030'

Untuk bisa memberikan berbagai opsi kepada masyarakat, pemerintah juga membuka program konversi motor listrik. Upaya ini, selain lebih hemat dari sisi masyarakat, juga mampu memaksimalkan jumlah kendaraan yang ada saat ini tetapi dengan pengurangan emisi yang lebih masif. Ia menjelaskan dengan konversi motor BBM ke motor listrik, pemerintah bisa menghemat impor BBM hingga 13,77 juta barel per tahun. Penurunan emisi bisa mencapai 4,16 juta ton per tahun dan konsumsi listrik nasional bisa tumbuh hingga 2,6 TWh per tahun.

National Project Manager Enhancing Readiness for the Transition to Electric Vehicles in Indonesia (Entrev) Eko Adji Buwono menjelaskan konversi motor menjadi salah satu upaya strategis pemerintah. Sebab, pertumbuhan kendaraan BBM di Indonesia saat ini mencapai 153 juta kendaraan. Sebagai kontributor utama emisi, kendaraan BBM perlu diubah menjadi kendaraan listrik untuk mengakselerasi reduksi emisi di Indonesia. "Berbagai langkah yang sudah disiapkan oleh pemerintah perlu dukungan semua pihak. Kerja sama pentahelix menjadi hal yang penting. Keterlibatan langsung BUMN, privat sektor, industri, bahkan hingga masyarakat mampu menumbuhkan kesadaran komunal sehingga mempercepat transisi energi," kata Eko.

Eko menjelaskan Entrev bekerja sama dengan UNDP dan GEF bersama pemerintah memetakan berbagai langkah strategis untuk bisa mempercepat penetrasi kendaraan listrik ini. "Ekosistem kendaraan listrik tidak hanya mengurangi emisi tetapi justru bisa menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi. Entrev bersama pemerintah menjadi katalisator dalam pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik untuk lebih masif lagi," papar Eko.

Dosen Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung Haryadi menegaskan peran akademisi dan perguruan tinggi dalam ekosistem kendaraan listrik juga sangat penting. Ke depan, ekosistem kendaraan listrik terlebih lagi transisi energi butuh sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Tanpa SDM yang adaptif dalam pertumbuhan teknologi dan tuntutan zaman, target net zero emission (NZE) yang diemban pemerintah akan sulit tercapai. "Perguruan tinggi memegang peranan penting dalam penguatan riset dan penyiapan SDM unggul untuk bisa menjalankan transisi energi di Indonesia," tegas Haryadi. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat