Ekonomi Biru Dianggap jadi Masa Depan Perairan Indonesia
![Ekonomi Biru Dianggap jadi Masa Depan Perairan Indonesia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/d7f90ef08a6b7a5adb0ca07a0d6d820c.jpg)
BLUE economy, atau ekonomi laut, saat ini telah menjadi perhatian utama secara global. Dia menjelaskan bahwa Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah merumuskan sebuah rencana untuk mengintegrasikan berbagai kebijakan, program, dan kegiatan yang melibatkan berbagai pihak terkait.
Menurut Dekan Fakultas Humaniora President University Syafi'i Anwar, roadmap ini diharapkan akan menjadi pedoman bagi Indonesia dalam mengembangkan ekonomi kelautan yang berkelanjutan. Hal ini akan menjadi sumber referensi penting bagi Indonesia dalam mengembangkan potensi ekonomi lautnya.
"Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah membuat roadmap untuk mengkonsolidasikan semua kebijakan, program, dan kegiatan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan," kata Syafi'i Anwar dalam kuliah tamu The Impact of Blue Ocean Economy: The Ocean Wealth and Ocean Health belum lama ini.
Baca juga : Kontribusi PDB Maritim Indonesia Baru 7%, Ekonomi Biru Perlu Dieksplorasi
Dalam kuliah tamu tersebut, Duta Besar Sri Lanka untuk Indonesia dan ASEAN, Admiral Jayanath Siri Kumara Colombage menjelaskan bahwa 71% dari permukaan bumi adalah lautan, dengan 95% dari isi bumi terdiri dari air dalam berbagai bentuk seperti sungai, rawa-rawa, dan danau. Namun, konsep blue economy masih kurang dikenal secara luas, sementara sumber daya laut yang melimpah semakin terancam akibat polusi dan aktivitas manusia yang merusak.
"Kita sudah sering mendengar istilah Green Economy, tapi kurang mengenal konsep Blue Economy," ujar Jayanath.
Blue economy sebenarnya merujuk pada eksploitasi sumber daya laut secara berkelanjutan. Potensi sumber daya laut yang melimpah dapat dieksploitasi untuk berbagai kegiatan, seperti industri pariwisata, energi terbarukan, eksploitasi mineral bawah laut, restorasi ekosistem laut, serta pengembangan teknologi dan bioteknologi laut.
Baca juga : Jokowi: Semua Negara Mendorong Investasi Ramah Lingkungan
Namun, upaya mengembangkan blue economy tidaklah mudah. Berbagai tantangan seperti pengeboran lepas pantai, pembuangan limbah, dan pemanasan global menjadi hambatan yang perlu diatasi. Untuk menghadapi tantangan ini, Jayanath menyarankan Indonesia dan Sri Lanka untuk berkolaborasi dan saling berbagi pengalaman dan pengetahuan.
"Indonesia dan Sri Lanka bisa berkolaborasi, saling berbagi pengalaman, pengetahuan, dan best practices untuk mengatasi tantangan tersebut," paparnya.
Indonesia dan Sri Lanka memiliki kesamaan dalam hal ketergantungan pada laut sebagai sumber ekonomi, serta rentan terhadap ancaman pemanasan global. Kolaborasi antara kedua negara diharapkan dapat menciptakan laut yang lebih sehat dan berkelanjutan, yang pada gilirannya akan membawa kemakmuran bagi kedua negara tersebut.
Baca juga : Menko Airlangga Dorong Engineering ASEAN Untuk Terus Kembangkan Green dan Blue Economy
"Hanya laut yang sehat yang bisa mendatangkan kemakmuran," tegas Jayanath.
Sementara itu, rektor President University Handa S. Abidin menambahkan, Sri Lanka dan Indonesia memiliki beberapa kesamaan dan keterkaitan.
"Ada beberapa kata dalam bahasa Sri Lanka yang hampir sama dalam pengucapan dan maknanya dengan kata-kata dalam bahasa Indonesia. Selain itu, ada nama jalan di Sri Lanka yang mirip dengan nama jalan di Indonesia. Selain itu, ada beberapa penduduk keturunan Indonesia yang tinggal di Sri Lanka," tandas Handa. (Z-10)
Terkini Lainnya
Bali Ocean Days 2024: Komitmen AIS Forum untuk Dorong Inovasi Berkelanjutan
Aruna Hadir di IDF 2023: Bahas Upaya Bisnis untuk Ekonomi Biru
Di KTT AIS Forum, Akademisi Angkat Isu Sistem Perikanan Berkelanjutan
Indonesia-Portugal Perkuat Kerja Sama, Ekonomi Biru Jadi Investasi Prioritas
Bappenas Dorong Pengintegrasian Karbon Biru dalam Kebijakan Perubahan Iklim
Ekonomi Sirkular Tingkatkan PDB dan Tambah Lapangan Pekerjaan
Mensos Tri Rismaharini Harus Bertanggung Jawab atas 46% Bantuan Sosial yang Tidak Tepat Sasaran
Pengamat: Bansos Salah Sasaran Rugikan Masyarakat
Satu Data Ketenagakerjaan Siap Berkolaborasi dengan Regsosek
Program tak Sesuai Rencana, bukan Kesalahan Satu Pihak
Kepala Bappenas Singgung Pembelian Motor Trail untuk Program Revolusi Mental
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap