visitaaponce.com

Pasokan Minyak Mentah Dunia Dikhawatirkan Terguncang akibat Konflik Iran-Israel

Pasokan Minyak Mentah Dunia Dikhawatirkan Terguncang akibat Konflik Iran-Israel
Aktivitas Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.(Dok. Antara)

GURU Besar Ekonomi Internasional Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Mari Elka Pangestu mengungkapkan dampak eskalasi konflik Israel-Iran memicu adanya guncangan pasokan atau supply shock minyak mentah dunia.

Mari menuturkan supply shock akan terjadi bila Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu utama Israel menjatuhkan sanksi lebih berat ke Iran dengan pembatasan penjualan minyak Iran ke pasar internasional. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya pasokan minyak. Iran merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia dengan memproduksi sekitar 3 juta barel per hari (bpd) dan ekspor minyak mencapai 1 juta bpd di 2023.

"Jika AS meningkatkan sanksi ke Iran dan punya dampak kepada kapasitas minyak Rusia untuk mengirim minyak, maka supply shock minyak bisa terjadi," ujarnya dalam webinar 'Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI', Senin (15/4).

Baca juga : Konflik Iran-Israel, Harga Minyak Mentah Dunia Bisa Tembus US$100 per Barel

Masalah pasokan minyak mentah dunia juga dapat terjadi bila terdapat gangguan di Selat Hormuz yang menjadi titik penghubung utama antara Iran dan Oman dan merupakan jalur vital perdagangan minyak dunia. Hal ini dapat membuat harga minyak dunia meroket ke level tertinggi.

"Dengan adanya pengurangan produksi minyak dari Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), maupun gangguan dari rute jalur minyak yang bisa terjadi di Selat Hormuz, diperkirakan harga minyak dunia akan naik," jelas mantan menteri perdagangan di era SBY itu.

Penguatan dolar AS setelah data inflasi AS yang kuat, ujar Mari, juga memberikan tekanan pada harga minyak mentah dunia. Dolar yang kuat membuat minyak menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain. Harga bahan bakar minyak (BBM) di Tanah Air pun akan ikut terbang dan bisa mempengaruhi tingkat inflasi. Serta, risiko fiskal bisa terjadi karena anggaran subsidi BBM akan membengkak.

Baca juga : Hendak Serang Balik Israel, Sebetulnya Seberapa Kuat Posisi Militer Iran?

"Bakal ada defisit anggaran karena kalau harga minyak dunia naik tentunya subsidi BBM juga akan naik ya, kecuali harga BBM mau dinaikkan," pungkas Mari.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji menyebut dampak dari eskalasi konflik Iran-Israel menyebabkan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) menembus US$100 per barel.

"Kemungkinan besar harga ICP akan naik menjadi US$100 per barel. Tapi, apakah itu akan berkelanjutan atau spike, saya rasa cenderung menunggu dulu apa reaksi Israel dan Amerika terhadap konflik itu," ucapnya.

Baca juga : Apa Dampak Perang Israel-Hamas bagi Pasar Minyak Dunia? Ini Prediksinya

Meski, sumber utama impor BBM Indonesia bukan dari Iran, Tutuka mengatakan pemerintah sudah menyiapkan antisipasi mencari sumber-sumber impor minyak karena kekhawatiran eskalasi konflik Iran-Israel mempengaruhi distribusi minyak dunia.

Ia menjelaskan sumber utama impor BBM Indonesia ialah Singapura dengan porsi 56,58%, lalu dari Malaysia dengan 26,75%, impor BBM dari India dengan 6,28% dan negara lainnya. Sementara, Indonesia mengimpor minyak mentah dari Nigeria, Saudi Arabia, Angola dan Gabon.

"Tidak ada impor BBM dengan Iran. Kalau terjadi eskalasi konflik kita antisipasi dengan mengidentifikasi sumber-sumber impor kita. Dibelokkan ke mana (distribusinya), atau dicarikan tempat mana. Itu yang penting," tutup Tutuka.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat