visitaaponce.com

BNI Bukukan Laba Bersih Rp5,33 Triliun di Triwulan I 2024

BNI Bukukan Laba Bersih Rp5,33 Triliun di Triwulan I 2024
Gedung Menara BNI, Pejompongan, Jakarta, dengan latar belakang pemandangan Kota Jakarta, Kamis (20/08/2020).(MI/BRIYANBODO HENDRO)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berhasil membukukan laba bersih senilai Rp5,33 triliun di triwulan pertama 2024. Capaian tersebut tumbuh 2% dari tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan perolehan laba bersih itu diraih lantaran perusahaan memiliki mengalami perbaikan fundamental, termasuk peningkatan fee based income, efisiensi operasional, serta kualitas aset yang terus membaik.

"Pendapatan non bunga berupa fee-based income dan loan recovery pada triwulan I 2024 mencapai Rp5,1 triliun atau tumbuh 15,9% dari sebelumnya sebesar Rp4,4 triliun," ujarnya dalam konferensi pers pemaparan kinerja keuangan BNI triwulan I 2024, Senin (29/4).

Baca juga : BNI Menyasar Downstream Sector  

Dengan peningkatan tersebut, kata Royke, komposisi pendapatan non bunga telah berkontribusi sebesar 35% dari total pendapatan BNI pada kuartal I-2024, terutama berasal dari fee income surat berharga dan fee dari bisnis sindikasi.

Sementara total penyaluran kredit BNI di tiga bulan pertama tahun ini tercatat sebesar Rp695,16 triliun, tumbuh 9,6% (yoy) dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp634,3 triliun. Catatan gemilang penyaluran kredit itu banyak didukung oleh penyaluran kredit perseroan ke UMKM.

Royke mengatakan, perseroan berhasil mengembangkan segmen pembiayaan UMKM dan konsumer melalui perusahaan anak PT Bank Hibank Indonesia (hibank) dan BNI Finance sebagai mesin pertumbuhan baru di luar kredit korporasi blue chip yang terus tumbuh.

Baca juga : Transformasi Berkelanjutan Dorong Kinerja Positif Jamkrindo

Hal itu tercermin dari pertumbuhan kredit segmen UMKM hibank yang mencapai 72% secara tahunan (yoy) dan pertumbuhan pembiayaan BNI Finance yang meningkat 370% (yoy) didominasi oleh pembiayaan konsumer.

Dengan pertumbuhan kredit pada triwulan I 2024, BNI membukukan pendapatan bunga Rp15,87 triliun, tumbuh 7,2% (yoy) dari sebelumnya sebesar Rp14,8 triliun, yang didorong oleh kinerja fungsi intermediasi yang sehat.

Pertumbuhan yang kuat itu turut didukung oleh perbaikan kualitas aset dengan Non Performing Loan (NPL) gross yang turun dari 2,8% pada triwulan I 2023 menjadi 2,0% pada triwulan I 2024. Itu juga diikuti dengan biaya yang menurun 40 basis poin secara tahunan menjadi 1,0% pada triwulan I 2024.

Baca juga : Perkuat Pengambilan Keputusan Kredit, Smart Finance Gandeng CBI

Peningkatan kualitas aset tetap menjadi fokus perusahaan yang diharapkan akan mendorong kinerja fungsi intermediasi yang berkelanjutan di tengah tantangan geopolitik global, tekanan inflasi, dan suku bunga.

Royke juga menegaskan, perseroan terus melanjutkan transformasi perusahaan yang sudah berjalan selama tiga tahun agar mampu memberikan tingkat profitabilitas yang kuat dan sehat dalam jangka panjang.

"Fundamental BNI semakin sehat dan kuat berkat program transformasi yang menjadi langkah besar kami untuk terus tumbuh dan berkembang serta beradaptasi terhadap tantangan di tingkat nasional dan global," kata Royke.

Baca juga : BRI Branch Office Bogor Dewi Sartika Pegang Teguh 3 Ekosistem untuk Salurkan Kredit Bagi UMKM

Adapun distribusi penyaluran kredit BNI ke korporasi swasta tercatat mencapai Rp272,1 triliun, atau tumbuh 14% (yoy). BNI juga mencatat penyaluran kredit ke BUMN sebesar Rp102,7 triliun atau tumbuh 23% (yoy).

Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, Pada segmen kredit konsumer, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) juga tumbuh 10,3% (yoy) menjadi Rp60,1 triliun. Adapun Kredit Tanpa Agunan tumbuh 17% (yoy) menjadi Rp52,1 triliun. Sementara itu, pertumbuhan Kartu Kredit mencapai 10,4% (yoy) menjadi Rp14,2 triliun.

"Kami melihat seluruh sektor mampu tetap tumbuh positif, berkualitas, dan resilient dengan fokus pada sektor perdagangan di tengah tekanan geopolitik global, nilai tukar, inflasi serta kenaikan suku bunga," ujar Novita.

Sedangkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat mencapai Rp780,23 triliun atau tumbuh 4,9% (yoy), sejalan dengan peningkatan transaksi berbasis dana murah. Tercatat, kontribusi Current Account Savings Account (CASA) masih mendominasi sebesar Rp543,50 triliun atau 69,7% dari total DPK. CASA BNI tersebut naik 6,0% dibandingkan triwulan I 2023.

"Kami menyadari adanya tren kenaikan suku bunga yang berdampak pada kenaikan biaya dana pada triwulan I 2024, sehingga terjadi penurunan margin. Namun demikian margin bunga bersih (NIM) masih dapat dijaga pada level 4%," kata Novita. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat